Showing posts with label Bawa Muhaiyyaddeen. Show all posts
Showing posts with label Bawa Muhaiyyaddeen. Show all posts

Sunday, August 8, 2021

 Suatu hari nanti, semua orang akan meninggalkan kita sendirian di liang lahat. Maka jika kita terbiasa berlatih menyendiri sejak saat ini, kelak kita akan lebih mudah menjalani hal itu. Nanti ketika semua pergi, kita bisa berkata “Aku terbiasa sendiri dahulu, dan sekarang pun aku sendiri. Tak ada alasan untuk menjadi sengsara!”

Akan tetapi jika kita terbiasa tergantung kepada manusia dimanapun kita berada, maka kita akan berduka saat kita ke alam barzakh dan menangis, “Dimana anakku? Dimana orang tuaku? Dimana suamiku? Dimana istriku?” Kita akan berkeliling mencari-cari mereka dan akan mengalami kesulitan berada di alam sana.
Oleh karenanya, biasakan hidup mandiri tanpa tergantung oleh siapapun. Berlatihlah sejak sekarang demi menjelang kehidupan yang pasti akan datang. Itu adalah baik untukmu.
- Adaptasi dan terjemahan dari tausiyah Muhammad Raheem Bawa Muhaiyaddeen dalam “The Fast of Ramadan” hal. 169

Monday, January 18, 2021

 Murid:

Mengapa Tuhan menciptakan syaithan jika Dia ingin kita menjadi baik?
Bawa Muhaiyyaddeen:
Ini pertanyaan yang sangat bagus. Awalnya Tuhan menciptakan syaithan sebagai makhluk yang baik. Di alam langit, syaithan pernah menjadi pemimpin bagi kaum jin. Akan tetapi ketika Tuhan menciptakan Adam, seorang manusia, sebagai makhluk yang mulia, syaithan menjadi iri.
Adam diciptakan dari tanah dan syaithan diciptakan dari api. Karena itulah syaithan menjadi marah, dan saat ia murka maka ia berubah menjadi syaithan. Ia menjadi memiliki amarah, dengki dan perasaan dendam.
Awalnya amarah muncul, kemudian dengki dan lalu rasa ragu timbul dalam dirinya. Ia berpikir, "Aku diciptakan dari api dan Adam diciptakan dari tanah. Maka, bagaimana mungkin dia lebih baik sari diriku?"
Karena ia berpikir bahwa dirinya lebih baik dari manusia maka ia dipenuhi oleh rasa sombong dan menjadi sangat panas. Itulah ketika ia berubah menjadi syaithan.
Tuhan tidak menciptakan dia sebagai syaithan. Akan tetapi ketika sifat-sifatnya berubah maka Tuhan berfirman, "Kau adalah yang tersesat" dan mengusirnya dari surga ke neraka.
Sekarang engkau paham?
Tuhan tidak menciptakan syaithan dalam keadaan yang sekarang. Adalah syaithan yang mengubah dirinya sendiri.
Sifat-sifat buruk adalah syaithan. Jika ia melepaskan semua sifat-sifat buruknya, maka ia tidak lagi menjadi syaithan. Ia hanya menjadi makhluk jin.
Demikian pula manusia. Ketika mereka menampilkan sifat-sifat jahat, mereka juga menjadi syaithan. Akan tetapi jika mereka tidak memiliki rasa ujub (bangga diri), amarah, dengki, keraguan, dendam kesumat, dusta, pengkhianatan, penipuan dan egois, maka mereka menjadi manusia.
(Why Can't I See the Angels- halaman 57)

 Jika engkau berdedikasi untuk melaksanakan tugasmu di dunia

engkau harus melakukannya dengan tanpa ikatan,
tanpa keberpihakan atau mengharapkan imbalan,
engkau harus melakukannya tanpa egoisme atau keinginan untuk meraih keuntungan.

Engkau harus mencintai semua kehidupan
dan memperlakukannya seperti kehidupanmu sendiri,
melihat kelaparan yang orang lain rasakan sebagai kelaparanmu,
menyadari kebahagiaan orang lain sebagai kebahagiaanmu,
kedamaian orang lain sebagai kedamaianmu,
kesenangan yang lain sebagai kesenanganmu.

Ketika seseorang melakukan tugasnya dengan cara seperti ini,
ia akan mengalami kesulitan dan sekian banyak tantangan.
(Karena) seseorang dalam tingkatan ini harus membakar dirinya untuk memberikan cahaya bagi yang lain.

