Ketika Rasulullah Saw ditanya, "Amal apa yang paling utama?"Nabi yang mulia menjawab, "Seutama-utama amal ialah memasukkan rasa bahagia pada hati orang yang beriman, yaitu melepaskannya dari rasa lapar, membebaskannya dari kesulitan, dan membayarkan utang-utangnya."(HR Ibn Hajar Al Asqalani)
Showing posts with label Amal. Show all posts
Showing posts with label Amal. Show all posts
Thursday, June 1, 2017
Wednesday, March 15, 2017
Fudhail berkata “Amalan yang paling baik adalah yang paling ikhlas dan sesuai dengan sunnah”. Orang-orang bertanya : “Wahai abu ali apa maksud paling ikhlas dan sesuai dengan sunnah?”. Fudhail berkata : “Amalan kalau ikhlas tapi tidak benar tidak akan diterima, kalau tidak ikhlas dan benar tidak akan diterima. Maka harus ada keduanya. Yang ikhlas adalah yang karena Allah dan yang benar adalah sesuai sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam ”
Wednesday, August 7, 2013
Mengingat tugas kewajibanmu yang khusus sebagai seorang ksatriya, hendaknya engkau mengetahui bahwa tiada kesibukan yang lebih baik untukmu daripada bertempur berdasarkan prinsip-prinsip dharma; karena itu, engkau tidak perlu ragu-ragu.
Wahai Partha, berbahagialah para ksatriya yang mendapatkan kesempatan untuk bertempur seperti itu tanpa mencarinya - kesempatan yang membuka pintu gerbang planet-planet surga bagi mereka.
Akan tetapi, apabila engkau tidak melaksanakan kewajiban dharmamu, yaitu bertempur, engkau pasti menerima dosa akibat melalaikan kewajibanmu, dan dengan demikian kemahsyuranmu sebagai ksatriya akan hilang.
(Sloka 2.31-2.33)
Wahai Partha, berbahagialah para ksatriya yang mendapatkan kesempatan untuk bertempur seperti itu tanpa mencarinya - kesempatan yang membuka pintu gerbang planet-planet surga bagi mereka.
Akan tetapi, apabila engkau tidak melaksanakan kewajiban dharmamu, yaitu bertempur, engkau pasti menerima dosa akibat melalaikan kewajibanmu, dan dengan demikian kemahsyuranmu sebagai ksatriya akan hilang.
(Sloka 2.31-2.33)
Friday, May 10, 2013
Hadits-hadits Tentang Amal
Syarah Mukhtaarul Ahaadits
Sayyid
Ahmad Al-Hasyimi
Penerbit
Sinar Baru Algensindo, cetakan ke-9, 2008
Perbaikilah urusan dunia kalian dan beramallah untuk akhirat kalian
seakan-akan kalian akan mati besok (HR Ad Dailami melalui Anas ra)
2. Kerjakan kebajikan dan
jauhilah kemungkaran. Pikirkanlah dahulu hal yang akibatnya disukai oleh
pendengaran telingamu, agar kelak kaum tidak mengata-ngataimu bila engkau tiada
dari mereka, bila telah engkau pikirkan akibatnya yang baik, maka kerjakanlah
hal itu. Dan pikirkanlah dahulu hal yang akibatnya tidak disukai oleh
pendengaran telingamu, bila akibatnya buruk maka tinggalkanlah agar kelak
kaummu tidak mengata-ngataimu jika engkau tinggalkan mereka.
(Riwayat Jamaah)
33. Amal yang paling disukai
Allah adalah amal yang dilakukan secara terus menerus sekalipun sedikit (HR Syaikhan melalui Aisyah ra)
34. Amal yang paling disukai
Allah ialah ketika kamu mati lisanmu masih basah karena dzikrullah (HR Baihaqi melalui Mu’adz ra)
61. Apabila engkau hendak
mengerjakan suatu perkara, maka pikirkanlah dahulu akibatnya, apabila akibatnya
baik kerjakanlah, apabila akibatnya buruk, tinggalkanlah
(Riwayat Ibnul Mubarak)
62. Apabila engkau
menghendaki suatu perkara, maka engkau harus bersikap tenang sehingga Allah
memperlihatkan jalan keluarnya.
(Riwayat Bukhari)
126. Apabila manusia mati,
maka amalnya terputus, kecuali tiga perkara yaitu:sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat atau anak shaleh yang mendoakannya (HR Muslim)
155. Menyempurnakan wudhu
adalah bagian dari iman; bacaan hamdalah dapat memenuhi mizan; tasbih dan
takbir dapat memenuhi langit dan bumi. Shalat adalah nur, zakat adalah bukti,
sabar adalah penerang, dan Al Quran adalah hujjah bagimu atau hujjah
terhadapmu. Setiap manusia berupaya di pagi hari, maka barangsiapa yang menjual
dirinya (demi mencapai keridhaan Rabb-nya) berarti ia memerdekakannya (dari
neraka), atau membinasakannya (bila ia menjual dirinya demi kerelaan setan)
(Riwayat Ibnu Hibban)
302. Sesungguhnya Allah
mencatat semua kebaikan dan keburukan. Kemudian Dia menjelaskan hal tersebut,
barangsiapa berniat untuk mengerjakan suatu kebaikan lalu dia tidak
mengerjakannya maka Allah menuliskan untuknya suatu kebaikan secara penuh di
sisi-Nya. Dan apabila ia berniat lalu dia mengerjakannya maka Allah mencatat pahala
sepuluh kebaikan di sisi-Nya hingga 700 kali lipat bahkan lebih banyak lagi. Dan
barangsiapa berniat mengerjakan suatu keburukan lalu dia tidak mengerjakannya,
maka Allah mencatat pahala suatu kebaikan secara penuh di sisi-Nya. Apabila dia
berniat untuk mengerjakannya lalu ternyata dia benar-benar mengerjakannya, maka
Allah mencatat untuknya dosa satu keburukan saja.
(Riwayat Muslim dan Bukhari)
313. Sesungguhnya seseorang
mengerjakan perbuatan ahli surga seperti yang tampak di mata orang-orang sedangkan
hakikatnya dia termasuk ahli neraka. Dan sesungguhnya seseorang mengerjakan
perbuatan ahli neraka seperti yang tampak di mata orang-orang sedangkan
kenyataannya dia adalah termasuk ahli surga.
(Riwayat Bukhari dan Muslim)
375. Menanti penyelesaian dari
Allah adalah ibadah, barangsiapa rela dengan rezeki sedikit, maka Allah rela
pula dengan sedikit amal yang dikerjakannya.
(Riwayat Ibnu Abud Dunya)
596. Tinggalkanlah hal yang
meragukanmu untuk mengerjakan hal yang tidak meragukanmu, karena sesungguhnya
jujur itu mendatangkan thuma’ninah (ketenangan) dan sesungguhnya dusta itu
mendatangkan kembimbangan.
(Riwayat Ahmad Nasa’I dll)
1104. Tercatat di dalam kitab Injil, “Sebagaimana engkau berbuat, maka
engkau akan mendapatkan balasannya, dan hanya dengan takaran (mikyala) yang
engkau pakailah engkau akan ditakar.”
