Friday, December 1, 2017

Sebagian melihat Nabi Muhammad saw saat lahir bersinar dan memancarkan cahaya dari gerbang-gerbang delapan surga yang terbuka. Para malaikat, para penghuni langit dan nabi-nabi menyatakan diin mereka masing-masing, iman mereka dan menebarkan salam dan shalawat. Seluruh penghuni langit, para malaikat, dan para nabi membawanya, memeluknya dan menciuminya. Dan berdasarkan perintah Allah Azza Wa Jalla, ia dibawa ke langit surga yang kedelapan dan diberi nama Muhammad saw. Beliau dikenakan pakaian dari bahan seperti sutra yang terbuat dari cahaya Nur, sebuah bahan tanpa cacat. Setelah melakukan itu dan diperlihatkan semua surgaNya, Allah berfirman, “Wahai Muhammad, di sebelah kirimu adalah neraka dan di sebelah kananmu adalah surga. Aku limpahkan kepadamu semua kebajikan dari seluruh alam, kekayaan dari Rahmat al-‘alamiin (yang merupakan asma Allah). Lalu sang bayi Muhammad saw diletakkan ke pangkuan ibunda Aminah. Maka saat ia membuka mata, tampaklah olehnya sang bayi tengah berada di atas pangkuannya.

(Muhammad Raheem Bawa Muhaiyyaddeen)
"Jika aku harus menjelaskan seluruh arti dari alif, lam dan mim, maka akan dibutuhkan waktu selama 100 milyar tahun untuk melakukannya."

- Muhammad Raheem Bawa Muhaiyyaddeen

Monday, November 27, 2017

Petuah Nabi Khidir kepada Nabi Musa

Setelah Nabi Khidir as selesai memberikan pelajaran kepada Nabi Musa as, sesaat sebelum pergi Nabi Musa a.s. berkata kepada Khidir, "Berilah aku nasehat!" Maka, Khidir pun memberi nasehat:
"Wahai Musa, jadilah orang yang banyak senyum dan jangan jadi orang yang banyak marah."
"Wahai Musa, Jadilah orang yang banyak manfaat bagi sesama dan jangan jadi orang yang banyak mudaratnya.
"Jauhilah sikap keras hati dalam bermusyawarah."
"Jangan berjalan tanpa keperluan."
"Jangan tertawa tanpa sesuatu yang benar-benar mengagumkan.
Jangan memperolok-olok orang yang bersalah atas kesalahan mereka, tapi menangislah atas kesalahan-kesalahan kamu sendiri, wahai putra Imran."
Dikutip dari Kitab At-Taubah, Ihya Ulumuddin, karya Imam Ghazali.

Tuesday, November 14, 2017

"Wahai orang-orang yang beriman. Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki (yuslih) bagimu amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu..."(QS Al Ahzab [33]:70-71)

“Belum dianggap lurus iman seseorang itu sehingga lurus pula hatinya dan belum dianggap lurus hatinya itu sehingga luruslah lisannya dan tidaklah akan masuk surga seseorang yang tetangganya itu belum dapat merasa aman dari kejahatan-kejahatannya” (HR.Ibnu Abiddunya dan Kharaithi)

“Sudah sepantasnya kita melakukan pembicaraan yang mendatangkan manfaat, karena jika kita melukan hal-hal yang tidak penting, maka kita kehilangan waktu yang teramat berharga." (Imam Al Ghazali)
Menanggung kesedihan itu perlu untuk membantu kita membuang egoisme, kecemburuan dan kebanggaan. Menahan sakit dari keinginan-keinginan berlebihan dari pasangan kita, sakitnya beban ketidakadilan, dan ratusan ribu macam sakit lainnya yang tidak terbatas, agar jalan ruhaniah dapat menjadi jelas.
- Jalaluddin Rumi

Monday, November 6, 2017

Fana & Baqa

Ketika seorang hamba fana bukan berarti ia lantas menjadi tidak ada. Akan tetapi yang dimaksud adalah aspek kemanusiaannya tenggelam dalam aspek ketuhanan, karena setiap hamba menyimpan aspek Ilahiyah tertentu di dalam dirinya, sesuatu yang difirmankan oleh-Nya, "Dan bagi setiap insan ada kiblatnya (wajhatun) yang ia menghadap kepadanya"(QS Al Baqarah [2]:148).

Fana hanya bisa diraih jika sang hamba memberikan perhatian yang penuh kepada tajali Ilahiyah, Yang Maha Suci, karena hanya melalui hal tersebut aspek ketuhanan yang ada di dalam diri sang hamba menjadi diperkuat hingga ia melampaui aspek ciptaannya dengan berserah diri. Dan seorang hamba hanya dapat memberikan perhatian yang penuh jika sudah ada cinta di dalam hatinya.

Adapun dalam beramal sang hamba akan menghindari hal-hal yang akan menjauhkan dirinya dari Tuhan dengan dasar takut kepada-Nya. Dengan demikian cinta menjadi inti dan takut kepada Tuhan menjadi pilar yang menyokongnya.

Dengan fana inilah seorang hamba menjadi lebih fokus hidupnya dengan tujuan yang telah Tuhan tetapkan, oleh karenanya ia mencapai kondisi lebur (baqa') bersama Tuhan.

(Adaptasi dari Ibnu 'Arabi, The Quintessence of the Wisdom of Ecstatic Love in the Logos of Abraham. Journal of the Muhyiddin Ibn 'Arabi Society. Vol I, 1982.)

Wednesday, November 1, 2017

"To increase your wealth your have to increase your wisdom"
- Muhammad Raheem Bawa Muhaiyyaddeen.
Hikmah (wisdom) terkait dengan kebersyukuran. Semakin orang bersyukur akan semakin bijak dalam berlaku.
Oleh karenanya kekayaan satu juta rupiah di tangan orang yang bersyukur bisa mendatangkan berkah dan kebaikan banyak bagi diri dan sekitar dibanding harta trilyunan di tangan orang yang tidak bijak.
Wahai manusia, sesungguhnya dunia ini adalah negeri yang sekedar dilalui, sedangkan akhirat adalah tempat kediaman yang abadi. Oleh karena itu ambillah dari negeri yang kalian lalui ini perbekalan-perbekalan untuk tempat kediaman yang abadi. Di dunia ini kalian memerlukan harta, sedangkan di akhirat nanti kalian memerlukan amal
- Sayyidina Ali ra
For every hurt you have caused to someone, you will experience one hundred times the pain.

