Showing posts with label Al Quran. Show all posts
Showing posts with label Al Quran. Show all posts

Sunday, May 13, 2018

Membaca Al-Qur’an adalah sebaik-baik dzikir. Dalam sebuah hadits qudsi diriwayatkan, Allah SWT telah berfirman, ”Barangsiapa yang disibukkan dengan Al Qur’an dan berdzikir kepada-Ku, hingga tidak sempat meminta kepada-Ku, maka aku akan memberikan apa yang terbaik yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta. Dan keutamaan firman Allah atas perkataan makhluk-Nya adalah seperti keutamaan Allah atas semua makhluknya.” (HR. Tirmidzi).

Adalah lebih baik selepas shalat tahajud sahabat-sahabat membaca dan mengkaji Al Quran, itu akan lebih produktif menyalakan hati dibanding dzikir ribuan kali akan tetapi tidak paham maknanya.

(Adaptasi tausiyah Kang Zam dalam Kajian Hikmah Al Quran, 26 November 2017)

Friday, December 1, 2017

"Jika aku harus menjelaskan seluruh arti dari alif, lam dan mim, maka akan dibutuhkan waktu selama 100 milyar tahun untuk melakukannya."

- Muhammad Raheem Bawa Muhaiyyaddeen

Friday, March 31, 2017

Tugas Terbesar Manusia

Apa tugas terbesar kita sebagai manusia di penggal kehidupan yang singkat di dunia ini?

Bekerja keras untuk memahami Al Quran sedemikian rupa sehingga kita bisa memetakan diri kita ke dalam Al Quran.
Sebab hal yang paling shahih dalam membangun agama (ad diin) adalah ketika semua langkah hidup kita adalah refleksi dari Al Quran, ketika itu terjadi maka kita akan dikatakan telah mengimani Al Quran sepenuhnya. Mengimani kenabian Rasulullah Muhammad SAW pun tidak akan bisa tanpa melampaui pengimanan yang benar terhadap Al Quran, oleh karenanya iman kepada rasul-rasul menduduki peringkat keempat dalam skema rukun iman, setelah beriman kepada Allah, para malaikat dan kitab-kitabNya.

Kalaupun kita sudah mulai belajar Al Quran tapi dalam keseharian sepertinya Al Quran dengan kehidupan kita seperti dua sungai yang berjauhan dan tidak berhubungan maka sebenarnya kita tengah hidup dalam sebuah kerugian yang besar! Ketika kita di satu sisi memandang kehidupan dan tenggelam di dalamnya kemudian menempatkan Al Quran hanya dalam sekat-sekat kehidupan lain yang bersifat ritual semata maka betul-betul ada yang salah di situ. Kita harus SERIUS memohon kepada Allah, inayah-Nya, hidayah-Nya, taufik-Nya agar diberi rezeki oleh Allah Ta'ala berupa kedekatan hati dengan Al Qu'an.

Jika kita semua sudah mencapai titik itu, ketika antara diri dan Al Quran seperti cermin, atau secara efektif kita sudah menjadikan Al Quran sebagai imam besar kita, baru rasanya bermakna hidup ini, dan itulah tugas terbesar kita sebagai manusia

(Adaptasi dari Kajian Hikmah Al Quran yang disampaikan oleh Mursyid Zamzam AJT, 30 Desember 2015)

Monday, December 5, 2016

Wahai Ali, pelajarilah Al-Qur'aan dan ajarkanlah kepada manusia, maka bagimu setiap satu huruf sepuluh kebaikan, dan apabila kamu mati maka mati dalam keadaan syahid. Wahai Ali, pelajarilah Al-Qur'aan dan ajarkanlah kepada manusia, maka apabila kamu mati, para malaikat akan mengunjungi kuburanmu sebagaimana manusia mengunjungi Ka'bah Baitullah Al-Atiq. 

-Rasulullah Muhammad saw-

Tuesday, May 31, 2016

Dalam bukunya yang berjudul Kitab Penglihatan-Penglihatan dalam Mimpi (al-Mubashshiraat), Ibnu 'Arabi mencatat adanya tujuh belas mimpi yang berbeda dari mimpi-mimpi yang lain, hal ini dikarenakan mimpi tersebut berguna untuk orang banyak dan karena berkaitan dengan Rasulullah SAW dan para sahabat. Salah satu mimpi tersebut menggambarkan suatu peristiwa dramatis yang terjadi di suatu masa di alam setelah dunia ini:
Aku melihat dalam mimpiku bahwa Hari Pengadilan telah tiba dan semua manusia dilanda oleh kecemasan yang teramat sangat. Kemudian aku mendengar Al Qur'an dibacakan di 'Illiyiin kemudian aku bertanya: "Siapa gerangan orang-orang yang membaca Al Qur'an pada saat seperti ini dan tidaklah rasa takut melingkupi mereka. Kemudian sebuah suara menjawab, "Mereka adalah para pemangku Al Qur'an." Lalu aku berseru, "Jika demikian aku termasuk salah satu di antaranya!"
Kemudian sebuah tangga terbentang di hadapanku dan aku menaikinya hingga memasuki sebuah ruangan di 'Illiyiin, dimana aku menyaksikan orang-orang tua dan muda bersama sedang melantunkan Al Qur'an di hadapan Nabiyullah Ibrahim, sang khalil, radhiyallahu anhu. Kemudian aku pun duduk di hadapannya dan mulai membaca Al Qur'an dengan dipenuhi rasa aman dan ketenangan, tanpa merasakan takut, cemas atau was-was dengan datangnya hisab.
Sungguh aku tidak mengerti ketakutan macam apa yang menghinggapi kebanyakan orang berkaitan dengan Hari Penghisaban. Sang Rasulullah SAW berkata, "Orang-orang yang akrab dengan Al Qur'an adalah mereka yang akrab dengan-Nya dan merupakan hamba-hamba-Nya yang istimewa." Dan Allah berkata "mereka akan berada di tempat-tempat yang tinggi serta dinaungi oleh ketenangan dan keamanan."
(Terjemahan dari "The Brotherhood of Milk Perspective of Knowledge in the Adamic Clay." Ditulis oleh Stephen Hirtenstein. The Muhyiddin Ibn 'Arabi Society)
--