(Riwayat Ad Dailami melalui
Fudhalah Ibnu Ubaid)
1134. Barangsiapa yang ingin mengetahui pahala amalnya di sisi Allah,
maka hendaklah ia melihat amal yang telah dikerjakannya untuk Allah.
(Riwayat Anas ra)
Sunday, July 29, 2012
Jangan Meremehkan Amal
“Tidak ada amal yang lebih diharapkan memperoleh pahala daripada amal yang engkau lihat sangat enteng dan engkau anggap remeh keberadaannya.”
Keadaan amalnya orang yang beramal berpengharapan bagi pembentukan jiwa manusia dan diharapkan diterima oleh Allah Ta’ala, adalah amal yang gaib (ia tidak tahu bahwa ia telah berbuat kebaikan). Ia lebih percaya bahwa suatu amal itu hanya bisa dilaksanakan apabila mendapat izin dari Allah Ta’ala. Ia juga yakin bahwa amal apa pun hanya bisa terwujud baik yang berkaitan langsung kepada Allah, atau yang berkaitan dengan manusia, tidak akan ada apabila belum mendapat izin dari Allah Ta’ala. Seorang hamba dalam perwujudan kerja dan cita-citanya tidak boleh hanya berharap dari amalnya saja. Amal tidak boleh dipergunakan sebagai alat untuk memperoleh kehendak nafsu duniawi, untuk mencari pangkat, keuntungan dagang, atau kepentingan pribadi lainnya.
Seorang mukmin sejati beramal semata-mata karena Allah, tidak karena ada maksud lain di balik amal yang ia wujudkan bagi hubungannya dengan Allah SWT. Seorang hamba wajib melaksanakan amal itu secara kontinyu dalam bentuk apapun dan tidak merasa bosan karena sesuatu dalam mewujudkan hubungannya dengan Allah Ta’ala.
Amal dan ibadah itu adalah suatu kewajiban yang dikerjakan secara sirri (Secara diam-diam, tidak dinampakkan) karena kuatir dihinggapi mendatang sifat riya. Beramal (umpamanya berinfak), disampaikan ibarat tangan kanan memberi, tangan kiri tidak melihat (amalan yang dirahasiakan kepada manusia dan kepada diri sendiri), itulah yang lebih utama. Beramal bagi orang yang arif dituntut hati yang ikhlas, tidak perlu dihitung-hitung dan diingat-ingat. Amal yang sudah dipersembahkan kepada Allah adalah semata-mata karena Allah belaka, jangan diingat-ingat dan dikenang lagi. Kalau masih diingat-ingat juga, maka amal tersebut menjadi amal yang riya atau membanggakan amal. Amal seperti ini, adalah amal yang tidak diragukan kebenaran niatnya. Amal yang telah diterima oleh Allah adalah amal yang sudah dilupakan oleh yang beramal dan dilupakan oleh orang lain. Terputus dari ingatannya semua amal yang pernah dikerjakan. Itulah amal dari para salihin dan siddiqin.
Amal saleh hamba Allah hendaklah dipelihara kebaikannya dan diselamatkan dari kotoran yang melekat dari kehendak hawa nafsu manusia dari ujub dan riya. Semua kebaikan itu adalah milik Allah, karena Ia Maha Baik, Maha Indah, Maha Sempurna. Ia yang Maha Kuat, Maha Berkuasa, dan Maha Meliputi seluruh kekuasaan dan kekuatan yang ada pada manusia. Manusia menerima kebaikan itu dari Allah yang maha Suci, maka hendaklah ia memelihara dan mensucikan kebaikan-kebaikan itu. Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Fatir ayat 10, bahwa Allah jua pemilik kekuaasan dan kemuliaan itu semua. Sedangkan perbuatan dan kata-kata kebaikan yang dikerjakan dan diucapkan manusia, terangkat kepada Allah. Itulah amal haq yang terangkat dengan penuh kehormatan ke sisi Allah SWT dan diterima oleh-Nya. Amal yang diterima oleh Allah itulah yang akan menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat.
Jangan engkau anggap enteng amal yang telah engkau kerjakan dengan tulus dari hatimu yang murni, tanpa kehendak selain dari kasih sayang dan ridha Allah semata. Sekecil apapun amal yang telah dipersembahkan kepada Allah dan manusia, semuanya adalah kebaikan yang diangkat kepada Allah, dan menjadi kemuliaan dirimu di sisi-Nya.
Kadang-kadang amal kebaikan yang kecil itu juga, yang kita anggap enteng, akan memberi kehormatan besar, dan memberi keselamatan bagi kebaikan manusia. Kadang-kadang pula amal yang kita banggakan dan sangat banyak, apalagi menjadi sebutan manusia, bisa jadi tidak memberi manfaat, dan kadang-kadang pula menjadi fitnah.
Perhatikan semua amal ibadah yang diajarkan Rasulullah saw. dengan penuh perhatian, dengan rasa khusyu dan tawadhu, kerjakan menurut kemampuan. Jangan memborong amal itu karena ingin dikenal sebagai orang alim dan saleh. Kerjakanlah amal yang menurut pengetahuan kita sesuai dengan ajaran dan sunah Nabi saw., dengan penuh keyakinan dan keikhlasan. Itulah tuntutan yang benar, dan sunah yang patut diikuti.
Untuk menyelamatkan amal ibadah manusia dari ujub dan riya, Allah memberi penangkal yang gunanya menghindarkan manusia dari maksud dan hawa nafsu duniawi dan keinginan yang merusak amal ibadah. Penangkal itu dinamakan “Al Warid”. Apkah Al Warid itu? Al Warid adalah nurullah yang memantul ke dalam batin orang-orang arifin, salihin dan shidiqqin yang tinggi makrifatnya sehingga menjadi kekuatan luar biasa yang dapat menjadi perisai yang mampu menghancurkan semua godaan dan nafsu duniawi. Sinar yang masuk ke dalam hati manusia yang berupa nur Ilahiyah yang sangat halus, lalu menjadi benteng pertahanan bagi iman yang bertahta dalam hati anak Adam, sehingga manusia keluar dari wujud manusia dengan hawa nafsu duniawiyah, memasuki ruhaniyah yang tinggi berupa makrifat pada maqam Rabbaniyah yang sangat halus (latifah ruhya) dalam batas-batas manusia sebagai hamba Allah. Basirah ruhaniyah yang ada dalam dadanya mampu menepis tabis yang menutup mata kepala manusia, sehingga rahasia-rahasia yang tersembunyi dari pandangan mata manusia dapat dilihat oleh basirah (mata hati yang terang), karena tersiram oleh nurullah. Tabir yang tersingkap itu, telah membuka basirah manusia sehingga mampu pula ia mendobrak semua pengaruh dan godaan duniawi yang biasanya menjadi penghalang bagi manusia yang ingin memasuki maqam makrifat yang lebih tinggi. Makrifat yang telah mencapai nurullah itu mampu mentransparasi alam gaib dengan kekuatan Al Warid tadi.[]
(Ibnu Athaillah)
Ucapan Tanpa Amal
Kepada seluruh penduduk negeri ini, sadarilah bahwa sesungguhnya banyak sekali ditengah-tengah kalian kemunafikan, tetapi sedikit sekali keikhlasan; banyak sekali kata-kata tanpa pengamalan. Padahal, perkataan tanpa pengamalan tidaklah berarti apa-apa, bahkan ia akan menjadi hujjah, bukan dalih. Perkataan tanpa pengamalan ibarat rumah tanpa daun pintu dan tanpa penjaga; ibarat kekayaan yang tidak dibelanjakan. Ia hanya klaim tanpa bukti, gambar tanpa ruh, patung yang tidak memiliki dua tangan, tanpa kedua kaki, dan tanpa perut. Sebagian besar amalmu seperti jasad tanpa ruh. Ruhnya adalah ikhlas, tauhid, keteguhan memegang kitab Allah ‘Azza wa Jalla dan Sunnah Rasul-Nya.
