Monday, October 25, 2021

 Berikut adalah cuplikan kisah Ibrahim a.s. dalam Buku Kisah Rasul-Rasul, karya Ibnu Katsir, Nama lengkapnya adalah Ibrahim bin Tarikh (250) bin Nahur (148) bin Sarugh (230) bin Raghu (239) bin Faligh (439) bin Abir (464) bin Syalih (433) bin Arfakhsyadz (438) bin Saam (600) bin Nuh a.s.

 

Demikian nash ahlul kitab yang terdapat dalam kitab mereka. Dan di atas penulis telah cantumkan umur mereka pada nama mereka masing-masing.

 

Ibu Ibrahim adalah Buna binti Kartiba bin Kartsi, salah seorang dari Bani Arfakhsyadz bin Saam bin Nuh.

 

Ibrahim diberi gelar “Abu Dhaifan”

 

Ketika Tarikh berumur 75 tahun, lahirlah Ibrahim a.s, Nahur dan Haran. Dari Haran itu lahirlah Luth.

 

Ibrahim adalah Al Ausath. Sedangkan Haran meninggal dunia di tanah kelahirannya ketika ayahnya masih hidup. Tanah kelahirannya itu adalah tanah Kaldaniyyin. Yang mereka maksudkan adalah Babil.

 

Ibnu Abbas mengemukakan, “Ibrahim dilahirkan di Babil. Dinisbatkannya Babil kepada Ibrahim, karena Ibrahim pernah mengerjakan shalat di sana.”

 

Kemudian Ibrahim menikahi Sarah. Nahur menikahi Milka, puteri Haran, yang juga keponakannya sendiri.

Sarah adalah wanita yang mandul, tidak dapat melahirkan keturunan.”

 

Tarikh berangkat bersama puteranya, Ibrahim dan istrinya, juga Luth yang merupakan anak pamannya, dan Haran dari tanah Kaldaniyyin menuju ke tanah orang-orang Kan’an. Kemudian mereka singgah di Carrhae (Huran), dan disanalah Tarikh meninggal dunuia dalam usia 250 tahun. Yang demikian itu menunjukkan bahwa Ibrahim tidak dilahirkan di Carrhae, tetapi di Babil.

 

Selanjutnya mereka berangkat menuju ke tanah air bangsa Kan’an, yaitu Baitul Maqdis. Kemudian mereka menetap di Carrhe, yaitu tanah Kaldaniyyin pada zaman itu. Demikian tanah Jazirah dan Syam. Mereka itu menyembah tujuh bintang. Dan orang-orang yang membangun kota Damaskus dulu juga memeluk agama itu. Mereka berkiblat ke kutub selatan dan juga menyembah tujuh bintang baik berupa perbuatan maupun ucapan. Oleh karena itu setiap pintu dari tujuh pintu kuno Damaskus memiliki gambar yang melambangkan ketujuh bintang. Dan untuk ketujuh bintang itu mereka mengadakan hari raya dan juga kurban.

 

Demikian itulah penduduk Carrhae menyembah bintang-bintang dan berhala. Pada saat itu semua orang yang di muka bumi ini kafir kecuali Ibrahim Al Khalil, istrinya dan keponakannya yang bernama Luth a.s.

 

Allah SWT telah menghilangkan berbagai kejahatan dan kesesatan dari diri Ibrahim, karena Allah Ta’ala telah memberikan hidayah kebenaran kepadanya ketika ia masih kecil, menjadikannya sebagai seorang rasul, dan mengangkatnya sebagai kekasih saat sudah dewasa. Berkenaan dengan hal tersebut, Allah Ta’ala berfirman:

 

“Dan sesungguhnya Kami telah menganugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun). Dan Kami mengetahui keadaannya” (QS Al Anbiya: 51)

Dalam surat Al Ankabut, Allah Ta’ala berfirman, menceritakan tentang kisah Ibrahim:

 

Dan ingatlah kisah Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya, “Sembahlah Allah dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian itu adalah lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui. Sesungguhnya apa yang kalian sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kalian membuat dusta [maksudnya mereka menyatakan berhala-berhala itu dapat memberi syafa’at kepada mereka di sisi Allah. Dan ini adalah dusta]

Sesungguhnya yang kalian sembah selain Allah itu tidak mampu memberi rezeki kepada kalian, maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia serta bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kalian akan dikembalikan. Dan jika kalian mendustakan, maka umat yang sebelum kalian juga telah mendustakan. Dan kewajiban rasul itu tidak lain hanya menyampaikan (agama Allah) dengan seterang-terangnya.”

 

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaannya, kemudian mengulanginya kembali. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

 

Katakanlah, “Berjalanlah di muka bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan manusia dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi [maksudnya: Allah membangkitkan manusia sesudah mati kelak di akhirat]. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Allah mengazab siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi rahmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya pula. Dan kepada-Nya kalian akan dikembalikan. Dan kalian sekali-kali tidak dapat melepaskan diri dari azab Allah di bumi dan tidak pula di langit dan sekali-kali tiada bagi kalian pelindung dan penolong selain Allah.”

 

Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan-Nya, mereka putus asa dari rahmat-Ku dan mereka itu mendapat azab yang pedih.

 

Maka tidak ada jawaban kaum Ibrahim selain mengatakan, “Bunuhlah atau bakarlah ia.” Lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman.

 

Dan Ibrahim berkata, “Sesungguhnya berhala-berhala yang kalian sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih saying di antara kalian dalam kehidupan dunia ini. Kemudian pada hari kiamat sebagian kalian mengingkari sebagian yang lain dan sebagian kalian melaknat sebagian yang lain. Dan tempat kembali kalian adalah neraka. Dan sekali-kali tidak ada bagi kalian seorang penolong pun.”

 

Maka Luth membenarkan kenabiannya (Ibrahim). Dan Ibrahim berkata, “Sesungguhnya aku akan pindah ke tempat yang diperintahkan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya Dialah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”

 

Dan kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Ya’kub, dan Kami jadikan kenabian dan Al Kitab kepada keturunannya, serta Kami berikan kepadanya balasan di dunia [yaitu dengan memberikan anak cucu yang baik, kenabian yang terus-menerus kepada keturunannya serta puji-pujian yang baik], dan sesungguhnya di akhirat ia (Ibrahim) benar-benar termasuk orang-orang yang shalih. (QS Al Ankabut: 16-27)

No comments:

Post a Comment