Tuesday, August 2, 2022

 Masa lalu adalah sebuah interpretasi.

Masa depan adalah sebuah ilusi.
Dunia tidaklah berjalan linier dalam garis lurus,
bergerak dari masa lalu ke masa depan. Waktu melainkan bergerak di dalam diri kita sendiri, dalam pola spiral yang tak bertepi.
Keabadian (karenanya) bukan bermakna waktu yang selama-lamanya, melainkan sebuah ketiadaan dimensi waktu.
Jika engkau ingin mengalami pencerahan yang abadi, singkirkanlah masa lalu dan masa depan dari pikiranmu dan larutkan dirimu dalam saat ini.
Terjemahan puisi Syams Tabriz dari "The 40 rules of love" oleh Tessa Sitorini

No comments:

Post a Comment