- M.R. Bawa Muhaiyyadden

Friday, October 20, 2017

Semakin seseorang terikat dengan bentuk-bentuk lahiriah maka semakin pudarlah kecantikan jiwanya.
- Adaptasi dari petuah Bawa Muhaiyyaddeen dalam "The Gem and the Greedy Man"

Monday, October 9, 2017

Nabi pernah ditanyai, ‘Amalan manakah yang paling utama?’ Nabi menjawab, ‘Islam’ Lalu orang tadi kembali bertanya, ‘Islam manakah yang palin utama?’ Nabi menjawab, ‘Iman’ ”(HR. Ahmad)

Sunday, October 8, 2017

- Sesungguhnya kebenaran itu berat dan sehat, sedangkan kebathilan itu ringan dan berpenyakit.

- Jalan ini adalah medan yang banyak gangguan di dalamnya, maka orang yang sehat akan selamat dan orang yang sakit akan binasa.

- Masukkanlah kesusahan pada kebenaran.

- Tipu muslihat yang paling sulit adalah menyifatkan kebathilan dalam bentuk kebenaran pada ucapan orang-orang yang pandai.

- Tidak ada yang dapat menghiburmu kecuali kebenaran dan tidak ada yang menjadikanmu bersedih kecuali kebathilan. Maka, sekiranya engkau menerima dunia mereka niscaya mereka akan menyukaimu, dan sekiranya engkau memakan darinya niscaya mereka akan melemahkanmu.

- Demi Allah, aku benar-benar akan membelah perut kebathilan, sehingga aku dapat mengeluarkan kebenaran dari lambungnya.

- Sesungguhnya yang mencegah seseorang untuk mengatakan yang benar adalah karena ia telah lupa kepada akhirat.

- Setiap ada dua seruan yang bertentangan, pasti salah satunya sesat.

- Wahai manusia, barangsiapa mengetahui kredibilitas saudaranya dalam hal agamanya dan ia berada pada jalan yang lurus, maka janganlah ia mendengarkan gunjingan orang-orang terhadapnya. Sebab, seorang pemanah yang melepaskan panahnya terkadang meleset dari sasarannya, demikian pula dengan pembicaraan, terkadang ia direkayasa dan kebathilannya membinasakan. Demi Allah yang Maha Mendengar dan Maha Menyaksikan, ketahuilah sesungguhnya jarak antara kebenaran dan kebathilan itu hanya empat jari saja.

- Orang yang mencari kebenaran lalu ia keliru tidaklah sama dengan orang yang mencari kebathilan lalu ia mendapatkannya.

- Janganlah kalian lari dari kebenaran seperti larinya binatang ternak yang sehat dari ternak yang berpenyakit kudis, dan orang yang sehat dari orang yang berpenyakit.

- Orang yang hina itu mulia di sisiku sehingga aku mengembalikan kepadanya haknya yang terampas, sedangkan orang yang kuat itu lemah di sisiku sehingga aku mengambil hak yang bukan haknya darinya.

- Sesungguhnya orang yang paling utama di sisi Allah adalah orang yang lebih mencintai perbuatan yang benar walaupun itu menyebabkan kerugian dan kesusahan, daripada kebathilan walaupun itu menyebabkannya mendapatkan faedah.

- Kebathilan adalah apa yang kau katakan, “Aku telah mendengar ... “, sedangkan kebenaran adalah apa yang kau katakan, “Aku telah melihat ... “

- Sesungguhnya akan datang kepada kalian sepeninggalku suatu zaman yang di dalamnya tidak ada sesuatu yang lebih tersembunyi daripada kebenaran, dan tidak ada yang lebih tampak kecuali kebathilan, dan tidak ada yang lebih banyak daripada orang yang berdusta terhadap Allah dan Rasul-Nya.


*******************************************************************************
Kata-kata Imam ‘Ali bin Abi Thalib ra. tentang “Kebenaran & Kebathilan”, diambil dari terjemahan “Al-Imam ‘Ali: al-Mukhtar min Bayaanihi wa Hikamihi” karya Syaikh Fadhullah al-Hairi.

Sunday, October 1, 2017

Sepuluh Aturan Menjadi Manusia

SEPULUH ATURAN MENJADI MANUSIA
(dari naskah Sanskrit)
1. Kamu akan menerima jasad. Kau boleh menyukainya atau tidak, tapi kau akan hidup di dalamnya selama waktu pembelajaran.
2. Kamu akan menjalani berbagai proses pembelajaran.
3. Kamu tidak akan pernah ada dalam situasi yang keliru. Sekali lagi, kamu hanya akan menjalani proses pembelajaran.
4. Sebuah pembelajaran akan terus diulangi sampai kamu memahaminya.
5. Proses pembelajaran tidak akan pernah berhenti.
6. 'Di sana' tidak akan pernah lebih baik dari di mana kamu berada. Semua yang kamu perlukan untuk belajar akan disediakan untukmu di tempat di mana kamu berada.
7. Orang lain hanya cermin bagi kamu untuk memahami inti pembelajaran-pembelajaranmu.
8. Untuk apa waktu pembelajaran digunakan, adalah terserah kepadamu. Usia jasadmu diberi batas, dan kamu hanya bisa belajar melalui jasadmu.
9. Semua jawaban atas pertanyaanmu ada dalam dirimu. Membukanya satu per satu hanya bisa melalui proses pembelajaran yang khusus untukmu.
10. Ketika kamu lahir ke dunia, kamu akan lupa aturan ini untuk sementara waktu.

Thursday, September 7, 2017

Dawud as dalam munajatnya berkata,
"Wahai Tuhanku, siapakah orang yang tinggal dalam rumahMu dan siapakah orang yang Kau terima shalatnya?"

Lalu Allah mewahyukan kepadanya,
"Wahai Dawud, yang tinggal di rumahKu dan yang Aku terima shalatnya hanyalah orang yang merendahkan diri kepada keagunganKu.
Ia lalui siangnya dengan ingat kepadaKu dan ia menahan jiwanya dari syahwat karena Aku.
Ia memberi makan kepada orang yang lapar, ia melindungi orang asing yang sedang dalam perjalanan, dan menyayangi orang yang tertimpa bencana.
Itulah orang yang cahayanya cemerlang di langit seperti matahari.
Jika ia berdoa kepadaKu maka Aku perkenankan. Jika ia memohon kepadaKu maka Aku memberinya.
Aku jadikan di dalam kebodohan sebuah kesantunan baginya, dalam kelalaian sebuah keingatan, dan dalam kegelapan sebuah cahaya.
Perumpamaannya di kalangan manusia adalah seperti Firdaus pada setinggi-tinggi surga yang sungai-sungainya tidak kering dan buah-buahannya tidak berubah."

