Monday, July 23, 2012

Kumpulan Hadits Tentang Akhlak

Syarah Mukhtaarul Ahaadits Sayyid Ahmad Al-Hasyimi Penerbit Sinar Baru Algensindo, cetakan ke-9, 2008

 7. Carilah oleh kalian derajat yang tinggi di sisi Allah, yaitu hendaknya kamu bersikap penyantun terhadap orang yang tidak mengetahui tentang diri kamu, dan hendaknya kamu memberi kepada orang yang tidak pernah memberi kepadamu. (Riwayat ‘Addi melalui Ibnu Umar ra)

 9. Sampaikanlah keperluan orang yang tidak mampu untuk menyampaikan keperluannya kepada sultan. Barangsiapa yang (menolong) menyampaikan keperluan (orang tersebut) kepada sultan, kelak di hari kiamat Allah SWT akan menetapkan kedua telapak kakinya di atas shirathal mustaqiim. (Riwayat Thabrani melalui Abu Darda)

 41. Allah mencintai seorang hamba yang mudah (berlaku baik) bila menjual, mudah bila membeli, mudah bila membayar hutang dan mudah bila menagih hutang. (Riwayat Baihaqi melalui Abu Hurairah ra)

 62. Apabila engkau menghendaki suatu perkara, maka engkau harus bersikap tenang sehingga Allah memperlihatkan kepadamu jalan keluarnya. (Riwayat Bukhari)

 83. Apabila seseorang di antara kalian keluar mengadakan perjalanan, hendaknya ia berpamitan kepada saudara-saudaranya, karena sesungguhnya Allah menjadikan keberkahan pada doa mereka. (Riwayat Ibnu Asakir melalui Zaid ibnu Arqam)

 87. Apabila seseorang di antara kalian memasuki suatu kaum lalu dipersilahkan baginya, hendaknya ia duduk, karena sesungguhnya tiada lain hal itu merupakan suatu penghormatan dari Allah yang diberikan kepadanya melalui saudaranya yang sesama muslim. Apabila tidak dipersilahkan baginya, maka hendaknya ia melihat tempat duduk yang paling longgar, lalu dudukla ia di tempat tersebut (Riwayat al Harits)

 90. Apabila seseorang di antara kalian diundang untuk suatu wallimah, hendaklah ia mendatanginya. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

 112. Apabila telinga seseorang di antara kalian berdenging, hendaknya mengingatku, dan bacalah shalawat untukku, serta ucapkanlah “Semoga Allah mengingat (memelihara) orang yang menyebut-nyebut diriku dengan baik.” (Riwayat Ibnu ‘Addi)

 113. Apabila seseorang di antara kalian bersin, hendaknya mengucapkan Alhamdulillahi Rabbil’alamiin, dan hendaknya saudaranya atau temannya menjawabnya “yarhamukallah” (semoga Allah membelaskasihanimu). Apabila saudara atau temannya mengucapkan ‘yarhamukallah’, hendaknya dijawab ‘yahdikumullah wayushilu baalakum’ (semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan memperbaiki keadaanmu) (Riwayat Abu Daud)

 151. Belas kasihanilah olah kalian tiga macam orang yaitu; orang mulia di antara kaum yang menjadi hina; orang kaya di antara kaum yang jatuh miskin; dan orang alim yang berada di tengah-tengah orang-orang yang jahil (bodoh). (Riwayat Imam al Askari)

 168. Orang yang paling kejam terhadap sesamanya ketika di dunia, kelak di akhirat ia akan mendapat siksa yang paling keras di sisi Allah. (Riwayat Ahmad melalui Khalid ibnul Walid)

 174. Berbuatlah kebajikan kepada orang yang layak menerimanya dan juga kepada orang yang tidak layak menerimanya; apabila kebajikanmu tepat mengenai orang yang layak menerimanya berarti engkau telah memberikannya kepada ahlinya, dan apabila kamu tidak mengenai orang yang layak menerimanya berarti kamu sendirilah yang menjadi ahlinya. (Riwayat al Khatib melalui Ibnu Umar ra) 