Ia harus menjadi seperti lilin yang berpijar,
merelakan diri terbakar agar yang lain mendapatkan cahaya.
Itulah tugas mulianya.
Dalam keadaan ini kenyamanan macam apa yang sang lilin bisa rasakan?

Apa boleh buat.
Inilah keadaan orang yang mau menjalankan misi hidupnya untuk Tuhan,
ia harus merelakan dirinya terbakar untuk menyebarkan cahaya ke dunia sekelilingnya,
dan itulah hidupku.

- Muhammad Raheem Bawa Muhaiyyaddeen, The Tree That Fell to the West

Tuesday, February 19, 2019

Ketika Jibril as Gusar



Pada suatu hari Jibril as diperintahkan untuk menyampaikan wahyu kepada Rasulullah Muhammad saw. Allah berfirman, “Sampaikanlah kepada Muhammad salam-Ku. Tolong sampaikan kepadanya cinta-Ku.” Allah berfirman seperti ini kemudian menyampaikan suatu ayat kepada Jibril as.

Maka datanglah Jibril as ke kediaman Muhammad saw, akan tetapi saat itu beliau sedang pergi dan putrinya Fatimah ra tengah ada di depan pintu.

“Assalaamu’alaikum,”ujar Fatimah.
“Fatimah, dimanakah Rasulullah?”
“Beliau sedang pergi. Assalaamualaikum. Silakan masuk wahai paman, adik lelaki dari ayahku. Silakan duduk.”

Jibril as nampak gusar. Ia hanya pergi disana tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Setelah sekian lama waktu berlalu Fatimah kembali berkata, “Wahai adik lelaki ayahku, yang aku telah katakan (salam) adalah pujian untuk Allah. Aku mengucapkan rahmat dan salam dari Allah, akan tetapi engkau sama sekali tidak membalasku. Aku tidak marah, tapi engkau tidak membalas salamku. Itu adalah tanggungjawabmu. Ketika engkau tidak membalas salam, sesuatu yang merupakan kalimat dari-Nya engkau sungguh menjadi memiliki hutang yang besar.”

Jibril as lantas menjawab, “Alaikumussalam, alaikumussalam, Fatimah.”

“Mengapa engkau gusar kepadaku?”

“Tidak ada kaitannya secara pribadi denganmu. Akan tetapi usia ayahmu belumlah begitu tua. Beliau (saat itu) hanya berusia 50 atau 52 tahun. Sedangkan berapa tahun usiaku! Aku telah membawakan wahyu kepada 124.000 rasul. Akan tetapi engkau memanggilku adik lelaki ayahmu. Itu hal yang tak masuk akal bagiku. Itu yang sedang aku pikirkan sementara aku berdiri disini.”

“Apakah demikian adanya? Sungguh aku tidak mengetahui hal ini.” Jawab Fatimah.

Sesungguhnya Allah Ta’ala tengah menghancurkan rasa bangga yang ada dalam diri sang Jibril as, maka Allah menyelipkan kalimat itu ke dalam lisan seorang Fatimah ra, dan membuatnya berkata demikian.

Tak berapa lama kemudian Rasulullah Muhammad saw datang, lalu Fatimah bercerita tentang apa yang telah terjadi dengan Jibril as.

“Benarkah demikian, wahai Jibril? Karena engkau berkata bahwa dirimu adalah lebih tua dari aku, maka katakanlah hal yang paling menakjubkan di alam semesta yang  pernah engkau saksikan sebelum aku dilahirkan.”

“Ya, aku pernah menyaksikan sebuah hal yang paling menakjubkan di alam ini.”

“Apakah itu?”

“Ada sebuah bintang yang bersinar dari arah baratlaut. Rembulan juga ada disana. Bintang itu tampak menyala selama 70.000 tahun, kemudian menghilang selama 70.000 tahun, akan tetapi bersinar kembali selama 70.000 tahun. Aku pernah menyaksikan terbitnya bintang ini selama 70.000 kali. Sungguh aku pernah menyaksikannya.”

“Benarkah demikian? Apakah engkau melihat bintang itu sekarang?”

“Aku tidak melihatnya saat ini.”

“Jika engkau melihatnya apakah engkau bisa mengatakan apakah itu bintang yang sama yang telah engkau lihat?”

“Ya tentu, aku bisa.”

Kemudian Rasulullah saw melepaskan turbannya dan memperlihatkan kepada Jibril as bagian atas dari kepalanya yang mulia. Dimana bintang itu ada disana bercahaya dengan sangat terang. Jibril as memeluknya sambil menangis saat melihat hal  itu.