(Riwayat dari Ibnu Abbas ra dikutip dari Kitab Ihya Ulumuddin, Imam Al Ghazali)

Friday, August 25, 2017

"Sesungguhnya hati itu bisa bosan sebagaimana badan pun bisa bosan (letih), karena itu carikanlah untuknya hiburan yang mengandung hikmah"- Ali bin Abi Thalib

Thursday, August 24, 2017

"Hai anakku, ketahuilah sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia yang karam ke dalamnya. Bila engkau ingin selamat agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan sampan yang bernama taqwa, isinya ialah iman dan layarnya ialah tawakal kepada Allah."
- Luqman al Hakim

Friday, August 18, 2017

Ukhuwah itu bukan terletak pada indahnya pertemuan dan manisnya kata di lidah, melainkan ingatan seseorang di dalam doa untuk sahabatnya. - Imam Ghazali -

Monday, August 14, 2017

Kesabaran Musa as

Musa as adalah salah seorang nabi yang menanggung derita yang dalam akibat perlakuan kaumnya namun ia tetap bersabar demi keridhoan Allah Ta'ala. Kesabaran beliau ini pernah dipuji oleh Rasulullah saw dalam hadits yang dikisahkan oleh Abdullah bin Umar:

"Suatu hari Rasulullah Muhammad (saw) tengah membagikan sesuatu (di antara para sahabat). Lalu seorang laki-laki berkata: "Pembagian ini tidak dilakukan (dengan adil) berdasarkan keadilan Allah."
Aku pun menuju Rasulullah dan memberi tahu tentang perkataan itu. Kemudian Rasulullah menjadi demikian marah hingga aku lihat tanda-tanda kemarahan yang sangat nyata di wajahnya. Kemudian Rasulullah bersabda, "Semoga Allah mengaruniakan rahmat atas Musa,  ia diperlakukan lebih buruk dari ini akan tetapi ia tetap bertahan dalam kesabaran."
(Shahih Bukhari)

Rasulullah saw bersabda, "Nabi Musa adalah seorang yang pemalu dan biasa menutup seluruh tubuhnya karena rasa malunya itu. Tapi salah satu Bani Israil menyakitinya dengan berkata, "Ia menutup badannya seperti itu untuk menutupi cacat di kulitnya, entah oleh penyakit lepra atau hernia di bagian kemaluan, atau penyakit lainnya."
(HR Abu Hurairah)

Tuesday, July 18, 2017

Keutamaan Fathimah Sang Salah Satu Perempuan Penghulu Surga

Ali r.a berkata kepada murid-muridnya, "Maukah aku ceritakan kepada kalian mengenai Fathimah, putri Rasulullah saw. yang sangat beliau cintai?"
Murid-muridnya berkata, "Tentu."
Ali r.a. pun bercerita, "Dengan tangannya, Fathimah menggiling gandum sehingga timbul kapalan di tangannya. Ia mengisi tempat air sendiri dan bekasnya terlihat di dadanya. Ia juga menyapu seluruh bagian rumah sehingga bajunya kotor dan kumal.
Suatu ketika, Rasuluillah saw. mendapatkan beberapa hamba sahaya wanita. Aku berkata kepada Fathimah r.a., "Pergilah kepada Rasulullah dan mintalah pembantu kepada beliau agar dapat meringankan pekerjaanmu." Fathimah r.a. pun datang ke majelis Nabi saw. Namun, karena saat itu banyak orang, ia malu menyampaikan maksudnya. Akhirnya ia kembali ke rumah.
Keesokan harinya, Rasulullah saw. mengunjungi rumah kami dan berkata kepada Fathimah r.a., "Wahai Fathimah, apakah maksudmu kemarin Engkau datang kepadaku?"
Karena malu, Fathimah diam saja.
Aku berkata, "Ya Rasulullah, ia menggiling gandum setiap hari sehingga timbul kapalan di tangannya, dan ia mengisi air hingga berbekas di dadanya, ia juga selalu membersihkan rumah sehingga kumal dan kotor bajunya, maka kemarin aku suruh ia mendatangi Engkau untuk meminta seorang pelayan, karena aku dengar ada beberapa hamba sahaya wanita padamu."
Fathimah r.a. berkata kepada Nabi saw., "Ya Rasulullah, aku dan Ali hanya memiliki sebuah kasur dari kulit kambing. Pada malam hari kami gunakan untuk tidur, dan pada siang hari kami gunakan untuk tempat rumput makanan unta."
Rasulullah saw. bersabda, "Wahai anakku, bersabarlah. Selama sepuluh tahun Musa a.s. dan istrinya hanya tidur di atas satu alas tidur, yaitu hamparan mantel Musa a.s. Bertakwalah kepada Allah dan tetaplah menyempurnakan kewajibanmu dan pekerjaan rumahmu. Ketika kamu akan berbaring tidur, bacalah: SUBHANALLAH 33 KALI, ALHAMDULILLAH 33 KALI, dan ALLAHU AKBAR 33 KALI, ini lebih baik daripada seorang pembantu." Fathimah r.a berkata, "Aku rela dengan keputusan Allah dan Rasul-Nya."
Setelah Nabi mendengar Ucapan Fatimah, Beliau terus bangun menuju gilingan dan mengambil sedikit gandum dengan membaca BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM. seketika itu gilingan berputar sendiri dengan izin Allah Ta'ala.
''Wahai Fatimah, andaikata Allah menghendaki, maka gilingan itu pasti menggiling sendiri, tetapi Allah menetapkan amal kebaikanmu, melebur kejelekanmu, dan meninggikan derajatmu."
Beliau lalu melanjutkan wasiat-wasiatnya.
"Wahai Fathimah, wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti menetapkan kebaikan setiap biji gandum, melebur kejelekannya, dan meningkatkan derajat wanita itu."
"Wahai Fathimah, wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suaminya, niscaya Allah menjadikan antara dirinya dan neraka tujuh buah dinding."
"Wahai Fathimah, tiadalah seorang wanita yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan menyucikan pakaiannya, melainkan Allah pasti menetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberikan pakaian seribu orang."
"Wahai Fathimah, tiadalah wanita yang menahan kebutuhan tetangganya, melainkan Allah Ta'ala menahannya dari minuman telaga Kautsar pada hari kiamat."
"Wahai Fathimah, yang lebih utama dari seluruh keutamaan diatas adalah keridhaan suami terhadap istrinya.Andaikata suamimu tidak ridha padamu, maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai Fatimah, Keridhoan suami merupakan bagian dari keridhoan Allah, Kemurkaan suami merupakan bagian dari kemurkaan darii Murka Allah Ta'ala."
"Wahai Fathimah, apabila wanita itu mengandunga anaknya diperutnya, maka para Malaikat memohonkan ampun baginya, dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan dan melebur seribu kejelekannya, dan ketika wanita itu terasa sakit akan melahirkan, maka Allah menetapkan pahala baginya seperti pahala para pejuang dijalan Allah Ta'ala. Jika ia melahirkan kandungannya, maka dosa-dosanya diampuni seperti ketika dilahirkan ibunya dan tidak keluar dari dunia dengan membawa dosa apapun, dikuburnya akan mendapatkan pertamanan dari pertamanan-pertamanan surga, Allah memberikan padanya seribu pahala ibadah Haji dan Umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampun kepadanya sampai hari kiamat."
"Wahai Fathimah, tiadalah wanita yang berkhidmat melayani suaminya sehari semalam dengan rasa senang dan ikhlas serta niat yang benar, melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya dan memakaikan pakaian padanya dihari kiamat berupa pakaian yang hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan, dan Allah memberikan padanya pahala seribu ibadah Haji dan Umrah."
"Wahai Fathimah, tiadalah wanita yang senyum dihadapan suaminya, melainkan Allah memandangnya dengan pandangan kasih sayang."
"Wahai Fathimah, tiadalah wanita yang membentangkan alas tidur untuk suaminya, melainkan malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu untuk menghadapi amalnya, dan Allah mengampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang."
"Wahai Fathimah, tidalah wanita yang meminyaki kepala suaminya dan jenggotnya serta mencukur kumisnya dan memotong kukunya, melainkan Allah memberikan minuman kepadanya dari arak yang di lak dari sungai-sungai surga, Allah mempermudah sakaratul mautnya, menjumpai kuburnya merupakan pertamanan dari taman-taman surga, dan Allah menetapkan baginyya bebas dari neraka serta dapat melintasi As-Shirat."
Fathimah Az-Zahra adalah salah satu wanita dari empat wanita yg menjadi Penghulu Syurga.
Allahumma shalli 'alaa Sayyidina Muhammad
Wa 'alaa aali Sayyidina Muhammad

