Friday, November 18, 2022

 Pertanyaan: Saya punya murid yang memiliki ADHD, suatu hari dia pernah bertanya apakah keadilan memang ada di bumi ini, kalau iya, kenapa ada orang yang mendapat penyakit yang tak dapat disembuhkan? Saya tidak dapat menjawab pertanyaan itu dan ingin tahu bagaimana Anda menjawab pertanyaan tersebut?

Jawaban:
Itu adalah pertanyaan yang sangat penting, “mengapa ada penderitaan, kekerasan, ketidakadilan di dunia ini?”. Ibnu Arabi berkata bahwa bahkan diantara orang-orang yang memiliki tingkat spiritual tinggi sekalipun, mereka bisa lupa bahwa dunia ini demikian sempurna.
Begini, dunia ini bukan diciptakan sebagai surga buat kita. Disini, bukan tempatnya dimana setiap titik memiliki temperatur yang sama, setiap orang memiliki makanan dan nyaman. Di dunia ini ada ketidakadilan, kekerasan dsb. Dunia ini didesain agar asma-asma Tuhan bisa tampil, karena ia harus mengemuka. Karenanya tercipta banyak hal yang bertentangan di dunia. Pahami bahwa dunia ini tidak didesain untuk sebuah kehidupan yang mudah saja, di dalamnya ada kesempitan dan keterbatasan. Tapi ia berjalan sesuai dengan natur penciptaannya, bukan berjalan sesuai dengan keinginan pribadi kita.
Para pencari Tuhan, ketika mereka melihat kembali masa lalu mereka. Ada penggal-penggal tertentu dalam kehidupannya yang jika mereka bisa mengubahnya tak ingin mengalami hal tersebut. Tapi, momen-momen seperti itu justru menjadi titik balik yang penting dalam hidup mereka. Seseorang bisa berkata bahwa dirinya telah dilukai sedemikian rupa ketika masih kecil. Tapi hal itu menjadikan ia melihat dunia dalam sudut pandang yang berbeda yang tak akan bisa terjadi kecuali dia mengalami hal tersebut.
Cara pandang kita terhadap hidup itu menjadikan kita menjadi paham mengapa hal-hal tertentu memang harus terjadi dalam hidup. Seorang penulis buku terkenal berjudul “The Black Swan” bernama Nicholas Nassem Thaleb pernah berkata, “Saya tidak pernah berlari mengejar kereta. Kalau saya tertinggal kereta ya terjadilah, karena saya yakin di dalam kereta yang berikutnya saya akan duduk di sebelah seseorang yang kita bisa berbincang sedemikian rupa hingga itu mengubah hidup saya.”
Saya pribadi tidak ingin dunia berjalan sesuai dengan keinginan saya. Misalkan saya ingin agar tidak ada orang bodoh lagi di dunia ini, agar tidak ada kejahatan di dunia dsb. Tapi kalau itu terjadi, dunia ini tidak akan sempurna apa adanya. Maka kita adalah sempurna dalam ketidaksempurnaan. Karena kita persis ada di tempat dimana kita harusnya berada.
(Dikutip dari sesi tanya jawab kuliah umum Shu'ayb Eric Winkel di FSRD ITB, 7 November 2022)

No comments:

Post a Comment