209. Keutamaan yang paling afdhal ialah menghubungkan silaturahmi dengan orang yang memutuskannya darimu, memberi kepada orang yang tidak mau memberi kepadamu dan kamu memaafkan orang yang berbuat aniaya terhadap dirimu. (Riwayat Imam Thabrani)

 211. Seorang mukmin yang paling utama Islamnya, ialah terselamatnya orang-orang muslim lainnya dari lisan dan tangannya; dan orang mukmin yang paling utama (afdhal) imannya ialah yang paling baik akhlaknya; dan seorang muhajir yang paling utama, ialah yang menjauhi hal-hal yang diharamkan Allah, dan jihad yang paling utama ialah jihadnya seseorang melawan hawa nafsunya demi karena Allah SWT. (Riwayat Thabrani)

 261. Sesungguhnya Allah SWT Maha Pemurah (jawwad), Dia mencintai sifat pemurah, dan Dia mencintai akhlaq yang mulia serta membenci akhlaq yang rendah (Riwayat Na’im melalui Ibnu Abbas r.a.)

 277. Sesungguhnya Allah SWT menyukai orang yang mudah lagi terbuka. (Riwayat asy Syairazi melalui Abu Hurairah ra)

 278. Sesungguhnya Allah menyukai sikap hati-hati dalam semua perkara (Riwayat Imam Bukhari) 

294. Sesungguhnya Allah SWT berfirman, “Hai anak Adam, Aku sakit tetapi ternyata kamu tidak menjenguk-Ku.” Anak Adam menjawab, “Wahai Rabbku bagaimana aku menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Rabb semesta alam?” Allah menjawab, “Tidakkah kamu ketahui bahwa hamba-Ku yang bernama Fulan sakit, tetapi kamu tidak menjenguknya. Tidakkah kamu ketahui, bahwa seandainya kamu menjenguknya niscaya kamu menjumpai-Ku ada di sisinya? Hai anak Adam, Aku meminta makan kepadamu tetapi kamu tidak memberi-Ku makan.” Anak Adam menjawab, “Wahai Rabb-ku, bagaimana aku memberi-Mu makan, sedangkan Engkau adalah Rabb semesta alam?” Allah menjawab, “Tidakkah kamu ketahui bahwa hamba-Ku yang bernama Fulan meminta makan kepadamu tetapi kamu tidak memberinya makan. Tidakkah kamu ketahui seandainya kamu memberinya makan, niscaya kamu menjumpai (pahala) hal tersebut berada di sisi-Ku. Hai anak Adam, aku meminta minum kepadamu, tetapi kamu tidak memberi-Ku minum.” Anak Adam menjawab, “Wahai Rabbku, bagaimana aku memberi-Mu minum sedangkan Engkau adalah Rabb semesta alam?” Allah menjawab, “Hamba-Ku yang bernama Fulan meminta minum kepadamu tetapi kamu tidak memberinya minum, tidakkah kamu ketahui, seandainya kamu memberinya minum, niscaya kamu menjumpai (pahala) hal tersebut berada di sisi-Ku.” (Riwayat Muslim)

 352. Sesungguhnya manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah kelak pada hari kiamat adalah seseorang yang tidak digauli oleh orang lain karena takut akan kejahatannya. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

 380. Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Ibrahim, “Hai kekasih-Ku, berakhlak baiklah engkau sekalipun terhadap orang-orang kafir, niscaya engkau akan masuk ke dalam golongan orang-orang yang berbakti kepada Allah (al abror). Karena sesungguhnya Aku telah memutuskan terhadap orang-orang yang berakhlak baik bahwa Aku akan menaungi mereka dalam naungan Arsy-Ku, Aku tempatkan mereka di dalam surga-Ku yang suci, dan aku dekatkan mereka dari sisi-Ku. (Riwayat Hakim)

 388. Ingatlah, aku akan memberitahukan kepada kalian tentang ibadah yang paling mudah dan paling ringan bagi tubuh (kalian), yaitu: berdiam dan berakhlak baik. (Riwayat Ibnu Abud Dunya)