Thursday, July 6, 2017

Keutamaan Kaum Muhammad Yang Luar Biasa Bahkan Musa as Pun Memintanya

Musa as. berdoa, "Wahai Tuhanku! Perlihatkanlah kepadaku sebagian derajat Muhammad Saw. dan umatnya."
Maka Allah Ta'ala berfirman, "Wahai Musa, Sesungguhnya kamu tidak sanggup pada yang demikian. Tetapi Aku akan memperlihatkan kepadamu satu tingkat dari beberapa tingkatnya yang mulia dan benar. Aku melebihkannya dengan tingkatan itu atasmu dan di atas semua makhluk-Ku."

Kemudian dibukakanlah untuk Musa as. dari alam malakut langit. Maka Musa melihat kepada satu tingkat, dimana satu tingkat itu hampir membinasakan dirinya dari cahaya yang memancar darinya. Dan didekatkannya ia kepada Allah Ta'ala. Maka Musa as. bertanya, "Wahai Tuhan, dengan apa kiranya Engkau sampaikan Muhammad pada derajat kemuliaan ini?"

Allah Ta'ala berfirman, "Dengan budi pekerti yang Aku khususkan kepadanya diantara mereka. Yaitu mengutamakan orang lain atas dirinya sendiri. Hai Musa, tidak ada seorang yang datang kepada-Ku, dimana ia telah berbuat seperti itu pada satu waktu dari umurnya, kecuali Aku malu untuk menghitung amalnya. Maka Aku tempatkan ia di surga-Ku, dimana saja ia kehendaki."

(Dikisahkan oleh Sahal bin Abdullah At Tusturi, tertuang dalam Kitab Ihya Ulumuddin, karya Imam Al Ghazali)

Tuesday, July 4, 2017

Tiga Perempuan Yang Dinikahkan Dengan Rasulullah di Langit

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, bahwa pada suatu hari Rasulullah saw masuk menemui Khadijah yang tengah sakit yang membawa kepada kewafatannya.
Beliau saw berkata kepada istrinya, "Wahai Khadijah, jika engkau bertemu dengan wanita-wanita yang menjadi madumu, sampaikan kepada mereka salam dariku".
Khadijah bertanya, "Ya Rasulullah apakah engkau pernah menikah sebelumku?".
Beliau saw menjawab, "Tidak, akan tetapi Allah telah menikahkan aku dengan Maryam binti Imran, Asiyah binti Muzahim, dan Kultsum saudara perempuan Musa".
-Maryam binti Imran adalah ibunda Nabi Isa Al-Masih as.
-Asiyah binti Muzahim adalah istri Ramses II, yaitu Fir'aun (Ramesses II the Great) yang menindas Bani Israil di Mesir.
-Kultsum adalah Miryam, kakak perempuan Nabi Musa as.
Dengan demikian keluarga Rasulullah saw kelak di akhirat akan terhubung dengan keluarga Nabi Musa as dan keluarga Nabi Isa as.

- status Kang Zam di FB 18 Juni 2017

Wednesday, June 7, 2017

"Dinding agama sedang runtuh, sementara orang sibuk meminta pertolongan ke sana sini untuk membina dinding yang runtuh, agar tegak seperti semula.
Sungai agama sedang dilanda kekeringan, namun Allah tidak dipedulikan dan tidak disembah sebagaimana seorang hamba menyembah Tuhan-nya. Kalaupun Dia disembah, penyembahan itu hanya sembahan yang penuh kebohongan atau kepura-puraan.
Tanyalah pada dirimu, siapa yang dapat membantu membangun dinding agama yang runtuh itu? Siapa pula yang dapat mengalirkan air di sungai yang telah kering kerontang itu?
Ulama di sekitarnya banyak yang berwajah dua, munafik! Maka siapa yang dapat menyingkirkan mereka, kalau bukan Tuhan?! Kalau bukan Tuhan yang patut disembah dengan sebenar-benarnya sembahan"
-Syaikh Abdul Qadir Jailani-
Bandara Soekarno-Hatta, 7 Juni 2017.
Dari Wall Kang Zamzam menjelang berangkat umrah.