Janganlah berlaku lalai. Berbaliklah agar engkau sukses. Kerjakanlah perintah dan jauhilah larangan serta terimalah takdirmu. Hati sekelompok orang di antara manusia merasakan agungnya kelembutan, penyaksian dan kedekatan dengan-Nya. Karena itu mereka tidak merasakan sakitnya takdir dan bencana, sehingga berakhirlah hari-hari penderitaan dan mereka tidak mempedulikannya. Kemudian mereka memuji Allah SWT dan bersyukur kepada-Nya.
Ketahuilah bahwa berbagai bencana telah menimpa umat manusia sebagaimana telah menimpa kalian semua. Kemudian di antara mereka ada orang yang sabar; di antara mereka pula ada yang terhindar dari bencana it dan juga sikap sabar menghadapi bencana itu. Kemudaratan ada pada saat lemah iman; ketika seseorang masih sebagai anak kecil. Sikap sabar ada ketika dia menjadi pemuda. Sikap menerima ada tatkala dia balig. Sikap ridha ada tatkala dia dekat. Dia melihat Allah dengan ilmunya. Kegaiban dan kefanaan ketika adanya hati dan menyendiri bersama Allah ‘Azza wa Jalla adalah keadaan penyaksian dan percakapan. Batinnya fana, keberadaannya fana, dan dia lenyap dari makhluk lalu ditemukan di sisi Allah. Dia menghilang dan hanyut sehanyut-hanyutnya. Kemudian, apabila Allah menghendaki, Dia akan membangkitkan dirinya. Apabila Dia berkehendak untuk mengembalikannya, Dia akan mengembalikan beserta seluruh kehanyutan dan keterpisahannya; sebagaimana bersatunya kembali berbagai jasad makhluk pada Hari Kiamat setelah hancur dan tercerai-berai. Dia menghimpun kembali tulang-tulang mereka, daging dan perasaan mereka. Kemudian memerintahkan kepada malaikat Israfil untuk meniupkan ruh ke dalamnya. Ini benar-benar terjadi pada segenap makhluk. Sementara bagi sekelompok orang, Allah mengembalikan mereka tanpa perantara; dengan pandangan yang menghancurkan mereka dan dengan pandangan yang mengembalikan mereka.
Syarat cinta adalah engkau punya keinginan bersama Zat yang kau cintai. Engkau tidak dipalingkan dari-Nya, baik oleh dunia, akhirat, ataupun makhluk. Kecintaan kepada Allah SWT bukanlah sesuatu yang enteng sehingga bisa diklaim oleh setiap orang. Betapa banyak orang yang mengklaim cinta kepada Allah tetapi justru jauh dari-Nya? Betapa banyak orang yang tidak mengklaim cinta kepada Allah tetapi justru ada di sisi-Nya?
Janganlah meremehkan seorang Muslim pun, sebab berbagai rahasia Allah tersebar pada mereka. Bersikaplah tawadhu’, dan jangan berlaku takabur atas hamba-hamba Allah. Sadarilah kelalaianmu. Sebab, engkau tidak lain kecuali berada dalam kelalaian yang sangat parah; seolah-olah shirath benar-benar telah terperikan dan tergambarkan pada dirimu dan seolah-olah engkau telah melihat tempatmu di surga. Ini sebuah keterperdayaan yang sangat luar biasa.
Setiap orang di antara kalian sesungguhnya telah bermaksiat kepada Allah dengan melakukan kemaksiatan yang besar. Akan tetapi, dia tidak pernah memikirkan hal itu dan tidak pula bertobat. Dia malah menyangka bahwa semua itu telah dilupakan. Padahal semua itu tertulis di dalam lembaran-lembaran catatan amal-amal mereka lengkap dengan catatan waktunya. Dia akan diperhitungkan amalnya dan akan disiksa, baik atas dosa kecil ataupun dosa besar yang dilakukannya.
Oleh karena itu, hendaklah orang-orang yang lalai segera menyadari; hendaklah orang-orang yang tidur segera bangun, dan segera meraih rahmat Allah ‘Azza wa Jalla. Barangsiapa yang kemaksiatannya semakin besar dan dilakukan terus menerus serta tidak mau bertobat dan tidak pula mau menyesali diri, berarti sesungguhnya dia telah menghendaki kekufuran.
Kepada pencinta dunia tanpa akhirat dan pencinta makhluk tanpa Khalik, engkau tidak takut selain kepada kefakiran dan tidak mengharap selain pada kekayaan.
Hendaklah engkau menyadari bahwa rezeki itu telah dibagi-bagi; tidak akan bertambah atau berkurang; tidak akan mendahului atau terlambat. Engkau meragukan jaminan Allah SWT. Engkau begitu bernafsu mencari apa yang bukan bagianmu. Hasratmu benar-benar telah menghalangimu dari upaya menyertai para ulama dan dari upaya menyaksikan kebajikan. Engkau takut keuntunganmu akan berkurang dan takut pula rekanmu berkurang.
Hendaklah engkau menyadari, siapakah yang memberi makan kepadamu pada saat engkau berupa janin di dalam kandungan ibumu? Engkau bersandar pada dirimu sendiri dan makhluk; bersandar pada dinar dan dirham; bersandar pada perniagaan; dan bersandar pada penguasa negeri. Padahal, kepada siapa saja engkau bersandar, berarti sandaranmu adalah tuhanmu. Siapa saja yang engkau takuti dan engkau harapkan, berarti dia pun tuhanmu. Siapa saja yang kau lihat baik dalam kemudaratan ataupun kemanfaatan, sementara engkau tidak melihat bahwa Allah SWT berperan, berati dia pun adalah tuhanmu. Kecil kemungkinan engkau akan melihat kabarmu. Allah akan mengambil pendengaran dan penglihatanmu; juga kekuatan dan hartamu; termasuk seluruh sandaranmu selain Allah. Allah juga akan memutus hubungan antara dirimu dan makhluk; atas mengeraskan hati mereka atas dirimu; akan mencabut kedua tangan mereka darimu; akan mencelamu atas kesibukanmu; akan menutup pintu-pintu dari hadapanmu. Dia akan melemparkanmu dari satu pintu ke pintu yang lain. Dia tidak akan memberimu rezeki sesuap atau sebesar atom pun. Apabila engkau berdoa kepada-Nya, maka Dia tidak akan mengabulkan doamu. Semua itu karena perbuatan syirik kepada-Nya; karena kau bersandar kepada selain-Nya; karena pencarianmu akan nikmat selain-Nya; dan karena permintaan tolong dengan semua itu dalam kemaksiatan kepada-Nya. Semua ini telah kau lihat terjadi pada banyak kaum. Sebagian besar terjadi di kalangan orang-orang yang bermaksiat. Di antara mereka terdapat orang yang berupaya memperbaiki dirinya dengan taubat, kemudian Allah menerima taubatnya; Dia melihatnya dengan tatapan rahmat; dan Dia memperlakukannya dengan penuh kemuliaan dan kasih sayang.
