Tuesday, May 31, 2016

Dalam bukunya yang berjudul Kitab Penglihatan-Penglihatan dalam Mimpi (al-Mubashshiraat), Ibnu 'Arabi mencatat adanya tujuh belas mimpi yang berbeda dari mimpi-mimpi yang lain, hal ini dikarenakan mimpi tersebut berguna untuk orang banyak dan karena berkaitan dengan Rasulullah SAW dan para sahabat. Salah satu mimpi tersebut menggambarkan suatu peristiwa dramatis yang terjadi di suatu masa di alam setelah dunia ini:
Aku melihat dalam mimpiku bahwa Hari Pengadilan telah tiba dan semua manusia dilanda oleh kecemasan yang teramat sangat. Kemudian aku mendengar Al Qur'an dibacakan di 'Illiyiin kemudian aku bertanya: "Siapa gerangan orang-orang yang membaca Al Qur'an pada saat seperti ini dan tidaklah rasa takut melingkupi mereka. Kemudian sebuah suara menjawab, "Mereka adalah para pemangku Al Qur'an." Lalu aku berseru, "Jika demikian aku termasuk salah satu di antaranya!"
Kemudian sebuah tangga terbentang di hadapanku dan aku menaikinya hingga memasuki sebuah ruangan di 'Illiyiin, dimana aku menyaksikan orang-orang tua dan muda bersama sedang melantunkan Al Qur'an di hadapan Nabiyullah Ibrahim, sang khalil, radhiyallahu anhu. Kemudian aku pun duduk di hadapannya dan mulai membaca Al Qur'an dengan dipenuhi rasa aman dan ketenangan, tanpa merasakan takut, cemas atau was-was dengan datangnya hisab.
Sungguh aku tidak mengerti ketakutan macam apa yang menghinggapi kebanyakan orang berkaitan dengan Hari Penghisaban. Sang Rasulullah SAW berkata, "Orang-orang yang akrab dengan Al Qur'an adalah mereka yang akrab dengan-Nya dan merupakan hamba-hamba-Nya yang istimewa." Dan Allah berkata "mereka akan berada di tempat-tempat yang tinggi serta dinaungi oleh ketenangan dan keamanan."
(Terjemahan dari "The Brotherhood of Milk Perspective of Knowledge in the Adamic Clay." Ditulis oleh Stephen Hirtenstein. The Muhyiddin Ibn 'Arabi Society)
--
Pemberian nasihat memiliki syarat dan tata cara tersendiri. Dan di dalamnya dibutuhkan kelembutan. Apabila tidak, maka dia akan berubah menjadi bencana. Kerusakannya lebih banyak daripada kebaikannya.
- Imam Al Ghazali dalam Bidayah al Hidayah