Friday, June 2, 2017

Semangatlah dalam menggapai apa yang manfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan bersikap lemah.
Jangan pula mengatakan: Andaikan aku berbuat demikian tentu tidak akan terjadi demikian namun katakanlah:
Ini takdir Allah, dan apapun yang Allah kehendaki pasti Allah wujudkan karena berandai-andai membuka tipuan setan.
(HR Muslim 2664).
Malik ibn Dinar yang berkata :
"Jika kau merasa hatimu kesat, tubuhmu lemah, serta sulit mendapatkan rezeki, ketahuilah bahwa kau telah membicarakan sesuatu yang tidak berguna."
(Minhaj al-Abdin, al-Ghazali).

Thursday, June 1, 2017

Ketika Rasulullah Saw ditanya, "Amal apa yang paling utama?"Nabi yang mulia menjawab, "Seutama-utama amal ialah memasukkan rasa bahagia pada hati orang yang beriman, yaitu melepaskannya dari rasa lapar, membebaskannya dari kesulitan, dan membayarkan utang-utangnya."(HR Ibn Hajar Al Asqalani)

Tuesday, May 30, 2017

Rasulullah Saw bersabda, "Sesungguhnya seorang mukmin tercipta dalam keadaan mufattan (penuh cobaan), tawwab (senang bertaubat), dan nasaa' (suka lupa), (tetapi) apabila  diingatkan ia segera ingat."
(Hadits Shahih No. 2276)

Monday, May 29, 2017

Manusia bahkan nabi sekali pun tidak bisa ke surga tanpa rahmat Allah.
Maka kita tidak bisa mengandalkan amal-amal kita untuk menuju-Nya,
adapun kita hanya berjuang untuk memikat hati-Nya sehingga Dia berkenan melimpahkan rahmat-Nya.

- Zamzam AJT

Friday, May 19, 2017

Janganlah membuat sarang, seperti laba-laba, dari air liur dukacita
Namun serahkan dukacita kepada Dia yang menganugerahkannya
Dan janganlah diperbincangkan lagi
Bila kamu diam, bicara-Ny adalah bicaramu;
Bila kamu tidak menenun, maka penenunnya adalah Dia.

Jalaluddin Rumi (D 922)

Tuesday, May 16, 2017

Menjadi tidak ada itu adalah prasayarat bagi menjadi ada.

- Jalaluddin Rumi, D 2462

Monday, May 15, 2017

Di neraka, para penghuni neraka akan merasa lebih bahagia dibanding di dunia, sebab di dunia mereka tidak ingat kepada Allah, sedangkan di neraka mereka ingat kepada-Nya - dan tidak ada yang lebih manis selain mengenal Allah.

- Jalaluddin Rumi, Fiihi maa fiihi

Saturday, May 13, 2017

Tanda Kebencian Allah Atas Hamba

Tiga perkara sebagai tanda kebencian Allah atas seorang hamba, banyak bermain, banyak memperolok-olok, dan banyak ghibah.
-Syaikh Sari As-Saqathi-
Segala yang dapat kamu pikir itu fana.
Yang tidak dapat terpikirkan, itulah Tuhan!

- Jalaluddin Rumi (M II 3107)
Agar dapat dilihat, kelembutan ruh memerlukan materi.

- Jalaluddin Rumi
Jangan tinggalkan daku dalam kesedihan ini, Tuhan,
bukalah lebar-lebar pintu kegembiraan!

- Jalaluddin Rumi ( D 2046)

Friday, May 12, 2017

Jalaluddin Rumi selalu menekankan bahwa orang harus melihat realitas di balik tabir, penunggang kuda di balik debum dan dia juga tahu bahwa sebenarnya duri itu adalah bagian dari bunga mawar.

Semua bunga mawar, meski sisi luarnya kelihatan seperti duri.
(D 859)

- Annemarie Schimmel dalam buku Akulah Angin Engkaulah Api: Hidup dan Karya Jalaluddin Rumi
Hanya melalui kepedihanlah  manusia dapat tumbuh menjadi manusia sejati.

- Jalaluddin Rumi

Monday, May 8, 2017

"Tanda pengenalan hamba-hamba-Ku di hatinya terhadap-Ku ialah dengan menyangka baik terhadap qadar-Ku, tiadalah dikeluh-kesahkannya hukum-hukum-Ku, tiadalah dirasakannya lambat karunia-Ku dan senantiasa malu berbuat maksiat”. (HR. Dailami)

Hadits Dalam Kitab Ihya Ulumuddin

Tanya:
Kenapa kitab Ihya Ulumuddin tetap bertahan, walaupun diisukan banyak hadist maudhu di dalamnya?

Jawab:
Ihya Ulumuddin ditulis oleh Imam al Ghazali. Imam al ghazali memperoleh ijazah dari Ahmad ar-Razkani dalam bidang ilmu fiqih, lalu Abu Nasr al-Ismail di Jarajan, dan Imam Harmaim di Naisabur. Oleh sebab Imam al-Ghazali memiliki ketinggian ilmu, dia telah dilantik menjadi mahaguru di Madrasah Nizhamiyah (sebuah universitas yang didirikan oleh perdana menteri) di Baghdad pada tahun 484 Hijrah.
Dengan begitu, Imam al Ghazali sangat memahami kadiah-kaidah ilmiah dalam ilmu mutsalah hadist, disiplin keilmuan tradisi islam yang membahas perihal kajian sanad dan matan hadist. Ini bisa terlihat dari bagaimana al Ghazali menulis rujukan Quran dan hadistnya di kitab Ihya.
Di setiap bab Ihya yang beliau tulis, Imam Ghazali selalu memulainya dgn ayat-ayat quran sebagai rujukan utamanya. Kemudian beliau iringi dengan rujukan hadist-hadist sahih yg mutawatir. Kemudian hadis sahih yg ahad, kemudian yg hasan jika ada, kmudian dhaif jika ada, kmudian yg ikhtilaf kedhaifannya --terjadi perbedaan antar ulama hadist soal kualitas sanadnya-- jika ada, kemudian yg ikhtilaf maudhu’nya jika ada, kemudian yg semata-mata maudhu.
Namun perlu diperhatikan dalam ilmu mutsalah hadist, jika ada hadist yang dhaif atau maudhu secara sanad, namun matannya bisa dibuktikan selaras dengan quran dan hadist yg lebih shahih sanadnya, maka kualitas hadist tersebut naik menjadi hasan li ghairihi. Itulah mengapa al Ghazali menulis hadist--hadist rujukannya dengan urutan seperti itu di kitab Ihya Ulumuddin.
Kitab Ihya Ulumuddin adalah kitab mahakarya dalam tradisi islam yang mensinergikan dan mendamaikan antara keilmuan fiqh dan keilmuan tasawuf. Sehingga untuk rujukan fiqh, pembaca bisa merujuk pada kutipan quran dan hadist shahih yang dikutip Imam al Ghazali. Sedangkan untuk fadhilah amal --yang umumnya melekat ke tradisi tasawuf--, para ulama mutsalah hadist sepakat bahwa hadist-hadist yang sanadnya kurang shahih bisa di gunakan untuk memahami fadhilah saja, tidak bisa dijadikan rujukan syariah. Rujukan syariah tetap merujuk pada quran dan hadist yang shahih.