Sunday, October 18, 2015

Syafaat Al Qur'an

Ketahuilah bahwasanya Al-Qur’an adalah pemberi nasihat yang tulus dan tidak pernah menipu, pemberi petunjuk yang tidak pernah menyesatkan dan pembicara yang tidak pernah berdusta. Tidak seorang pun yang berkawan dengannya melainkan ia pasti memperoleh kelebihan dan kekurangan, yaitu kelebihan dalam kebenaran dan kekurangan dalam kebutaan hati.
Ketahuilah, tiada suatu kebutuhan setelah Al-Qur’an dan tiada suatu kecukupan sebelum Al-Qur’an. Jadikanlah ia sebagai penawar segala penyakit yang engkau derita dan penolong dalam mengatasi segala nestapa. Ia adalah obat bagi segala penyakit yang paling parah berupa kekufuran, kemunafikan, kebodohan, dan kesesatan. Mintalah kepada Allah segala kebaikan dengan mengikuti Al-Qur’an. Mendekatlah kepada Allah dengan mencintai Al-Qur’an, dan janganlah memperalatnya demi mendapatkan sesuatu dari hamba-hamba Allah dengannya.
Tiada sebaik Al-Qur’an yang dapat dibawa seseorang ketika menghadap kepada Tuhan-nya. Ia adalah pemberi syafaat yang telah memperoleh izin dan dikabulkan syafaatnya. Ia adalah pembicara yang dipercaya ucapannya. Barangsiapa disyafaatkan oleh Al-Qur’an di Hari Kiamat maka akan dikabulkan syafaatnya. Barangsiapa terbongkar rahasianya oleh Al-Qur’an di Hari Kiamat, niscaya takkan dapat menghindar. Akan terdengar suatu seruan di Hari Kiamat, “Hai, sesungguhnya setiap penanam akan menjalani ujian atas tanamannya serta akibat-akibat dari usahanya, kecuali para penanam kebenaran Al-Qur’an!”
Oleh karena itu, jadilah kamu di antara para penanam dan pengikutnya. Jadikanlah ia sebagai penunjuk jalan menuju Tuhan-mu. Ikutilah nasihatnya dan curigailah pendapatmu sendiri jika berlawanan dengannya, dan kecenderungan nafsumu jika menyimpang darinya.
Tetapkanlah dirimu dalam kebaikan amal, dan ingatlah akan kedatangan akhir hayatmu. Tabahkanlah dirimu dalam istiqamah, kesabaran, serta kebersihan jiwa. Masing-masing kamu pasti akan sampai di akhir hidupnya, karena itu jemputlah hal tersebut dengan pertobatan dan kebaikan. Kamu memiliki panji Al-Qur’an, maka bernaunglah selalu di bawahnya.
-Washiyah Sayyidina Ali ra. tentang Al-Qur’an-

Tuesday, August 6, 2013

"Kalau kita melihat orang-orang yang sampai, seminimalnya yang bertemu diri, ada mursyid, pak omo ada wali-wali yang lain, kita bisa baca sejarah mereka, ngga ada yang ringan kehidupannya, para nabi, para rasul ada ngga yang ngga ada masalah? Ngga ada. 

Kenapa pentingnya kita membaca kisah mereka. Dalam Al Quran makanya dikatakan, sebelumnya engkau tidak mengetahui apa itu al iman apa itu al kitab. Di  depan kita nongkrong Al Quran, tapi apa fungsinya buat diri pribadi? Mesti bisa ada sebuah ikatan yang dalam dengan Al Quran ini, kalau buat saya tanpa Al Quran wuah saya celaka betul! Al Quran itu akan membeberkan, membentangkan sebuah aturan yang akan menimpa para pejalan dengan detil, sementara sebesar apa kita menguasai Al Quran? Mungkin baru titiknya yang kita kuasai, cinta pun mungkin tidak, membaca pun mungkin tidak kepada Al Quran, itu artinya kita siap-siap kesulitan. 

Al Quran itu memberikan sebuah tuntunan, sebuah peta yang besar, bahkan yang rinci tentang apa yang akan menimpa semua pejalan di semua level, baik di level mukmin yang biasa sampai dengan level nabi yang tertinggi, semua dihukumi oleh Al Quran, nabi-nabi itu beriman kepada Al Quran, membaca Al Quran makanya mereka selamat. 

(Zamzam AJT, 7 Januari 2006)