Showing posts with label ujian. Show all posts
Showing posts with label ujian. Show all posts

Tuesday, November 14, 2017

Menanggung kesedihan itu perlu untuk membantu kita membuang egoisme, kecemburuan dan kebanggaan. Menahan sakit dari keinginan-keinginan berlebihan dari pasangan kita, sakitnya beban ketidakadilan, dan ratusan ribu macam sakit lainnya yang tidak terbatas, agar jalan ruhaniah dapat menjadi jelas.
- Jalaluddin Rumi

Tuesday, May 30, 2017

Rasulullah Saw bersabda, "Sesungguhnya seorang mukmin tercipta dalam keadaan mufattan (penuh cobaan), tawwab (senang bertaubat), dan nasaa' (suka lupa), (tetapi) apabila  diingatkan ia segera ingat."
(Hadits Shahih No. 2276)

Wednesday, February 15, 2017

 “Tanda bahwa musibah itu ditujukan sebagai hukuman adalah ia menangis, tidak sabar, buruk sangka dan mengeluh kepada orang lain.”

- Syaikh Abdul Qadir Jailani

Monday, February 6, 2017

“Sesungguhnya jika Allah akan mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberikan ujian kepada mereka. Barang siapa yang bersabar, maka kesabaran itu bermanfaat baginya. Dan barang siapa marah (tidak sabar) maka kemarahan itu akan kembali padanya.”
(HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)

Thursday, December 22, 2016

Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutan yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah menyerah untuk mencoba dalam amanah, keikhlasan dan kejujuran. Maka jangan katakan pada Allah bahwa aku memiliki masalah, tetapi katakan pada masalah bahwa aku memiliki Allah Yang Maha Segalanya ...

-Sayyidina Ali ra.-

Thursday, August 8, 2013

Orang-orang beriman itu akan ditimpa oleh bencana, kesempitan dan keguncangan, jadi sebuah kewajiban, hukum yang akan menimpa siapapun yang ditarik kepada Allah Taála.


Tuesday, August 6, 2013


"setiap orang kan sudah punya takdirnya dari kita lahir sudah Allah desain kehidupannya, dan takdir itu sebuah gerinda besar agar semua yang palsu dibuang"

- Zamzam AJT (2006)
Sebuah bala yang menimpa orang beriman itu tidak lebih berat dirasakan dibandingkan keterpisahan dengan Allah taala
(Zamzam AJT, 2006)
"Kalau kita melihat orang-orang yang sampai, seminimalnya yang bertemu diri, ada mursyid, pak omo ada wali-wali yang lain, kita bisa baca sejarah mereka, ngga ada yang ringan kehidupannya, para nabi, para rasul ada ngga yang ngga ada masalah? Ngga ada. 

Kenapa pentingnya kita membaca kisah mereka. Dalam Al Quran makanya dikatakan, sebelumnya engkau tidak mengetahui apa itu al iman apa itu al kitab. Di  depan kita nongkrong Al Quran, tapi apa fungsinya buat diri pribadi? Mesti bisa ada sebuah ikatan yang dalam dengan Al Quran ini, kalau buat saya tanpa Al Quran wuah saya celaka betul! Al Quran itu akan membeberkan, membentangkan sebuah aturan yang akan menimpa para pejalan dengan detil, sementara sebesar apa kita menguasai Al Quran? Mungkin baru titiknya yang kita kuasai, cinta pun mungkin tidak, membaca pun mungkin tidak kepada Al Quran, itu artinya kita siap-siap kesulitan. 

Al Quran itu memberikan sebuah tuntunan, sebuah peta yang besar, bahkan yang rinci tentang apa yang akan menimpa semua pejalan di semua level, baik di level mukmin yang biasa sampai dengan level nabi yang tertinggi, semua dihukumi oleh Al Quran, nabi-nabi itu beriman kepada Al Quran, membaca Al Quran makanya mereka selamat. 

(Zamzam AJT, 7 Januari 2006)
“Allah selalu menarik para nabi-Nya, para wali-Nya dalam kondisi yang terlemahnya. Jadi kalau kita masih merasa digjaya, tidak ada masalah, merasa gagah, pada prinsipnya kita belum siap berjalan, sampai kita terkapar mohon pertolongan kepada Allah Ta’ala” (Zamzam AJT dalam kajian hikmah Nabi Luth as)