 409. Hemat di dalam berbelanja (an nafaqah) merupakan sebagian dari penghidupan (ma’siyah); bersikap kasih sayang terhadap orang lain (tawaddud ilannaas) merupakan sebagian dari akal; dan bertanya dengan cara yang baik merupakan sebagian dari pengetahuan (nisyful ‘ilmi). (Riwayat Thabrani)

 425. Janganlah kalian duduk-duduk di jalanan. Mereka (para sahabat) bertanya, “Bagaimana, kami tidak dapat mengelakkannya lagi, karena sesungguhnya tempat terseut merupakan tempat duduk kami dan tempat kami mengobrol?” Nabi saw menjawab, “Apabila kalian membangkang dan tetap menjadikannya sebagai majelis kalian maka berikanlah kepada jalan haknya.” Mereka bertanya, “Apakah gerangan hak bagi jalan itu?” Nabi saw menjawab, “Merundukkan pandangan mata, mencegah diri untuk tidak melakukan perbuatan yang menyakitkan, menjawab salam, amar ma’ruf dan nahi munkar.” (Riwayat Bukhari)

 437. Ketika ada seekor anjing yang sedang berkeliling mengelilingi sebuah sumur, anjing tersebut hampir mati karena kehausan, tiba-tiba anjing itu terlihat oleh seorang wanita pelacur dari kalangan Bani Israil. Lalu wanita pelacur itu melepaskan khuff-nya, selanjutnya ia mengambil air dengan khuff-nya itu dan memberi minum anjing yang sedang kehausan tersebut, akhirnya ia mendapatkan ampunan (dari Allah) (Riwayat Bukhari dan Muslim)

 439. Muliakanlah orang-orang tua kalian sebagaimana kalian memuliakan anak-anak kalian, dan peliharalah kehormatan wanita-wanita lain sebagaimana kalian memelihara kehormatan wanita-wanita kalian sendiri. Barangsiapa dimintai maaf lalu ia tidak mau menerimanya, niscaya ia tidak akan dapat mencoba telaga(ku). (Riwayat Hakim)

 441. Pada suatu hari ada seorang lelaki berjalan di tengah jalan, lalu ia menemukan tangkai yang berduri di tengah jalan yang dilaluinya, maka ia menyingkirkan tangkai berduri itu (dari jalan). Allah menyukai perbuatannya itu lalu Dia memberi ampunan kepadanya. (Riwayat Bukhari dan Muslim) 

443. Pada suatu hari ada seorang lelaki berjalan, di tengah perjalanan ia merasa kehausan yang sangat, ia menemukan sebuah sumur, lalu ia turun ke dalam sumur dan meminum airnya. Setelah itu ia keluar dari sumur, tetapi tiba-tiba ia melihat seekor anjing yang menjulur-julurkan lidahnya seraya memakan serangga tanah karena kehausan. Lelaki itu berkata kepada dirinya sendiri, “Sesungguhnya anjing ini sedang mengalami kehausan yang sangat seperti yang baru saja kualami.” Lelaki itu turun ke dalam sumur dan memenuhi khuff-nya dengan air, khuff yang penuh dengan air itu digigitnya lalu ia naik ke permukaan, lalu ia memberi minum anjing tersebut. Allah suka perbuatannya itu lalu Dia memberi ampunan kepadanya. Setelah itu ada seorang sahabat bertanya (sehubungan dengan kisah di atas), lalu Nabi saw menjawab, “Pada setiap makhluk yang memiliki hati basah terdapat pahala.” (Riwayat Muslim)

 447. Taat ialah, berakhlak baik; dan dosa ialah, hal-hal yang terbetik di dalam hatimu tetapi engkau tidak senang bila hal itu ditampakkan kepada orang lain. (Riwayat Muslim)

 464. Hendaknya engkau memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan kepada orang yang tidak engkau kenal. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

