“Sungguh jika pikiranku terhenti pada satu masalah atau apapun yang sulit untuk kupahami, maka aku akan beristighfar kepada Allah Ta’ala seribu kali atau lebih, hingga akhirnya dadaku dilapangkan dan kekaburan masalah itu menjadi jelas.”
(Ibn Taimiyah)
Ibnu al-Qayyim –murid terdekatnya- mengatakan tentang kebiasaan Ibn Taimiyah,
“Bila ia usai menunaikan shalat subuh, ia pun tinggal duduk (berdzikir) di tempatnya hingga matahari terbit dan mulai panas. Ia mengatakan, ‘Inilah sarapan pagiku, kapan saja aku tak melakukannya maka kekuatanku akan berguguran.'
Al-Wabil al-Shayyib, hal. 57.
Dalam al-‘Uqud al-Durriyah (hal. 105) –salah satu biografi tentang Ibn Taimiyah yang ditulis oleh muridnya, Ibnu ‘Abd al-Hady- disebutkan,
“Bila malam hari tiba, ia pun menyendiri dari semua manusia, berkhalwat dengan Rabb-nya Azza wa Jalla merendahkan diri pada-Nya, menekuni bacaan al-Qur’an, mengulang-ulangi berbagai bentuk penghambaan siang dan malam. Dan bila ia telah masuk ke dalam shalatnya, sekujur tubuh dan anggota badannya bergetar hingga bergoyang ke kiri dan ke kanan.
No comments:
Post a Comment