Tuesday, May 30, 2017

Rasulullah Saw bersabda, "Sesungguhnya seorang mukmin tercipta dalam keadaan mufattan (penuh cobaan), tawwab (senang bertaubat), dan nasaa' (suka lupa), (tetapi) apabila  diingatkan ia segera ingat."
(Hadits Shahih No. 2276)

Monday, May 29, 2017

Manusia bahkan nabi sekali pun tidak bisa ke surga tanpa rahmat Allah.
Maka kita tidak bisa mengandalkan amal-amal kita untuk menuju-Nya,
adapun kita hanya berjuang untuk memikat hati-Nya sehingga Dia berkenan melimpahkan rahmat-Nya.

- Zamzam AJT

Friday, May 19, 2017

Janganlah membuat sarang, seperti laba-laba, dari air liur dukacita
Namun serahkan dukacita kepada Dia yang menganugerahkannya
Dan janganlah diperbincangkan lagi
Bila kamu diam, bicara-Ny adalah bicaramu;
Bila kamu tidak menenun, maka penenunnya adalah Dia.

Jalaluddin Rumi (D 922)

Tuesday, May 16, 2017

Menjadi tidak ada itu adalah prasayarat bagi menjadi ada.

- Jalaluddin Rumi, D 2462

Monday, May 15, 2017

Di neraka, para penghuni neraka akan merasa lebih bahagia dibanding di dunia, sebab di dunia mereka tidak ingat kepada Allah, sedangkan di neraka mereka ingat kepada-Nya - dan tidak ada yang lebih manis selain mengenal Allah.

- Jalaluddin Rumi, Fiihi maa fiihi

Saturday, May 13, 2017

Tanda Kebencian Allah Atas Hamba

Tiga perkara sebagai tanda kebencian Allah atas seorang hamba, banyak bermain, banyak memperolok-olok, dan banyak ghibah.
-Syaikh Sari As-Saqathi-
Segala yang dapat kamu pikir itu fana.
Yang tidak dapat terpikirkan, itulah Tuhan!

- Jalaluddin Rumi (M II 3107)
Agar dapat dilihat, kelembutan ruh memerlukan materi.

- Jalaluddin Rumi
Jangan tinggalkan daku dalam kesedihan ini, Tuhan,
bukalah lebar-lebar pintu kegembiraan!

- Jalaluddin Rumi ( D 2046)

Friday, May 12, 2017

Jalaluddin Rumi selalu menekankan bahwa orang harus melihat realitas di balik tabir, penunggang kuda di balik debum dan dia juga tahu bahwa sebenarnya duri itu adalah bagian dari bunga mawar.

Semua bunga mawar, meski sisi luarnya kelihatan seperti duri.
(D 859)

- Annemarie Schimmel dalam buku Akulah Angin Engkaulah Api: Hidup dan Karya Jalaluddin Rumi
Hanya melalui kepedihanlah  manusia dapat tumbuh menjadi manusia sejati.

- Jalaluddin Rumi

Monday, May 8, 2017

"Tanda pengenalan hamba-hamba-Ku di hatinya terhadap-Ku ialah dengan menyangka baik terhadap qadar-Ku, tiadalah dikeluh-kesahkannya hukum-hukum-Ku, tiadalah dirasakannya lambat karunia-Ku dan senantiasa malu berbuat maksiat”. (HR. Dailami)

Hadits Dalam Kitab Ihya Ulumuddin

Tanya:
Kenapa kitab Ihya Ulumuddin tetap bertahan, walaupun diisukan banyak hadist maudhu di dalamnya?

Jawab:
Ihya Ulumuddin ditulis oleh Imam al Ghazali. Imam al ghazali memperoleh ijazah dari Ahmad ar-Razkani dalam bidang ilmu fiqih, lalu Abu Nasr al-Ismail di Jarajan, dan Imam Harmaim di Naisabur. Oleh sebab Imam al-Ghazali memiliki ketinggian ilmu, dia telah dilantik menjadi mahaguru di Madrasah Nizhamiyah (sebuah universitas yang didirikan oleh perdana menteri) di Baghdad pada tahun 484 Hijrah.
Dengan begitu, Imam al Ghazali sangat memahami kadiah-kaidah ilmiah dalam ilmu mutsalah hadist, disiplin keilmuan tradisi islam yang membahas perihal kajian sanad dan matan hadist. Ini bisa terlihat dari bagaimana al Ghazali menulis rujukan Quran dan hadistnya di kitab Ihya.
Di setiap bab Ihya yang beliau tulis, Imam Ghazali selalu memulainya dgn ayat-ayat quran sebagai rujukan utamanya. Kemudian beliau iringi dengan rujukan hadist-hadist sahih yg mutawatir. Kemudian hadis sahih yg ahad, kemudian yg hasan jika ada, kmudian dhaif jika ada, kmudian yg ikhtilaf kedhaifannya --terjadi perbedaan antar ulama hadist soal kualitas sanadnya-- jika ada, kemudian yg ikhtilaf maudhu’nya jika ada, kemudian yg semata-mata maudhu.
Namun perlu diperhatikan dalam ilmu mutsalah hadist, jika ada hadist yang dhaif atau maudhu secara sanad, namun matannya bisa dibuktikan selaras dengan quran dan hadist yg lebih shahih sanadnya, maka kualitas hadist tersebut naik menjadi hasan li ghairihi. Itulah mengapa al Ghazali menulis hadist--hadist rujukannya dengan urutan seperti itu di kitab Ihya Ulumuddin.
Kitab Ihya Ulumuddin adalah kitab mahakarya dalam tradisi islam yang mensinergikan dan mendamaikan antara keilmuan fiqh dan keilmuan tasawuf. Sehingga untuk rujukan fiqh, pembaca bisa merujuk pada kutipan quran dan hadist shahih yang dikutip Imam al Ghazali. Sedangkan untuk fadhilah amal --yang umumnya melekat ke tradisi tasawuf--, para ulama mutsalah hadist sepakat bahwa hadist-hadist yang sanadnya kurang shahih bisa di gunakan untuk memahami fadhilah saja, tidak bisa dijadikan rujukan syariah. Rujukan syariah tetap merujuk pada quran dan hadist yang shahih.

(Dari wall FB Rezha Rohadi)

Wednesday, May 3, 2017

Sabar Menanggung Kesulitan

Maka janganlah takut, wahai kalian yang didera oleh penderitaan;
Karena akan ada masa penyembuhan bagimu.
- Kitab Nabi Idris 96:3

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. Alam Nasyroh: 5)

Kawan, menjadi seorang pecinta itu harus menelan dukanya! Dimanakah dukamu? Diamlah! Karena kesabaran itu memerlukan kedewasaan. Dimanakah kedewasaan? ...
- Jalaluddin Rumi

Bersabarlah kalian, karena dunia ini pernuh dengan penderitaan dan musibah. Tidak ada satu pun kenikmatan, kecuali di dalamnya ada bencana; tidak ada satu pun kegembiraan, kecuali disertai kekhawatiran; dan tidak ada satu pun keluasan, kecuali bersamanya ada kesempitan.
- Syaikh Abdul Qadir Jailani