Hendaklah manusia bertaubat, baik para ulama, para ahli fikih, orang-orang yang hidup zuhud, ataupun para ahli ibadah. Tidak ada seorang pun di antara kalian semua kecuali membutuhkan pertobatan. Kabarmu ada pada saya di dalam kehidupan dan kematianmu. Apabila awal berbagai urusan terbentuk atas diri saya, akan terbukalah bagi saya akhirnya saat kematianmu. Apabila tersembunyi dari diri saya asal harta salah seorang di antara kalian semua, saya akan menunggu saat keluarnya. Apabila kau mengeluarkan nafkah untuk anak-anak dan keluargamu, untuk orang-orang fakir di antara hamba-hamba Allah, dan untuk berbagai kemaslahatan mahluk, niscaya engkau akan mengetahui bahwa harta itu datang dari yang halal. Apabila keluar atas orang-orang yang jujur yang merupakan orang-orang pilihan Allah, engkau akan tahu bahwa asal dan cara menghasilkannya adalah dengan sikap tawakal kepada Allah SWT dan bahwa ia halal secara mutlak. Saya tidak bersamamu di pasar-pasar. Akan tetapi, Allah ada di antara saya dan hartamu dengan satu dan lain cara.
Kepada anak muda, waspadalah kalau Allah melihat di dalam hatimu ada selain Diri-Nya; waspadalah bahwa Allah melihat di dalam hatimu ada rasa takut kepada selain Diri-Nya, harapan kepada selain-Nya, dan kecintaan selain kepada-Nya. Oleh karena itu, hendaklah engkau berusaha membersihkan hatimu dari selain Diri-Nya. Hendaklah tidak memandang kemudaratan ataupun kemanfaatan kecuali bahwa itu dari Allah. Engkau selalu berada dalam rumah-Nya dan menjadi tamu-Nya.
Kepada anak muda, ingatlah bahwa segala sesuatu yang kau lihat berupa wajah-wajah yang dipoles dan kau cintai adalah cinta yang semu, yang menyebabkanmu dikenai hukuman. Sebab, cinta yang benar yang tidak akan mengalami perubahan adalah cinta kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Dialah Yang seharusnya kau lihat dengan kedua matahatimu. Itulah cinta orang-orang yang benar yang dipenuhi keruhanian. Mereka tidak mencintai dengan keimanan, tetapi dengan keyakinan dan kesaksian. Hijab telah tersingkap dari matahatimu sehingga engkau melihat perkara-perkara yang gaib. Engkau melihat apa yang tidak mungkin dapat mereka jelaskan.
Ya Allah limpahkanlah kepada kami kecintaan kepada Diri-Mu beserta ampunan dan kesehatan.
Bagianmu adalah yang telah dititipkan bagimu di dunia sampai waktu yang telah ditentukan di sisi Allah SWT. Tidak ada seorang pun yang dapat menolaknya untuk tunduk kepadamu pada saat ada izin dari orang yang memilikinya. Bagian itu akan mentertawakan makhluk dan merusak akal mereka, dan memperolok-oloknya; ia mentertawakan orang yang mencari apa yang bukan bagiannya, dan orang yang mencari bagiannya tanpa izin dari Allah ‘Azza wa Jalla.
Apabila kaum Muslim berpaling dari pintu dunia dan menghadap pintu Allah SWT, niscaya dunia akan keluar dan mengikuti mereka. Oleh karena itu, carilah pemahaman dari Allah ‘Azza wa Jalla. Apabila dunia telah menghadap para wali Allah, mereka akan berkata kepadanya, “Pergilah kamu dan tipulah orang selain kami. Kami benar-benar telah mengenal dirimu. Kami sungguh telah melihatmu. Janganlah kamu melintas di antara kami, sebab kami telah mengetahui ihwa dirimu. Jangan kamu berhias di hadapan kami, karena sesungguhnya dinarmu hanya polesan dan perhiasanmu hanya patung cekung dari kayu tanpa ruh. Kamu hanya memiliki tampilan lahiriah tanpa makna; tontonan tanpa identitas.”
Tatkala tampak di hadapan kaum Muslim berbagai cacat dunia, mereka segera lari darinya. Tatkala tampak di hadapan kaum Muslim berbagai cacat makhluk, mereka akan meninggalkannya, menghindar darinya, lari darinya, dan merasa jijik terhadapnya. Mereka lebih banyak akrab dengan gurun sahara, puing-puing bangunan, gua-gua, jin, dan para malaikat penziarah dunia. Datangalah kepada mereka malaikat dan jin dalam satu bentuk dalam yang bukan bentuknya yang asli. Jin dan para malaikat itu menampakkan diri kepada mereka pada waktu-waktu tertentu dalam bentuk orang-orang zuhud dan para rahib suci yang senantiasa kehausan; juga dengan orang-orang yang terasing yang menampakkan diri dalam bentuk apa saja yang mereka kehendaki. Bentuk-bentuk itu di kalangan jin dan malaikat, adalah seperti baju-baju yang bergantung di rumah salah seorang di antara kalian, yang bisa dipakai kapan saja.
Seorang murid sejati di dalam mengharapkan Allah ‘Azza wa Jalla di alam permulaan pencarian-Nya, akan menyempitkan pandangannya terhadap makhluk, mengurangi pendengarannya terhadap kata-kata mereka, dan mengecilkan pandangannya dari sesuatu sekecil apa pun yang merupakan bagian dunia. Dia tidak mampu melihat sesuatu pun dari makhluk-makhluk yang ada. Hatinya senantiasa linglung, akalnya senantiasa gaib, dan matanya senantiasa tajam. Dia senantiasa demikian keadaannya, sehingga dunia meletakkan tangan rahmat di atas kepala hatinya, sehingga ketenangan akan menghampiri dirinya. Ketenangannya akan senantiasa demikian hingga memunculkan bau harum kedekatan (taqarrub) kepada Tuhannya, Allah SWT. Pada saat demikian, keberadaannya, dia akan selaras.