 481. Rendah hati (tawadhu) tidak menambah kepada seorang hamba kecuali pengangkatan, karena itu bertawadhulah kalian, niscaya Allah akan mengangkat derajat kalian. Memaafkan tidaklah menambah kepada seorang hamba kecuali kemuliaan, karena itu perbanyaklah maaf kalian niscaya Allah akan memuliakan kalian. Tiadalah sedekah itu melainkan makin menambah banyak harta, karena itu bersedekahlah kalian, niscaya Allah merahmati kalian. (Riwayat Ibnu Abud Dunya)

 489. Ada tiga perkara, barangsiapa ketiganya dimiliki olehnya, niscaya Allah akan menaunginya di bawah naungan ‘Arsy pada hari yang tiada naungan kecuali hanya naungan-Nya, yaitu: berwudhu dalam keadaan yang tidak menyenangkan, berjalan ke masjid di kegelapan malam, dan memberi makan kepada orang yang lapar. (Riwayat al Ashbahani)

 491. Ada tiga perkara yang ketiganya kuketahui sebagai perkara yang haq (benar), yaitu: seseorang yang memaafkan suatu perbuatan aniaya, maka Allah menambah kemuliaan baginya; seseorang meminta-minta dengan tujuan untuk memperbanyak (harta) dengan cara itu, maka Allah menambah kefakiran baginya, dan seorang yang bersedekah dengan mengharap pahala Allah SWT, maka Allah menambahkan hartanya karena sedekahnya itu. (Riwayat Baihaqi)

 493. Ada tiga hal yang dapat menyelamatkan, yaitu: takut kepada Allah SWT dalam keadaan sembunyi atau terang-terangan, bersikap adil dalam keadaan ridha atau dalam keadaan marah, dan hemat, baik dalam keadaan miskin maupun dalam keadaan kaya. Dan ada tiga perkara yang dapat membinasakan, yaitu: hawa nafsu yang selalu diperturutkan, kikir yang selalu ditaati, dan kagum terhadap diri sendiri. (Riwayat Abu Syekh)

 516. Diharamkan masuk neraka setiap orang yang berwatak lembut, mudah dan akrab dengan manusia. (Riwayat Ahmad) 

550. Malu merupakan perhiasan, taqwa merupakan kemuliaan, sebaik-baik kendaraan adalah sabar, dan menanti jalan keluar dari Allah SWT merupakan ibadah. (Riwayat Hakim melalui Jabir)

 595. Seorang wanita masuk neraka sebab seekor kucing yang ia ikat dan tidak memberinya makan, serta tidak dibiarkan untuk memakan serangga tanah sehingga kucing itu mati (kelaparan) (Riwayat Bukhari Muslim)

 560. Ada dua watak, bilamana keduanya disandang oleh seseorang maka ia dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan bersabar. Apabila kedua watak tersebut tidak terdapat dalam diri seseorang, maka Dia tidak akan mencatatnya sebagai orang yang bersyukur dan bersabar. Barangsiapa yang melihat kepada orang yang lebih atas dirinya dalam masalah agama, lalu ia mengikutinya; dan dalam masalah duniawi ia melihat kepada orang yang lebih rendah darinya, lalu ia memuji kepada Allah atas karunia yang telah dilimpahkan-Nya kepada dirinya, maka orang tersebut dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan bersabar. Barangsiapa melihat kepada orang lain yang lebih rendah darinya dalam masalah agama, dan dalam masalah duniawi ia melihat kepada orang yang lebih atas darinya, lalu ia menyesali nasib dirinya, maka Allah tidak mencatatnya sebagai orang yang bersyukur dan tidak pula sebagai orang yang bersabar. (Riwayat Turmudzi) 

561. Ada dua macam akhlak yang disukai oleh Allah, dua akhlak yang dibenci oleh-Nya. Adapun dua akhlak yang disukai oleh Allah adalah dermawan dan berani. Adapun dua akhlak yang tidak disukai oleh-Nya adalah akhlak yang buruk dan kikir. Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, maka Dia menjadikannya sebagai amil yang selalu memenuhi keperluan-keperluan orang banyak. (Riwayat Baihaqi melalui Ibnu Amr Ibnul ‘Ash)

 575. Orang-orang yang terpilih di antara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

 576. Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling baik akhlaknya (Riwayat Thabrani melalui Ibnu Umar ra)

