Tuesday, February 19, 2019

Ketika Jibril as Gusar



Pada suatu hari Jibril as diperintahkan untuk menyampaikan wahyu kepada Rasulullah Muhammad saw. Allah berfirman, “Sampaikanlah kepada Muhammad salam-Ku. Tolong sampaikan kepadanya cinta-Ku.” Allah berfirman seperti ini kemudian menyampaikan suatu ayat kepada Jibril as.

Maka datanglah Jibril as ke kediaman Muhammad saw, akan tetapi saat itu beliau sedang pergi dan putrinya Fatimah ra tengah ada di depan pintu.

“Assalaamu’alaikum,”ujar Fatimah.
“Fatimah, dimanakah Rasulullah?”
“Beliau sedang pergi. Assalaamualaikum. Silakan masuk wahai paman, adik lelaki dari ayahku. Silakan duduk.”

Jibril as nampak gusar. Ia hanya pergi disana tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Setelah sekian lama waktu berlalu Fatimah kembali berkata, “Wahai adik lelaki ayahku, yang aku telah katakan (salam) adalah pujian untuk Allah. Aku mengucapkan rahmat dan salam dari Allah, akan tetapi engkau sama sekali tidak membalasku. Aku tidak marah, tapi engkau tidak membalas salamku. Itu adalah tanggungjawabmu. Ketika engkau tidak membalas salam, sesuatu yang merupakan kalimat dari-Nya engkau sungguh menjadi memiliki hutang yang besar.”

Jibril as lantas menjawab, “Alaikumussalam, alaikumussalam, Fatimah.”

“Mengapa engkau gusar kepadaku?”

“Tidak ada kaitannya secara pribadi denganmu. Akan tetapi usia ayahmu belumlah begitu tua. Beliau (saat itu) hanya berusia 50 atau 52 tahun. Sedangkan berapa tahun usiaku! Aku telah membawakan wahyu kepada 124.000 rasul. Akan tetapi engkau memanggilku adik lelaki ayahmu. Itu hal yang tak masuk akal bagiku. Itu yang sedang aku pikirkan sementara aku berdiri disini.”

“Apakah demikian adanya? Sungguh aku tidak mengetahui hal ini.” Jawab Fatimah.

Sesungguhnya Allah Ta’ala tengah menghancurkan rasa bangga yang ada dalam diri sang Jibril as, maka Allah menyelipkan kalimat itu ke dalam lisan seorang Fatimah ra, dan membuatnya berkata demikian.

Tak berapa lama kemudian Rasulullah Muhammad saw datang, lalu Fatimah bercerita tentang apa yang telah terjadi dengan Jibril as.

“Benarkah demikian, wahai Jibril? Karena engkau berkata bahwa dirimu adalah lebih tua dari aku, maka katakanlah hal yang paling menakjubkan di alam semesta yang  pernah engkau saksikan sebelum aku dilahirkan.”

“Ya, aku pernah menyaksikan sebuah hal yang paling menakjubkan di alam ini.”

“Apakah itu?”

“Ada sebuah bintang yang bersinar dari arah baratlaut. Rembulan juga ada disana. Bintang itu tampak menyala selama 70.000 tahun, kemudian menghilang selama 70.000 tahun, akan tetapi bersinar kembali selama 70.000 tahun. Aku pernah menyaksikan terbitnya bintang ini selama 70.000 kali. Sungguh aku pernah menyaksikannya.”

“Benarkah demikian? Apakah engkau melihat bintang itu sekarang?”

“Aku tidak melihatnya saat ini.”

“Jika engkau melihatnya apakah engkau bisa mengatakan apakah itu bintang yang sama yang telah engkau lihat?”

“Ya tentu, aku bisa.”

Kemudian Rasulullah saw melepaskan turbannya dan memperlihatkan kepada Jibril as bagian atas dari kepalanya yang mulia. Dimana bintang itu ada disana bercahaya dengan sangat terang. Jibril as memeluknya sambil menangis saat melihat hal  itu.

“Mengapa engkau menangis? Apakah karena bintang ini? Apakah ini bintang yang kau maksud?”

“Iya…iya..itulah bintangnya.”

(Dikutip dari “Asma’ul Husna the 99 Beautiful Names of Allah”, M.R. Bawa Muhaiyaddeen)

Thursday, February 14, 2019

Pertimbangkanlah didalam apa-apa yang dirimu bersandar kepadanya: karena ia akan menjadi pendampingmu di alam kuburmu.


  • Imam An Niffari