Apabila dia bersikap kukuh di dalam tauhid, keihkhlasan dan makrifat kepada Allah, serta kecintaan kepada-Nya, akan datang kepadanya keteguhan dan keluasan makhluk dari Allah sehingga dia akan mampu memikul beban makhluk tanpa dia sendiri merasa terbebani. Dia akan mendekati mereka, mencari mereka, dan seluruh kesibukannya senantiasa ditujukan untuk kemaslahatan mereka. Dia tidak berpaling dari Allah `Azza wa Jalla, barang sekejap pun. Seorang zahid pemula akan menghindarkan diri makhluk. Sementara orang zahid yang sempurna kezuhudannya tidak akan pernah khawatir terhadap mereka. Dia tidak menghindar dari mereka, namun justru mendekati mereka. Sebab, dia senantiasa berjalan dengan makrifatnya kepada Allah wa Jalla. Siapa saja yang makrifat kepada Allah, dia tidak akan lari dari apapun; tidak juga takut kepada siapapun.
Seorang zahid pemula akan senantiasa menghindari orang-orang fasik dan orang-orang yang gemar berbuat maksiat. Sedangkan orang zahid puncak justru mendekati mereka. Bagaimana mungkin mereka tidak berani mendekati mereka, sementara segala obat bagi mereka telah mereka miliki ? Oleh karena itu, ada pula yang bertutur, “Tidak menertawakanmu di depan di depan orang orang fasik kecuali seorang yang makrifat.”
Barangsiapa yang makrifatnya kepada Allah demikian sempurna. Dia akan menjadi penunjuknya dalam melemparkan jaring untuk berburu makhluk di samudera dunia. Allah akan memberikan kekuatan hingga dapat menghancurkan iblis dan bala tentaranya; mengambil makhluk dari tangan mereka.
Wahai orang yang menyendiri dengan zuhud karena kebodohannya, kemarilah! Dengarlah apa yang saya katakan, “Wahai para zahid di dunia, kemarilah kalian dan mendekatlah kalian kepadaku! Kalian telah duduk dalam khalwat-khalwat tanpa dasar. Apa yang kalian peroleh? Kemarilah, dan pungutlah buah hikmah, agar Allah merahmati kalian. Aku tidak menginginkan manfaat apa-apa dari kehadiran kalian kepadaku, tetapi aku menginginkan manfaat itu untuk kalian.”
Kepada anak muda, ingatlah bahwa engkau perlu kerja, engkau perlu mempelajari pertukangan. Engkau membangun dan sekaligus meruntuhkan ribuan kali hingga engkau menjadi baik. Bangunlah sesuatu yang tidak akan runtuh. Jika engkau rapuh dalam membangun dan meruntuhkan, Allah SWT akan membangunkan bagimu suatu bangunan yang tidak akan runtuh.
Kepada kaum Muslim, kapan engkau mau berpikir? Kapan engkau mau menyadari tujuanmu? Bergabunglah bersama para pencari Allah ‘Azza wa Jalla. Apabila engkau bersama mereka, hendaklah engkau melayani dengan harta dan dirimu. Para pencari Allah yang sejati memiliki banyak tanda yang terpancar jelas di wajah mereka. Akan tetapi, karena pada diri dan batinmu ada banyak kotoran, dan pada pemahamanmu ada penyakit, maka engkau tidak mampu membedakan antara orang-orang yang jujur dan orang-orang zindik; antara perkara-perkara yang halal dan yang haram; antara yang beracun dan yang tidak beracun; antara orang Musyrik dan yang bertauhid; antara orang Mukhlis dan orang Munafik; antara orang yang gemar bermaksiat dan orang yang taat; serta antara orang yang mencari Allah dan orang yang mencari makhluk-Nya. Oleh karena itu, berkhidmatlah kepada para syaikh yang senantiasa mengamalkan ilmunya sehingga mereka mengenalkanmu pada banyak perkara sebagaimana adanya.
Hendaklah bersungguh-sungguh dalam bermakrifat kepada Allah, karena sesungguhnya apabila engkau mengenal-Nya, engkau akan mengenal yang selain-Nya. Oleh karena itu, hendaklah engkau mengenal-Nya dan kemudian mencintai-Nya. Apabila engkau tidak melihat-Nya dengan mata kepalamu, maka lihatlah Dia dengan matahatimu. Apabila engkau memandang nikmat dari-Nya, engkau akan mencinai-Nya dengan segera. Nabi Muhammad saw bersabda, “Cintailah Allah demi apa yang Dia berikan kepada kalian dari nikmat-Nya dan cintailah aku karena kecintaan Allah kepada diriku.”
Hendaklah kaum Muslim menyadari bahwa Allah telah memberikan makanan kepada mereka saat berada dalam perut ibu mereka. Dia kemudian mengeluarkan dari perut itu dan memberi mereka kesehatan, kekuatan dan daya. Dia juga telah melimpahkan kepada mereka ketaatan kepada-Nya dan menjadikan mereka Muslim yang senantiasa mengikuti jejak Nabi-Nya, Muhammad saw., sehingga bersyukur kepadanya dan mencintainya adalah seperti bersyukur kepada Allah dan mencintai-Nya.
Apabila engkau melihat kenikmatan dari Allah, akan hilanglah cinta kepada makhluk dari dalam hatimu. Seorang yang makrifat kepada Allah, yang cinta kepada-Nya, yang senantiasa memperhatikan-Nya dengan matahatinya, yang senantiasa memandang kebaikan dan keburukan dari sisi-Nya; tidak akan menetap pada dirinya sikap memperhatikan siapa saja dari kalangan makhluk yang berbuat baik atau yang berbuat buruk kepadanya. Apabila pada mereka tampak kebaikan, dia akan melihat kebaikan itu karena kehendak Allah semata. Apabila pada mereka tampak keburukan, mereka juga akan memandangnya juga karena semata-mata otoritas Allah ‘Azza wa Jalla. Pandangannya beralih dari memperhatikan makhluk ke arah memperhatikan Khalik. Dia memberikan kepada syariat Allah haknya (untuk dijalani) dan dia tidak mengabaikan hukum-hukum-Nya.
Hati seorang ‘arif senantiasa berpindah dari suatu keadaan ke keadaan lain, sehingga bertambah kuatlah kezuhudannya terhadap makhluk, pengabaiannya terhadap makhluk, dan keberpalingannya dari mereka. Dia senantiasa merindukan pertemuan dengan Allah dan semakin bertambah kuat tawakalnya kepada Allah. Dia tidak punya keinginan untuk mengambil sesuatu dari makhluk. Kalaupun dia mengambil sesuatu dari makhluk, dia mengambilnya melalui tangan Allah ‘Azza wa Jalla. Ikatannya semakin bertambah kuat dan erat antara dirinya dengan makhluk. Lalu ditambah dengan satu ikatan yang lain, yaitu ikatan dari Allah ‘Azza wa Jalla.
Orang yang selalu membutuhkan makhluk dan senantiasa bersekutu dengan mereka, hendaklah bersikap hati-hati akan datangnya kematian, sementara engkau ada dalam naungannya. Allah tidak akan membuka bagi ruhmu. Dia juga tidak akan memperhatikan ruhmu karena kemurkaan-Nya atas setiap orang yang menyekutukan-Nya, yang bergantung pada selain Diri-Nya. Apabila engkau ingin berkhalwat dengan Maulamu, maka hendaklah engkau berkhalwat (menyendiri) dari keberadaan dirimu, pengaturanmu, atau kegelisahanmu.