 603. Terimalah apa-apa yang aku perintahkan kepada kalian, karena sesungguhnya tiada hal lain yang menyebabkan kebinasaan orang-orang sebelum kalian adalah karena mereka sering bertanya dan sering menentang nabi-nabi mereka. Apabila aku melarang kalian dari sesuatu maka jauhilah itu, dan apabila aku memerintahkan kalian untuk mengerjakan sesuatu, maka kerjakanlah hal itu semampu kalian. (Riwayat Syaikhan)

 605. Orang yang menunjukkan kebaikan memperoleh pahala seperti orang yang mengerjakannya, dan Allah menyukai orang yang suka menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongan. (Riwayat Ibnu Abud Dunya)

 630. Pokok kebijaksanaan setelah iman kepada Allah adalah cinta kepada sesama manusia (tawaddud ilannas) dan berbuat baik kepada orang yang taqwa maupun orang yang durhaka. Sesungguhnya orang yang ahli dalam hal kebajikan sewaktu di dunia, mereka pun adalah ahli kebajikan kelak di akhirat. Dan sesungguhnya ahli kemungkaran di dunia mereka pun menjadi ahli kemungkaran kelak di akhirat. (Riwayat Baihaqi)

 679. Orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang kikir jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat dengan neraka. Orang jahil yang dermawan lebih disukai oleh Allah daripada ahli ibadah yang kikir. (Riwayat Turmudzi)

 691. Pemuda yang dermawan lagi berakhlak baik lebih dicintai Allah daripada orang tua ahli ibadah yang kikir lagi berakhlak buruk. (Riwayat Ad Dailami)

 704. Bersilaturahmilah kepada orang yang memutuskanmu; berbuat baiklah kepada orang yang berbuat buruk kepadamu; dan katakanlah yang haq sekaliun terhadap dirimu sendiri. (Riwayat Ibnu Najjar)

 714. Berdiam merupakan akhlak yang utama, dan barangsiapa gemar bergurau maka ia dianggap enteng. (Riwayat Ad Dailami melalui Anas ra)

 788. Orang yang menarik kembali pemberiannya sama dengan orang yang menelan muntahnya. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

 866. Orang penyantun (halim) itu hampir-hampir menjadi seorang nabi. (Riwayat al-Khathib)

 870. Berdosalah seseorang bila ia menjadi subyek dari telunjuk orang banyak, apabila dia seorang yang baik, maka hal tersebut dapat menggelincirkannya, kecuali orang yang dirahmati Allah. Dan apabila dia seorang yang jelek maka bertambahlah keburukannya. (Riwayat Baihaqi)

 945. Seseorang hamba belum sempurna imannya sehingga ia meninggalkan dusta sekalipun dalam bergurau, dan meninggalkan perdebatan sekalipun ia benar. (Riwayat Ahmad)

 973. Seandainya suatu gunung berbuat kelewat batas terhadap gunung lainnya, niscaya gunung yang berbuat kelewat batas di antara keduanya akan dihancurkan. (Riwayat Ibnu La-al)

 975. Seandainya kalian mengetahui kehinaan yang terdapat dalam hal meminta, niscaya tiada seorang pun berjalan menuju ke orang lain untuk meminta sesuatu kepadanya. (Riwayat Nasai) 

997. Tiada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan amal daripada akhlak yang baik. (Riwayat Ahmad melalui Abu Darda)

 1027. Tiada seorang pemuda pun yang menghormati orang yang sudah lanjut usianya kecuali Allah menetapkan baginya seseorang yang akan menghormatinya kelak bila ia mencapai usia lanjut. (Riwayat Turmudzi melalui Anas ra)

 1043. Jika engkau meringankan suatu pekerjaan atas pembantumu, maka hal tersebut merupakan pahala kebaikan dalam timbangan amalmu kelak di hari kiamat. (Riwayat Baihaqi)

 1045. Tiada suatu akhlak yang paling baik pun yang dihiaskan oleh Allah terhadap hamba-Nya lebih utama daripada berzuhud terhadap masalah duniawi, memelihara perutnya, dan memelihara kemaluannya. (Riwayat Abu Na’im)

