Tuesday, April 18, 2023

 Dulu, awal-awal pindah ke Belanda sempat pontang-panting ingin melanjutkan karir. Tapi ternyata berbekal pengalaman jadi dokter, direktur rumah sakit dan marketing manager di Indonesia pun tak cukup jika tak fasih berbahasa Belanda. Selain itu, it’s a whole different ball game, persaingannya skala internasional. Dan kalaupun hampir dapat pekerjaan yang diinginkan, last minute aneh si kecil selalu sakit. Dan itu terjadi berkali-kali sampai bisa terbaca polanya. 


Saya selalu ingat pesan Mama saya saat menghibur dan memberi semangat, “Udah fokus saja pegang anak-anak dulu. Kalau pekerjaan akan selalu ada tapi waktu emas sama anak-anak tak akan terulang.” Saya coba move on. Menelan pil pahit harus memendam dulu ambisi karir saya sebelumnya. 


Tapi kemudian ketika saya ikhtiar menghadapkan wajah hati kepada apa-apa yang Gusti Allah berikan, hidup jadi makin nyaman dan jalan rezeki terbuka lahir batinnya. Saya bersaksi untuk itu. Ternyata benar cara menjalani kehidupan adalah sesimpel merespon dengan baik semua yang Dia sampaikan di tangan kita. Gunakan setiap kegiatan yang ada jadi ikhtiar untuk beramal sholeh.  

Membersihkan rumah, merapikan pakaian, mengantar anak sekolah, berbelanja dan menyiapkan makanan, semuanya dinikmati. Ya, semuanya. Karena sungguh setiap hal adalah nikmat-Nya, sebuah pengaturan Allah Ta’ala untuk keberkahan jiwa dan raga kita. Penghidupan lahir dan batin. Yang kalau kita syukuri apapun, berapapun dan bagaimanapun keadaannya, itu yang membuka keberkahan tidak hanya bagi diri sendiri tapi juga bagi lingkungannya.


Yuk, tersenyum dan sambut semua takdir dengan baik. Agar Dia pun ridho dengan kelakukan kita yang masih begini-begini dan segenap ibadah kita yang pas-pasan adanya.


27 Ramadhan 1444 H

Monday, April 17, 2023

 There was a time when i feel unease facing uncertainty.


Now i have realized that uncertainty is a way to unfold the sacred plan that God has prepared for us all. 


Alhamdulillah


Approaching 27 Ramadhan 1444 H

Wednesday, April 12, 2023

 Manusia tidak akan bisa mencapai hakikat kecuali dengan mensucikan dirinya, karena sifat-sifat duniawi tidak akan meninggalkannya hingga ia meraih hakikat. Itulah kebenaran dan kebaikan sejati.


Ketika ia mencapai ilmu tentang hakikat Allah, semua kebodohannya sirna. Tingkatan ini takkan bisa dicapai melalui pembelajaran. Hanya Allah yang dapat mengajarkannya, tanpa perantara. Orang yang dianugerahi pengetahuan ini akan meraih tingkatan ma'rifat sehingga ia mengenal Tuhannya dan menyembah-Nya.

- Syaikh Abdul Qadir Jailani dalam Sirr al Asrar