Engkau berdiri tegak di tempat pertapaan sementara hatimu ada di rumah-rumah makhluk, menunggu kedatangan dan hadiah mereka. Waktumu telah habis sementara gambaran tanpa bentuk ada pada dirimu. Hendaklah engkau tidak menempatkan dirimu pada sesuatu yang Allah tidak menempatkan dirimu padanya; yang tidak datang kepadamu penempatan dari Allah ‘Azza wa Jalla; yang engkau tidak mampu atasnya, tidak juga makhluk. Bila Dia menghendaki sesuatu dari dirimu, Dia akan mempersiapkan untuk hal itu. Jika engkau tidak memiliki batin yang shahih dan hati yang kosong dari selain Allah ‘Azza wa Jalla, maka khalwatmu tidak akan bermanfaat.
Ya Allah, semoga Engkau memberikan manfaat atas apa saja yang kuucapkan dan semoga Engkau memberikan manfaat kepada mereka atas apa yang kuucapkan dan yang mereka dengarkan.[]
(Syaikh Abdul Qadir Jailani)
Amal Shalih
Amal Salih
Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa yang berhias untuk manusia dengan apa yang mereka cintai, sementara dia menentang Allah dengan apa yang Dia benci, niscaya dia akan menemui kemurkaan Allah kepadanya.”
Hendaklah engkau mendengarkan ucapan-ucapan kenabian, terutama engkau, wahai kaum Munafik, orang yang menjual akhirat dengan dunia, dan yang menjual Allah Azza wa Jalla dengan makhluk. Dengarkanlah wahai orang yang menjual apa yang kekal dengan apa yang fana. Ingatlah bahwa daganganmu akan merugi dan modalmu akan habis. Celakalah, jika engkau menjerumuskan dirimu kepada murka Allah. Sebab, orang yang berhias untuk manusia dengan apa yang mereka sukai, niscaya Allah akan murka kepadanya. Oleh karena itu, hendaklah engkau menghiasi wujud lahirmu dengan adab syariat dan menghiasi wujud batinmu dengan mengeluarkan makhluk dari dalam hatimu. Tolaklah pintu makhluk dan hancurkanlah mereka dari dalam hatimu, sehingga mereka seolah tidak pernah diciptakan. Engkau tidak akan melihat pada tangan mereka kemudaratan dan kemanfaatan. Sesungguhnya engkau menyibukkan diri dengan upaya menghiasi jasadmu dan meninggalkan usaha untuk menghiasi batinmu. Menghiasi hati adalah dengan tauhid, ikhlas, percaya dan menggantungkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, mengingat-Nya dan melupakan yang selain Dia.
Nabi Isa a.s. berkata, “Amal salih adalah yang seseorang tidak suka untuk menanggungnya.”
Kepada orang yang lemah akal, orang yang gila dalam hubungannya dengan akhirat, orang yang berakal dalam hubungannya dengan dunia, ingatlah bahwa akal yang kau miliki tidak akan berguna bagimu. Berjuanglah untuk menghasilkan keimanan, pasti engkau akan menghasilkan keimanan untuk dirimu. Hendaklah engkau bertobat, meminta maaf dan menyesal, serta mengalirkan air matamu. Sebab, menangis karena takut kepada Allah Azza wa Jalla, dapat memadamkan api dosa serta memadamkan api murka Allah Azza wa Jalla. Apabila engkau bertobat dengan hatimu maka sesungguhnya cahaya tobat yang jujur akan bersinar pada wajahmu.
Wahai anakku, hendaklah engkau berjuang dalam menjaga batinmu selama engkau mampu menjaganya. Lalu jika datang kepadamu yang mengalahkan, maka engkau akan terhalang. Sesungguhnya cinta dapat meruntuhkan dinding kegelapan dan menutup dinding malu, dinding wujud, dan dinding untuk melihat makhluk. Orang yang merasa berat memikulnya, akan diperintah untuk mengeluarkannya. Orang yang menanggung beban yang dikalahkan akan bercelak mata dengan tanah dari kakinya. Karena hal itu merupakan sifat hawa nafsu dan sifat hati, sifat makhluk, dan sifat Tuhan. Bersungguh-sungguhlah agar engkau tidak ada, dan Dia tetap ada. Berjuanglah agar engkau tidak bergerak untuk menolak kemudaratan dari dirimu dan bukan untuk mendatangkan manfaat untuk dirimu. Sebab, jika engkau melakukan hal itu, maka Allah Azza wa Jalla akan menampilkan orang yang melayanimu dan menyingkirkan hinaan dari dirimu.
Jadilah engkau bersamanya seperti mayit bersama orang yang memandikannya, dan seperti penghuni gua (ashhaabul-kahfi) dengan Jibril a.s. jadilah engkau bersamanya tanpa mewujud, tanpa memilih dan tanpa mengurus. Pada dasarnya, Dia menetapkanmu di sisi-Nya, di atas kedua kaki keimanan dan hawa nafsumu pada turunnya beban qadha dan qadar-Nya. Iman itu ada dan akan tetap bersama qadar, sedangkan kemunafikan itu kabur. Orang Munafik pada saat melewati hari-hari dan malamnya, akan mejnadi kurus badannya dan menjadi gemuk hawa nafsu serta wataknya; menjadi buta kedua mata batin dan hatinya. Pintu rumahnya ramai dan yang masuk ke rumah itu hancur. Ingatannya kepada Allah Azza wa Jalla dengan lidahnya saja, tidak dengan hatinya. Bencinya hanya karena dirinya, bukan karena Allah. Sementara orang mukmin, ingatnya kepada Allah adalah dengan lidah dan hatinya. Dalam sebagian besar waktunya. Hatinya selalu ingat dan lidahnya diam. Bancinya karena Allah dan Rasul-Nya, bukan karena hawa nafsu, watak dan dunianya. Dia tidak hasud dan tidak dihasud orang lain; tidak juga menentang orang yang beruntung yang mendapat bagian dari bagiannya.