 1051. Tiada suatu sikap lemah-lembut pun dalam sesuatu hal kecuali sikap lemah lembut itu menghiasinya, dan tidak sekali-kali sikap ini dicabut dari sesuatu melainkan hal ini akan memburukkannya. (Riwayat adh Dhiya)

 1063. Tiada suatu perbuatan dosa pun kecuali pintu tobatnya terbuka di sisi Allah selain dari akhlak yang buruk, karena sesungguhnya orang yang berakhlak buruk itu tidak sekali-kali ia melakukan tobat dari suatu perbuatan dosa melainkan ia kembali melakukan dosa lain yang lebih berat dari yang pertama. (Riwayat Aisyah ra)

 1096. Tiada suatu pemberian pun yang dihadiahkan oleh orang tua terhadap anaknya yang lebih utama daripada akhlak yang baik (adabi hasan). (Riwayat Hakim)

 1103. Akhlak yang mulia itu ada 10 macam, terkadang semuanya terdapat dalam diri seseorang, tetapi tidak terdapat dalam diri anaknya, terkadang semuanya terdapat dalam diri seorang anak, tetapi tidak terdapat dalam diri ayahnya, terkadang semuanya terdapat dalam diri seorang hamba, tetapi tidak terdapat dalam diri tuannya. Allah membagikannya kepada orang yang dikehendaki-Nya hidup bahagia. Yaitu: 1. Jujur dalam berbicara 2. Pemberani dalam medan perang 3. Selalu memberi orang yang meminta 4. Selalu membalas perbuatan baik 5. Memelihara amanat 6. Bersilaturahmi 7. Memelihara hak-hak tetangga 8. Memelihara hak-hak teman 9. Menghormati tamu 10. Dan yang laing utama di antara kesemuanya adalah malu (Riwayat Hakim melalui Aisyah ra)

 1113. Siapapun yang datang kepada kalian dengan membawa perkara yang bajik, maka berilah ia imbalan, apabila kalian tidak menemukan (apa yang akan kalian berikan kepadanya) maka berdoalah untuk kebaikannya. (Riwayat Thabrani melalui Al Hakim ibnu Umair)

 1147. Barangsiapa meminta perlindungan kepada kalian demi karena Allah berilah ia perlindungan, barangsiapa meminta kepada kalian demi karena Allah berilah ia, barangsiapa mengundang kalian, perkenankanlah undangannya itu, dan barangsiapa berbuat kebajikan kepada kalian berilah ia imbalan yang setimpal, apabila kalian tidak mempunyai sesuatu yang akan kalian berikan kepadanyam maka berdoalah untuknya hingga kalian merasakan bahwa kalian benar-benar telah memberi imbalan kepadanya. (Riwayat Ahmad)

 1242. Barangsiapa yang tidak sayang kepada orang yang lebih muda di antara kami dan tidak menghormati hak orang yang tertua di antara kami, maka ia bukan termasuk golongan kami. (Riwayat Bukhari)

 1267. Barangsiapa memudahkan orang yang kesulitan, niscaya Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. (Riwayat Ibnu Majah melalui Abu Hurairah ra)

 1342. Janganlah kalian bersengketa karena sesungguhnya orang-orang sebelum kalian pernah bersengketa karena itu mereka binasa. (Riwayat Ibnu Mas’ud ra)

 1364. Janganlah kalian memukul hamba sahaya wanita kalian karena memecahkan wadah milik kalian, karena sesungguhnya wadah tersebut memiliki ajal sama dengan ajal manusia. (Riwayat Abu Na’im)

 1369. Janganlah seseorang menyuruh orang lain berdiri dari majelisnya, lalu ia sendiri duduk di tempatnya, akan tetapi memencarlah dan luaskanlah tempat duduk kalian. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

 1371. Tiada akal seperti kebijaksanaan, dan tiada wara’ seperti mencegah diri (dari maksiat), serta tiada keutamaan seperti akhlak yang baik. (Riwayat Ibnu Majah)

No comments:

Post a Comment