Tuesday, October 27, 2020

 Menjadi orang tua itu hal yang paling menantang mengalahkan semua profesi yang ada. Kerjanya nyaris tak ada libur 24/7 dan terikat kontrak seumur hidup bahkan sampai ke alam nanti.


Tapi pendidikan formal kita tidak menyiapkan soft skill khusus untuk menjalaninya. Untuk jadi dokter saja dulu saya harus kuliah 6 tahun lamanya. Sedangkan untuk menjalankan peran sebagai orang tua kita paling ambil kursus parenting singkat, membaca buku-buku parenting yang ada dan ikut forumnya. Tak heran banyak diantara kita yang pontang-panting menjalaninya.


Jadi orang tua itu bagaikan posisi multiprofesi. Harus menjalankan fungsi sebagai guru, juru masak, ahli gizi, petugas sanitasi, psikolog, tukang laundry, tukang reparasi sepeda dll. Saya menjalaninya learn by doing. And i can assure you, it's not a walk in a park. Jelang kehadiran anak kedua saya sudah lebih punya pengalaman. Tapi tetap tantangan yang muncul di setiap anak berbeda. Disitu Allah sedang siapkan ruang fakir untuk kita. Ruang berdua-duaan denganNya, tanpa kehadiran ego kita, mengesampingkan ambisi dan cita-cita bahkan meniadakan diri pada akhirnya.


Pada akhirnya kehadiran anak-anak mestinya berfungsi transformatif untuk kita sendiri. Saya sempat bingung saat dulu guru saya bilang "Anak-anak itu guru pertamamu" Dalam hati saat itu saya sempat bingung, terbalik kali nih? Bukankah saya yang jadi guru pertama mereka. Sekian tahun berlalu, saya baru paham. Adalah saya yang sebenarnya Allah ajari dengan kehadiran merekašŸ„°

Sunday, October 25, 2020

 Orang yang berakal tidak takut pada kecaman orang yang mengecam. Dia hanya takut kepada Allah. Dia tuli terhadap semua kecaman selain kecaman Allah. Semua makhluk dalam pandangannya adalah lemah, sakit dan fakir. Contoh orang yang berakal adalah para ulama yang dapat mengambil manfaat dari ilmu yang mereka miliki. Para ulama yang benar-benar memahami syariat dan hakikat agama Islam merupakan “dokter-dokter” agama yang bertugas memperbaiki kerusakan agama.


- Syaikh Abdul Qadir Jailani