Wahai anakku, hendaklah engkau merasa takut terhadap upaya menentang orang yang beruntung karena sesungguhnya dia selamat, sedangkan engkau binasa, terjerumus, terhina dan tercemar. Bagaimana engkau mengubah nasibnya dengan penentanganmu padahal Allah mengetahui apa yang dia miliki. Apabila engkau menentang Allah dalam ilmu-Nya dengan apa yang kau miliki atau milik orang lain, maka gugurlah engkau dari pandangan-Nya, dan ilmumu tidak akan berguna. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:
Bekerja keras lagi kepayahan (QS 88:3)
Sekarang hendaklah engkau bertobat kepada Allah Azza wa Jalla. Orang yang terjaga itu cerdas. Janganlah berpaling dari tujuan kepada-Nya karena cobaan yang Dia turunkan kepadamu. Tunggulah saat cobaan dibebaskan darimu dan janganlah berputus asa. Karena dari suatu saat ke saat lain ada kelonggaran. Allah SWT berfirman:
Setiap waktu Dia dalam kesibukan (QS 55: 29)
Kelonggaran itu berpindah dari suatu kaum ke kaum yang lain. Sabarlah bersama-Nya dan relallah dengan takdir-Nya atas dirimu. Allah SWT berfirman:
Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu, sesuatu yang baru (QS 65: 1)
Apabila engkau bersabar, niscaya cobaan kepadamu akan terasa ringan, dan Dia akan menjadikan hal baru yang Dia sukai dan engkau sukai. Apabila engkau tidak bersabar dan berpaling, maka cobaan yang menimpamu akan terasa berat, dan Dia akan menambahnya dengan siksaan karena engkau berpaling dari-Nya dan karena penentanganmu kepada-Nya, karena ketetapanmu bersama hawa nafsu, karena tujuanmu dan karena kecintaanmu terhadap dunia, serta karena ambisimu dalam mengumpulkan dunia.
Hendaklah kaum Muslim menyadari, bahwa jika hal itu ada dan mesti ada, maka hawa nafsumu berada pada pintu dunia, hatimu berada pada pintu akhirat, serta batinmu berada pada pintu Tuhan, sampai hawa nafsu berubah menjadi hati dan merasakan apa yang dirasakannya, hati berubah menjadi batin dan merasakan apa yang dirasakannya, dan batin berubah menjadi fana yang tidak merasakan dan tidak dirasakan. Kemudian dia menghidupkannya karena Dia, bukan karena selain Dia. Inilah puncaknya yang asli dan kekal. Berbahagialah orang yang mengetahui apa yang saya katakan dan mempercayainya. Berbahagialah orang yang beramal dan ikhlas dalam amalnya. Berbahagialah orang yang menjadikan amal dengan tangannya sehingga dapat mendekatkan kepada orang yang diberi amal.
Wahai anakku, ingatlah apabila engkau telah mati, engkau akan melihat dan mengenal saya. Engkau akan melihat saya dari sebelah kanan dan kirimu, saya menolak darimu dan meminta kepadamu. Sampai kapan engkau bersekutu dengan makhluk serta berserah kepada mereka? Engkau harus mengetahui bahwa tidak seorang pun di antara mereka yang berguna atau yang bisa membahayakan dirimu, baik yang fakir atau yang kaya, baik yang mulia atau yang hina di antara mereka. Engkau harus tetap bersama Allah Azza wa Jalla. Janganlah engkau bersandar kepada makhluk dan jangan pula kepada usaha, daya, dan kekuatanmu. Bersandarlah kepada karunia Allah Azza wa Jalla. Bersandarlah kepada yang menguasai dirimu dan menguasai usaha serta rezekimu. Apabila engkau melakukan hal itu berarti perjalanan hidupmu bersama-Nya dan Dia akan memperlihatkan kepadamu keagungan qudrat-Nya. Dia akan menyampaikan hatimu kepada-Ny, kemudian setelah sampai kepada-Nya, Dia akan mengingatkan hatimu kepada hari-harinya yang lalu sebagaimana penghuni surga di surga akan teringat kepada hari-harinya di dunia. Apabila engkau telah menembus jaring sebab, maka engkau akan sampai pada musabbab. Apabila engkau telah menembus adat, maka adat akan menembus dirimu. Barangsiapa yang melayani, dia akan dilayani. Barangsiapa yang taat, dia akan ditaati. Barangsiapa yang memuliakan, dia akan dimuliakan. Barangsiapa yang dekat, dia akan didekati. Barangsiapa yang rendah hati, dia akan ditinggikan. Barangsiapa yang dermawan, dia akan diberi. Barangsiapa yang baik budi pekertinya, dia akan didekati. Adab yang baik akan mendekatkanmu dan adab yang buruk akan menjauhkanmu. Adab yang baik adalah taat kepada Allah dan adab yang buruk adalah durhaka kepada-Nya.
Wahai kaum Muslim, janganlah menunda kemuliaan bagi dirimu dan memperhitungkannya. Bersegeralah untuk memuliakan dirimu di dunia sebelum datang hari akhirat. Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla merasa malu untuk menghisab hamba-hamba-Nya yang menjauhkan diri dari maksiat di dunia.”
Engkau harus menjauhkan diri dari perbuatan maksiat. Jika tidak, maka kehinaan akan menetap pada tali lasomu. Jauhilah maksiat dalam segala tindakanmu di dunia. Jika tidak, maka segala keinginanmu akan berubah menjadi kerugian di dunia dan akhirat. Dinar adalah tempat neraka dan dirham adalah tempat kegelisahan, terutama jika engkau mendapatkannya dengan jalan haram dan menggunakannya dengan jalan haram pula. Jika demikian, berarti engkau buta dan tuli. Nabi saw. bersabda, “Cintamu kepada sesuatu membuatmu buta dan tuli”
Nodailah hatimu dari dunia dan jadikanlah hatimu sakit dan haus sehingga Allah Azza wa Jalla akan memberimu pakaian, makanan dan minuman. Pasrahkanlah lahir dan batinmu kepada-Nya dan janganlah engkau berusaha untuk mengaturnya. Akan tetapi, Dia-lah yang mengatur tanpa memerlukan pengaturanmu. Dunia adalah tempat beramal dan akhirat adalah tempat pahala, tempat pemberian. Hal ini merupakan hak yang sudah menjadi keumuman bagi orang-orang salih. Dan ada yang jarang di antara mereka, yaitu orang yang mengeluarkan dirinya dari amal di dunia, kemudian dia diberi anugerah dan rahmat serta dipercepat mendapat ketenangan sebelum datang akhirat. Dia hanya melaksanakan yang fardhu dan dia memperolehnya dari berbagai sunat. Maka sesungguhnya segala yang fardhu tidaklah gugur dalam segala keadaan dan tempat. Dan ini merupakan hak perseorangan dari hamba Allah Azza wa Jalla.
