Tuesday, November 17, 2020

Reciprocal love is nature based love. I do something good for you, you do something good for me. And love for each other goes back and forth. It can increased and decreased.


Divine based love or spirit based love is the one that cannot be increased and decreased. It is just is.

And there is nothing you can do that will make me love you more or love you less.


- Ibn Arabi words cited by Shuayb Eric Winkel in his presentation about “The New Earth” - The Futuhat Project.

Sunday, November 1, 2020

 15.Al-Ḥijr : 19


وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ


Dan Kami telah menghamparkan Bumi dan Kami pancangkan padanya gunung-gunung serta Kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran.


15.Al-Ḥijr : 20


وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ وَمَنْ لَسْتُمْ لَهُ بِرَازِقِينَ


Dan Kami telah menjadikan padanya sumber-sumber kehidupan untuk keperluanmu, dan (Kami ciptakan pula) makhluk-makhluk yang bukan kamu pemberi rezekinya.


Allah Sang Rabbul 'Alamiin, Sang Pemelihara alam semesta yang memberi rezeki segenap ciptaannya. Bayi yang baru lahir tak pusing memikirkan makanannya, semua Allah datangkan dengan menggerakkan makhluk-makhluknya. Si bayi kemudian beranjak dewasa, akalnya mulai terlatih untuk beradaptasi di dunia sebab-akibat, tapi ia menjadi lupa bahwa Sang Pemberi Rezeki yang telah, sedang dan akan selalu menjamin rezekinya. Dia kemudian menjadi tertawan di hukum bumi, seolah kalau tidak ada pekerjaan nasib dia dan keluarganya menjadi terlunta-lunta, seolah kalau tidak punya tabungan masa depan jadi suram, seolah kalau tidak punya asuransi masa depan anaknya tak terjamin. Orang beriman tidak akan begitu, ia akan jernih melihat duduk permasalahan dengan tetap melihat bahwa apa yang terjadi ada Yang Mengendalikan.


Dengan kesadaran Dia Sang Pemberi rezeki, mestinya kita pun bisa lebih ringan dalam hidup, tak perlu menanggung tanggung jawab berlebih atas rezeki keluarga, penghiduoan anak, kesejahteraan orang tua dan apa-apa yang ada dalam tanggungan kita. Ikhtiar optimal itu wajib tapi jangan menyandarkan hati pada sekadar ikhtiar itu yang kemudian terpeleset pada prasangka jika kita tidak berdaya memenuhi segenap tanggungan kita seolah Allah pun tidak berkutik.


Kita hanya makhluk ciptaan yang sepenuhnya bergantung kepada Sang Pencipta. Kiranya perenungan pada dua ayat Al Quran di atas bisa membuat hati menjadi lebih tenang terkait permasalahan rezeki. Aamiin.


(Kajian Suluk Online)