(Dari wall FB Rezha Rohadi)

Wednesday, May 3, 2017

Sabar Menanggung Kesulitan

Maka janganlah takut, wahai kalian yang didera oleh penderitaan;
Karena akan ada masa penyembuhan bagimu.
- Kitab Nabi Idris 96:3

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. Alam Nasyroh: 5)

Kawan, menjadi seorang pecinta itu harus menelan dukanya! Dimanakah dukamu? Diamlah! Karena kesabaran itu memerlukan kedewasaan. Dimanakah kedewasaan? ...
- Jalaluddin Rumi

Bersabarlah kalian, karena dunia ini pernuh dengan penderitaan dan musibah. Tidak ada satu pun kenikmatan, kecuali di dalamnya ada bencana; tidak ada satu pun kegembiraan, kecuali disertai kekhawatiran; dan tidak ada satu pun keluasan, kecuali bersamanya ada kesempitan.
- Syaikh Abdul Qadir Jailani

Tuesday, April 25, 2017

"Ketika aku hendak menciptakan makhluk, maka Aku mengambil segenggam Cahaya-Ku dan mengatakan kepadanya: 'Jadilah Muhammad!', kemudian Aku menciptakan dari Nuur Muhammad segala sesuatu".
(Hadits Qudsiy)

Saturday, April 15, 2017

Rasulullah Saw bersabda, "Seorang Nabi pernah digigit seekor semut. Lalu ia memerintahkan menyerang sarang semut yang kemudian dibakarnya. Maka, Allah memberikan wahyu kepadanya: "Apakah hanya karena satu semut menyengatmu, engkau membinasakan satu umat yang bertasbih; kenapa tidak satu ekor semut saja?"
(HR Muslim)

Monday, April 10, 2017

Sebagian ulama berkata, “Siapa saja yang tidak mengetahui kadarnya, maka takdir akan mengenalkan pada kadarnya.”
- Syaikh Abdul Qadir Jailani
Apabila ada seseorang mencacimu dan mengata-ngataimu dengan suatu perkara yang tidak kamu lakukan, maka janganlah kamu membalas mengata-ngatainya dengan suatu perkara yang memang dia melakukannya. Biarkanlah dia karena akibatnya dia sendiri yang akan menanggungnya, sedangkan pahalanya adalah bagimu; dan jangan sekali-kali kamu mencaci seseorang.
(Riwayat ath Thayalisiy)

Saturday, April 8, 2017

Memilih kekafiran berarti menyerahkan diri pada perbudakan hawa nafsu, pada belenggu dan rantai kebinatangan, yang melemparkannya pada nyala api penderitaan.

- Jalaluddin Rakhmat dalam "The Road to Allah"
Iman yang utama adalah sabar dan memaafkan. (HR Bukhari)
Tidaklah disebut berbakti kepada ayahnya anak yang meluruskan kekeliruan ayahnya dengan marah. (HR Thabrani)

Friday, March 31, 2017

Tugas Terbesar Manusia

Apa tugas terbesar kita sebagai manusia di penggal kehidupan yang singkat di dunia ini?

Bekerja keras untuk memahami Al Quran sedemikian rupa sehingga kita bisa memetakan diri kita ke dalam Al Quran.
Sebab hal yang paling shahih dalam membangun agama (ad diin) adalah ketika semua langkah hidup kita adalah refleksi dari Al Quran, ketika itu terjadi maka kita akan dikatakan telah mengimani Al Quran sepenuhnya. Mengimani kenabian Rasulullah Muhammad SAW pun tidak akan bisa tanpa melampaui pengimanan yang benar terhadap Al Quran, oleh karenanya iman kepada rasul-rasul menduduki peringkat keempat dalam skema rukun iman, setelah beriman kepada Allah, para malaikat dan kitab-kitabNya.

Kalaupun kita sudah mulai belajar Al Quran tapi dalam keseharian sepertinya Al Quran dengan kehidupan kita seperti dua sungai yang berjauhan dan tidak berhubungan maka sebenarnya kita tengah hidup dalam sebuah kerugian yang besar! Ketika kita di satu sisi memandang kehidupan dan tenggelam di dalamnya kemudian menempatkan Al Quran hanya dalam sekat-sekat kehidupan lain yang bersifat ritual semata maka betul-betul ada yang salah di situ. Kita harus SERIUS memohon kepada Allah, inayah-Nya, hidayah-Nya, taufik-Nya agar diberi rezeki oleh Allah Ta'ala berupa kedekatan hati dengan Al Qu'an.

Jika kita semua sudah mencapai titik itu, ketika antara diri dan Al Quran seperti cermin, atau secara efektif kita sudah menjadikan Al Quran sebagai imam besar kita, baru rasanya bermakna hidup ini, dan itulah tugas terbesar kita sebagai manusia

(Adaptasi dari Kajian Hikmah Al Quran yang disampaikan oleh Mursyid Zamzam AJT, 30 Desember 2015)

Wednesday, March 15, 2017

Ada orang yang bertanya kepada Yahya bin Muadz, “Kapan seorang hamba bisa meraih tingkatan ridha?”
Dia menjawab, “Jika ia telah menetapi empat perkara dalam berhubungan dengan Tuhannya. Yaitu ketika ia berkata, “Jika Engkau memberikan karunia maka aku akan menerimanya, jika Engkau menghalangiku maka aku akan merelakannya, jika Engkau meninggalkanku maka aku akan menyembah-Mu, dan jika Engkau memanggilku maka aku akan memenuhi panggilan-Mu itu.”
Ibnu Abi Ad-Dunya pernah berkata, “Ikutilah kehendak takdir, kemana pun ia pergi, niscaya itu akan membuat hati Anda lebih lapang dan bisa mengurangi ambisi.”
Fudhail berkata “Amalan yang paling baik adalah yang paling ikhlas dan sesuai dengan  sunnah”. Orang-orang  bertanya : “Wahai abu ali apa maksud paling ikhlas dan sesuai dengan  sunnah?”. Fudhail berkata : “Amalan kalau ikhlas tapi tidak benar tidak akan diterima, kalau tidak ikhlas dan benar tidak akan diterima. Maka harus ada keduanya. Yang ikhlas adalah yang karena Allah dan yang benar adalah sesuai sunnah Rasulullah  shallallahu  alaihi  wassalam ”