Wahai anakku, hendaklah engkau bersikap zuhud dan berpaling dari dunia sehingga engkau akan merasa tenang di dunia. Apabila engkau memiliki bagian dari dunia, maka pasti akan sampai kepadamu. Bagianmu akan mendatangimu, dan engkau tetap mulia. Janganlah engkau makan dengan hawa nafsumu. Karena hal itu merupakan penghalang yang akan menghalangi hatimu dari Tuhanmu. Orang mukmin tidak makan untuk hawa nafsu atau dengan hawa nafsunya. Dia tidak berpakaian untuk hawa nafsunya, dan bukan untuk kesenangan, tetapi dia melakukannya untuk memperkuat ketakwaan dan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla. Dia memakan apa yang dapat memperkuat kaki lahirnya di hadapan-Nya. Dia makan dengan syariat, bukan dengan hawa nafsu. Seorang wali makan karena perintah Allah Azza wa Jalla. Wali abdal yang merupakan wali quthb, makan dengan perbuatan Allah Azza wa Jalla. Dan seorang wali quthb, makan dan segenap tindakannya seperti makan dan tindakan Nabi saw. Bagaimana tidak begitu, sedangkan dia merupakan pelayan, pengganti, dan khalifahnya dalam umatnya? Setiap khalifah Rasul adalah khalifah Allah Azza wa Jalla. Dia telah menjadi khalifah batin dan pemimpin orang Islam. Yang terdahulu adalah khalifah lahir, yaitu dia yang tidak menghalalkan bagi seorang muslim untuk meninggalkan ketaatan dan tidak mengikuti Nabi. Telah dikatakan bahwa pemimpin kaum muslimin, jika dia seorang yang adil, maka dia adalah quthb zamannya. Janganlah engkau mengira bahwa perkara ini mudah. Telah ditetapkan bagimu bahwa akan ada yang menghitung perbuatan lahr dan perbuatan batinmu. Tidak ada seorangpun dari kalian, kecuali dia didatangkan pada hari kiamat disertai malaikat yang mengawasinya di dunia. Malaikat itu menulis kebaikan dan keburukannya. Pada mereka ada 99 buku catatan. Tiap-tiap buku catatan, panjangnya sejauh mata memandang. Dalam catatan tersebut ada kebaikan dan keburukannya, dan semua yang keluar dari orang itu. Lalu dituntut untuk membaca semuanya maka mereka pun membacanya. Jika di dunia orang itu tidak baik, maka dituliskan dan tidak dibaca, karena dunia adalah tempat hikmah dan akhirat adalah tempat qudrah. Dunia membutuhkan sebab dan perantara, sedangkan akhirat tidak membutuhkannya. Apabila seseorang di antara kalian menolak apa yang tertera dalam catatannya, maka anggota badannya akan berbicara sesuai dengan apa yang tertulis di catatan itu. Tiap anggota badannya berbicara sesuai dengan ketentuan semua yang dia perbuat di dunia. Engkau benar-benar diciptakan untuk perkara yang besar, sedangkan engkau tidak mendapat kabar tentangnya. Allah Azza wa Jalla berfirman:
Lalu apakah engkau mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakanmu secara main-main, dan bahwa engkau tidak akan dikembalikan kepada Kami? (QS 23: 115) []
(Syaikh Abdul Qadir Jailani)
Bearmal Dengan Ikhlas
Betapa banyak orang yang belajar, namun tidak beramal. Carilah ilmu dan sibukkan dirimu dengan beramal disertai ikhlas. Bila kau tidak melakukannya, maka kau tidak akan meraih kebahagiaan. Pelajarilah ilmu, karena perbuatanmu digerakkan oleh Allah. Sungguh telah kujatuhkan penutup malu dari pandanganmu dan sungguh kujadikan sesuatu yang paling hina di matamu. Engkau mengikuti nafsu, memakan dengan nafsu, bergerak dengan nafsu, maka jangan heran apabila dibinasakan oleh nafsumu sendiri. Malulah terhadap Allah dalam segenap keadaanmu. Beramallah sesuai dengan hukum-hukum-Nya. Bila kau beramal dengan zahir hukum, maka amalmu itu akan membawamu pada ilmu tentang Allah.
Ya Allah sadarkanlah kami dari kealfaan orang-orang yang lalai.
Bila kau berbuat dosa, maka bahaya akan datang menimpamu. Bila kau bertobat dan beristighfar kepada Allah serta memohon pertolongan-Nya, maka Allah akan berada di sampingmu. Engkau akan menemukan musibah dalam hidupmu, karenanya mintalah kepada Allah supaya menganugerahi kesabaran dan kesesuaian sehingga kau diselamatkan dan tidak mengalami kerusakan dalam hati. Pada zahir, bukan batin, pada harta, bukan agama, saat itu bahaya bukan siksa, namun nikmat.
Wahai orang munafik, kau menerima orang-orang yang mengikutimu karena Allah dan Rasul-Nya hanya secara fisik, tidak secara maknawi. Kau menerima dengan lahir, bukan dengan batin. Tidak heran, kau terhina di dunia dan di akhirat. Orang yang bermaksiat dan pendusta adalah orang-orang hina. Wahai iorang-orang berilmu, jangan kotori ilmumu di depan hamba dunia. Jangan kau jual kemuliaan dengan kehinaan. Kemuliaan adalah ilmu, sedangkan orang-orang hina adalah orang-orang yang menggenggam dunia. Orang lain tidak akan mampu memberikan sesuatu yang bukan bagianmu, akan tetapi bagianmu mengalir dari bagian mereka, bila kau bersabar, maka bagianmu yang berada dalam genggaman tangan mereka akan datang, tanpa membuatmu hina.
Ingatlah Zat yang memberikan rezeki, Yang tidak membutuhkan rezeki dan pemberian. Sibukkanlah dirimu dengan berbuat taat kepada Allah dan jangan menuntut sesuatu dari-Nya. Allah mengetahui yang kau butuhkan untuk kebaikanmu.
Zikir lisan tanpa kesadaran hati, tidak akan mendatangkan kemuliaan. Zikir yang sesungguhnya adalah zikir hati dan rahasia, kemudian zikir lisan.
Allah berfirman:
Ingatlah kepadaku, aku akan mengingatmu, bersyukurlah kepadaku dan jangan kufur (QS 2: 152)
Ingatlah Allah, Dia akan mengingatmu. Ingatlah Dia, sehingga zikir tersebut dapat menambal dosa-dosamu, sehingga kau dibersihkan dari dosa dan bisa menaati-Nya tanpa maksiat. Saat itulah, kau dan Dia ingat di tengah ornag-orang yang berzikir. Sibukkanlah dirimu dengan zikir kepada-Nya, jangan menyibukkan dirimu dengan berbagai permohonan kepada-Nya. Jika tujuanmu adalah kehendak Allah, maka Allah akan memenuhinya. Jika kau berhasil menjadikan Allah sebagai tujuanmu, maka Allah akan memberikan kunci-kunci simpanan-Nya dalam hatimu.
Barangsiapa yang mencintai Allah, dia tidak akan mencintai yang lain. Allah akan melenyapkan cintanya pada yang selain-Nya dari dalam hatinya. Bila kecintaan kepada Allah telah bersemayam di dalam hati seseorang, maka hatinya akan kosong dari rasa cinta kepada selain-Nya. Dia akan menyibukkan zahir dan batinnya kepada Allah. Dia akan keluar dari kebiasaan, keluar dari tempat-tempat ramai. Apakah kau punya akal yang dapat kau gunakan untuk berpikir? Apakah wujudmu telah melupakan diri dari akal sehat itu? Malaikat maut akan mendatangi hidupmu, mencabut nyawamu, memisahkan dirimu dengan keluarga dan orang-orang yang kau cintai. Berusahalah, supaya nyawamu tidak dicabut pada saat kau benci untuk berjumpa dengan Allah. Tunggulah detik-detik kematian, karena di hadapan Allah, engkau lebih baik daripada ketika di dunia.
Ya Allah berikanlah kami kebaikan di dunia dan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa api neraka.[]
(Syaikh Abdul Qadir Jailani)
Subscribe to:
Posts (Atom)