Showing posts with label Taubat. Show all posts
Showing posts with label Taubat. Show all posts

Tuesday, August 16, 2022

 Shalat berarti bersimpuh di hadapan Tuhan. Berwudhu, yakni berada dalam keadaan suci, merupakan syarat shalat. Seorang alim mengetahui bahwa kesucian lahir tidaklah memadai, karena Allah melihat jauh ke dalam lubuk hati seseorang. Karena itu, kita harus menyucikan hati dengan tobat. Hanya dengan cara itulah shalat dapat diterima.


- Syaikh Abdul Qadir Jailani

Monday, April 30, 2018

Nabi Muhammad SAW berkata kepada para sahabatnya, “Tahukah kalian siapakah orang yang benar-benar bertaubat?” Para sahabat menjawab, “Allah Ta’ala dan Rasul-Nya lebih mengetahui” Maka bersabdalah Nabi Muhammad SAW:
1. “Barang siapa bertaubat sedang ia tidak mempelajari ilmu, maka ia bukanlah orang yang bertaubat
2.  Barang siapa bertaubat sedang ia tidak bertambah tekun ibadahnya, maka ia bukanlah orang yang bertaubat
3.  Barang siapa bertaubat sedang ia tidak berusaha membuat musuh-musuhnya ridha, maka ia bukanlah orang yang bertaubat
 4. Barang siapa bertaubat sedang ia tidak mengubah pakaian dan perhiasannya, maka ia bukanlah orang yang bertaubat
5.  Barang siapa bertaubat sedang ia tidak mengganti sahabat-sahabatnya, maka ia bukanlah orang yang bertaubat
6.  Barang siapa bertaubat sedang ia tidak mengubah akhlaknya, maka ia bukanlah orang yang bertaubat
7.  Barang siapa bertaubat sedang ia tidak melipatkan kasur dan tikarnya, maka ia bukanlah orang yang bertaubat
8.  Barang siapa bertaubat sedang ia tidak menyedekahkan kelebihan dari apa yang di tangannya, maka ia bukanlah orang yang bertaubat
Apabila tanda-tanda ini telah tampak nyata pada diri seorang hamba, maka ia telah benar-benar bertaubat!”
Hadist Nabi Muhammad SAW dari Abdullah bin Mas`ud ra. )

Tuesday, May 30, 2017

Rasulullah Saw bersabda, "Sesungguhnya seorang mukmin tercipta dalam keadaan mufattan (penuh cobaan), tawwab (senang bertaubat), dan nasaa' (suka lupa), (tetapi) apabila  diingatkan ia segera ingat."
(Hadits Shahih No. 2276)

Monday, January 23, 2017

Dia telah memerintahkanmu untuk mengajukan permohonan kepada-Nya, agar Dia bisa memberimu apa yang kau minta. Dia mendambakan agar Ia melimpahkan rahmat-Nya pada dirimu.
Tak seorang pun yang dapat menjadi penghalang antara kau dan Dia, dan tiada Dia membuatmu perlu mencari perantara yang menghubungkan kau dengan Dia.
Tiada Dia akan mencegahmu bertaubat bila kau melakukan keburukan, dan tiada pula dia akan menyegerakan hukuman bila kau melanggar larangan-Nya.
Ia tidak mengejekmu bila pada akhirnya kau kembali pada-Nya, dan tidak akan membeberkan aib dosa-dosamu meski sesungguhnya itu lebih patut kau terima. Ia takkan mempersulit penerimaan tobatmu, dan Ia takkan mengungkit-ungkit kesalahanmu.
Dia tidak akan pernah membuatmu putus asa dari rahmat-Nya. Bahkan bila engkau mengurungkan niatmu untuk melakukan suatu dosa, Ia akan menghitungnya sebagai sebuah perbuatan baik yang layak diberi pahala. Ia hanya menghitung setiap pelanggaran setara satu dosa, namun setiap kebaikan yang kau lakukan dihitung-Nya setara dengan sepuluh kali lipatnya.
Pintu-Nya selalu terbuka bila kau ingin kembali pada-Nya. Kesempatan diberikan-Nya bila kau berkehendak memperbaiki dirimu di hadapan-Nya. Bila kau memanggil, Dia mendengar panggilanmu. Bila kau bermunajat, Dia mendengar bisikan hatimu.
Kau selalu dan selalu diberi-Nya waktu untuk menyampaikan segala hajat dan keinginanmu. Atau memohon agar Dia menghilangkan segala kesusahanmu. Atau mengharap pertolongan-Nya dalam segala urusanmu.
Maka janganlah kau berputus asa bila Ia tak segera menjawab permohonanmu. Ketahuilan, pemberian-Nya selalu sesuai dengan niat yang menyertai setiap permintaanmu.
(Ali r.a)