Saturday, March 4, 2017

Tanggalkanlah pakaian kelemahanmu dalam memenuhi hak-hak Allah.
Tanggalkan baju kebesaranmu dengan makhluk dan persekutuanmu dengan mereka.
Tanggalkan baju syahwat, kekerasan hati, kesombongan dan kemunafikanmu.
Tanggalkan rasa sukamu atas penerimaan, kepedulian dan pemberian orang lain atas dirimu.
Tanggalkan baju dunia dan pakaian akhirat. Berlepas dirilah dari kekuasaan, kekuatan dan dayamu. Pasrahkan dirimu di hadapan Allah tanpa daya, kekuatan dan kebersamaanmu dengan sebab (manusia), serta janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun dari makhluk-Nya.
Lepaskanlah dirimu dari perkara-perkara yang meliputimu hingga Allah mengambilkan pakaian untukmu.

- Syaikh Abdul Qadir Jailani

"“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (Q.S.Al- A’raaf:26)

Monday, February 27, 2017

Diriwayatkan bahwa Nabi Yeremia a.s. pernah bertanya kepada Allah Ta'ala : "Ya Rabb, manakah diantara hamba-Mu yang paling Engkau cintai?"
Maka Allah Ta'ala menjawab, "Mereka yang lebih banyak mengingatku dibandingkan mengingat ciptaan-Ku;
mereka yang tidak khawatir oleh kematian dan tidak berangan-angan berusia panjang;
mereka yang manakala pintu-pintu dunia dibukakan kepadanya hatinya malah menjadi was-was, sebaliknya apabila mereka kehilangan dunia hatinya menjadi ringan dibuatnya;
mereka itulah yang mendapatkan cinta-Ku, dan sungguh Aku akan memberikan ganjaran lebih dari apa yang mereka dambakan."

(Terjemahan dari "Story of Prophet Aramaya/Jeremiah" , Ibnu Katsir)

Sunday, February 26, 2017

Allah menciptakan lauh mahfuzh dan menetapkan takdir-takdir manusia bukanlah karena Allah membutuhkan hal tersebut, tetapi agar hati manusia menjadi lebih mantap, agar jiwanya menjadi lebih tenang dan tentram atas apa-apa yang telah tertulis di lauh mahfuzh. Sehingga apabila nafsu menjadi tenang, ia akan konsentrasi beribadah dan melaksanakan amanah yang diembannya. Segala bisikan dan keinginan nafsu pun akan mereda dalam hati, karena nafsu menjadi putus asa ketika mengetahui bahwa segalanya telah digariskan. Dalam keputusasaan ahawa nafsu inilah jiwa menjadi tenang dan tentram.

- Imam At Turmudzi

Friday, February 24, 2017

Orang-orang hawari berkata kepada Isa a.s., “Ajarkan kepada kami ilmu yang agung.” Nabi Isa a.s. menjawab, “Takut kepada Allah, dan ridhalah atas ketentuan-Nya, serta cinta karena-Nya.”
Imam Sayyidina Ali r.a. pernah ditanya oleh seorang sahabatnya bernama Zi’lib Al-Yamani,




“Apakah Anda pernah melihat Tuhan?”
Beliau menjawab, “Bagaimana saya menyembah yang tidak pernah saya lihat?”
“Bagaimana Anda melihat-Nya?” tanyanya kembali.
Sayyidina Ali ra menjawab “Dia tak bisa dilihat oleh mata dengan pandangan manusia yang kasat, tetapi bisa dilihat oleh hati”
Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian, tetapi Allah melihat kepada hati kalian.” (HR Muslim)
 “Syari’at itu ucapanku,thoriqot itu perbuatanku, hakikat itu keadaanku dan ma’rifat itu puncak kekayaan (batin)”(HR. Anas bin Malik).

Wednesday, February 15, 2017

 “Tanda bahwa musibah itu ditujukan sebagai hukuman adalah ia menangis, tidak sabar, buruk sangka dan mengeluh kepada orang lain.”

- Syaikh Abdul Qadir Jailani

Monday, February 13, 2017

Siapa yang tidak menundukkan dirinya ke dalam sebuah penyerahan diri kepada amr Ilahiyyah, maka sudah nyata bahwa ia mengikuti langkah syaitan.

- Syaikh Akbar Ibnu 'Arabi
Engkau menginginkan ketenangan dalam suatu hal, sedangkan Tuhan-mu menghendakinya dalam bentuk yang lain.

Engkau menginginkan banyak hal, tetapi Tuhan-mu menghendaki hal yang bahayanya lebih sedikit, sehingga engkau tidak dikalahkan oleh keinginanmu dan terjerumus ke dalam jurang kecelakaan.

- Imam At Tirmidzi

Wednesday, February 8, 2017

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Thiyarah (pesimis/ menggantungkan pada nasib) adalah perbuatan syirik, dan hal itu hanyalah prasangka kita, akan tetapi Allah akan menghilangkan dengan tawakkal."
(HR. Ibnu Majah: 3528)

Monday, February 6, 2017

“Sesungguhnya jika Allah akan mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberikan ujian kepada mereka. Barang siapa yang bersabar, maka kesabaran itu bermanfaat baginya. Dan barang siapa marah (tidak sabar) maka kemarahan itu akan kembali padanya.”
(HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)

Wednesday, February 1, 2017

"Sungguh orang yang sudah mati itu tidak berguna,
sebab untuk berguna seseorang harus beramal,
dan amalan orang yang mati sudah selesai."
- Ibnu 'Arabi dalam "Wali Sufi Abad 20"
Rasulullah saw bersabda,
"Belum akan kiamat sehingga tidak ada lagi di muka bumi orang yang menyebut : "Allah, Allah.""(HR. Muslim)
Baginda Rasulullah mengulang kata "Allah" sebagai penekanan, seolah-olah beliau berkata "selama masih ada manusia di muka bumi yang benar-benar berkata 'Allah'".
Dan tidak ada manusia yang dapat menyebut "Allah" dengan benar kecuali ia yang makrifat dengan semua sifat-Nya. Dengan kata lain Rasulullah saw bersabda, "hari kiamat tidak akan tiba selama masih ada seorang Insan Kamil di dunia."
- Ibnu 'Arabi dalam Naqs al-Fusuus
Wasiat Ibnu Arabi ke-101
Rasulullah saw. telah berwasiat kepada sahabatnya, Abu Hurairah ra.:
"Wahai Abu Hurairah, hendaklah engkau mengikuti jalan (thariiq) suatu kaum, yang jika manusia merasa takut untuk menempuhnya, mereka tidak takut, yang jika manusia mencari keamanan dari api, mereka tidaklah gentar"
Abu Hurairah ra. bertanya: "Siapakah mereka itu ya Rasulullah? Terangkan dan jelaskanlah hal mereka itu kepadaku hingga aku dapat mengenali mereka!"
Rasulullah saw. bersabda: "Suatu kaum dari umatku di akhir zaman, yang kelak pada Hari Qiyaamah mereka akan dihimpunkan Allah di tempatnya para Nabi. Yang jika manusia memandang mereka, dari keadaan yang mereka lihat, manusia mengira bahwa mereka itu para Nabi Allah, hingga aku beritahukan kepada mereka dengan perkataanku, 'Umatku, umatku!'. Maka segenap makhluq pun menjadi mengetahui bahwasanya mereka itu bukanlah para Nabi. Mereka berlalu seperti kilat dan angin, pandangan mata yang hadir akan terkesiap dengan pancaran cahaya mereka!"
Abu Hurairah ra. berkata: "Ya Rasulullah, kemukakan kepadaku perumpamaan dari amaliah mereka, mudah-mudahan aku dapat menjadi seperti mereka!"
Bersabda Rasulullah saw.: "Wahai Abu Hurairah, kaum itu menempuh suatu jalan (thariiqan) yang terjal, hingga mereka sampai pada tingkatan (amaliah) para Nabi. Mereka memilih lapar setelah Allah memberi mereka rasa kenyang, mereka memilih telanjang setelah Allah memberi mereka pakaian, dan mereka memilih haus setelah Allah melimpahi mereka rasa puas.
Mereka meninggalkan itu semua demi mengharap apa-apa yang ada di sisi Allah! Mereka meniggalkan yang dihalalkan karena takut dihisab. Mereka terjun ke dunia dengan badan-badan lahiriyah mereka, tetapi mereka tidak menyibukkan diri dengan sesuatu apapun darinya.
Para Malaikat dan para Nabi takjub dengan keta'atan mereka kepada Rabb-nya. Kebahagiaan bagi mereka, kebahagiaan bagi mereka! Sungguh aku sangat berharap agar Allah menghimpunkan aku bersama mereka!"
Kemudian Rasulullah saw. menangis dikarenakan rindunya kepada mereka. Lalu Rasulullah saw. bersabda: "Jika Allah hendak mengazab para penghuni bumi, kemudian memandang mereka, maka Dia pun berpaling dan tidak jadi menurunkan azab. Hendaklah engkau, wahai Abu Hurairah, mengikuti jalan mereka! Barangsiapa berpaling dari jalan mereka, maka sungguh ia akan kepayahan dalam kerasnya Hisab!"
- Diterjemahkan dari kitab "Al-Washaayaa" karya Ibnu Arabi, Washiyahi ke 101 -

(Posted by Kang Zam, 2 April 2010)
Setiap manusia menciptakan persona dirinya melalui waham, yang hanya terjadi di dalam wilayah imajinasinya.
Adapun orang-orang yang berilmu menciptakan hal tersebut melalui 'himmah' (kehendak Yang Agung) yang kemudian terpancar keluar.
- Ibnu 'Arabi dalam Fusus al Hikam
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan setiap makhluk dalam kesetaraan. Setiap hamba-Nya sungguh mengemban amanah suci yang disembunyikan, yang di dalamnya tertuang rahasia dari setiap ciptaan dan manifestasi. Dengan demikian, setiap makhluk memiliki hubungan yang personal dengan Yang Maha Pencipta, Al Haqq, yang tidak ada makhluk lain pun ikut campur atau menjadi perantara dalam hubungan yang sangat intim tersebut.
Muhyiddin Ibnu Ɓrabi menggambarkan hubungan antara Dia dan ciptaan-Nya itu dalam sebuah simbol geometri berupa lingkaran dan satu titik di tengah lingkaran. Bahwa setiap garis yang ditarik dari titik tengah lingkaran ke garis lingkaran adalah garis yang unik. Juga dengan simbolisme ini bisa diterangkan bagaimana satu titik tengah lingkaran terhubung ke setiap titik lingkaran tanpa menjadi beragam wujudnya atau hubungannya menjadi membingungkan.
(Referensi: "The Way of Walaya"(Sainthood or Friendship of God). Souad Hakim. Muhyiddin Ibn Ɓrabi Society, Vol 18, 1995)
Allah manifests Himself in a special way in every creature.
- Ibn 'Arabi, Fusus al Hikam
Dunia ini tidaklah buruk - sebaliknya. ia merupakan ladang akhirat.
Apa yang kamu tanam di sini akan kamu panen di sana.
Dunia ini adalah jalan menuju berkah yang abadi dan karena itu ia baik - layak didamba dan dipuji. Yang buruk adalah memperlakukan dunia sehingga kamu menjadi buta pada kebenaran dan dikuasai sepenuhnya oleh hasrat, keinginan, dan ambisimu kepadanya.
- Ibnu ' Arabi
"Tidak bertaqwa seseorang kecuali ia mendapat rejeki yang tak terduga."
- Syaikh Ibnu Arabi
===
Rezeki itu tidak selalu dalam bentuk materi, bisa jadi berupa ilmu, musyahadah tertentu yang semuanya berhubungan dengan kedekatan seorang hamba kepada Rabbnya.
Kedekatan kepada Allah tidak memerlukan timbangan, karena timbangan Al-Haqq yang ada di Tangan-Nya adalah timbangan yang engkau gunakan untuk menimbang segenap amal perbuatanmu ... -Syaikh Akbar Ibnu 'Arabi-

(Posted by Kang Zam, 18 November 2016)
Ucapanmu termasuk ke dalam perbuatanmu. Karena itu barang siapa menghitung ucapannya sebagai perbuatannya, maka ia akan mengurangi ucapannya. Ketahuilah bahwasanya Allah menjaga ucapan para hamba-Nya, karena Allah hadir pada setiap lisan sang pembicara. Allah tidak mencegahmu dari mengucapkannya, akan tetapi, engkau jangan mengucapkannya jika memang engkau tidak meyakininya, karena Allah akan menanyaimu tentang itu ... -Syaikh Akbar Ibnu 'Arabi- 
(Posted by Kang Zam, 18 November 2016)