“Mengapa engkau menangis? Apakah karena bintang ini? Apakah ini bintang yang kau maksud?”

“Iya…iya..itulah bintangnya.”

(Dikutip dari “Asma’ul Husna the 99 Beautiful Names of Allah”, M.R. Bawa Muhaiyaddeen)

Thursday, February 22, 2018

What is known as life is the soul,
and to search for and understand the soul is life.
- Muhammad Raheem Bawa Muhaiyyaddeen

Monday, February 19, 2018

Sadarilah bahwa musuh-musuhmu yang sesungguhnya adalah mereka yang ada dalam dirimu sendiri.
(Muhammad Rahim Bawa Muhaiyyaddin)

Tuesday, February 13, 2018

Jangan beri gula pada seekor keledai,
Seekor keledai tidak mengerti manisnya gula,
Ia hanya akan menginjak-injak batang tebu,
Oh, jangan lemparkan permata kepada seekor babi,
Ia hanya akan menginjaknya.

Mereka tidak mengetahui nilai sebuah mutiara,
Oh, jangan letakkan mutiara di hadapan seekor ayam.
Ayam hanya menyukai cacing dan serangga,
Mereka hanya akan menendang mutiara itu dengan kakinya.

Seperti itulah nilai sebuah kebenaran di hadapan seorang pencari dunia.

(Terjemahan dan kutipan dari ´101 Stories for Children´, Muhammad Raheem Bawa Muhaiyyaddeen)

Monday, February 5, 2018

"Anak-anakku, kalian punya potensi untuk melakukan apapun di dunia ini. Kalian bisa mengubah pasir menjadi tali, mengendalikan hewan liar, membengkokkan langit, berjalan di atas api atau air, membuat dirimu tidak nampak, berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu singkat, kalian bisa menampakkan semua kualitas surga atau neraka.

Akan tetapi, yang paling sulit dilakukan sebenarnya adalah untuk mendiamkan pikiran dan keinginanmu, sesaat saja. Karena hanya dalam diam, engkau baru bisa mendengar Dia berbicara.

(Adaptasi dari kisah anak yang disampaikan oleh Bawa Muhaiyyaddeen)

Thursday, January 18, 2018

Iman adalah keadaan dimana hati seseorang sepenuhnya berserah diri kepada Allah dan menaruh kepercayaan penuh kepada-Nya terhadap semua yang telah terjadi dan hal yang akan datang.

- Muhammad Raheem Bawa Muhaiyyaddeen

Monday, January 15, 2018

Only when you have completed your research, only when you can say you have no more to discover, are you entitled to conclude that God does not exist.

- Muhammad Raheem Bawa Muhaiyyaddeen

Thursday, January 11, 2018

As long as you do not search for wisdom and the qualities of God, it does not matter whether you read thousands of books or search in thousands of ways, you will never discover who God is.

- Muhammad Raheem Bawa Muhaiyyaddeen

Friday, December 1, 2017

Sebagian melihat Nabi Muhammad saw saat lahir bersinar dan memancarkan cahaya dari gerbang-gerbang delapan surga yang terbuka. Para malaikat, para penghuni langit dan nabi-nabi menyatakan diin mereka masing-masing, iman mereka dan menebarkan salam dan shalawat. Seluruh penghuni langit, para malaikat, dan para nabi membawanya, memeluknya dan menciuminya. Dan berdasarkan perintah Allah Azza Wa Jalla, ia dibawa ke langit surga yang kedelapan dan diberi nama Muhammad saw. Beliau dikenakan pakaian dari bahan seperti sutra yang terbuat dari cahaya Nur, sebuah bahan tanpa cacat. Setelah melakukan itu dan diperlihatkan semua surgaNya, Allah berfirman, “Wahai Muhammad, di sebelah kirimu adalah neraka dan di sebelah kananmu adalah surga. Aku limpahkan kepadamu semua kebajikan dari seluruh alam, kekayaan dari Rahmat al-‘alamiin (yang merupakan asma Allah). Lalu sang bayi Muhammad saw diletakkan ke pangkuan ibunda Aminah. Maka saat ia membuka mata, tampaklah olehnya sang bayi tengah berada di atas pangkuannya.

(Muhammad Raheem Bawa Muhaiyyaddeen)
"Jika aku harus menjelaskan seluruh arti dari alif, lam dan mim, maka akan dibutuhkan waktu selama 100 milyar tahun untuk melakukannya."

- Muhammad Raheem Bawa Muhaiyyaddeen

Wednesday, November 1, 2017

"To increase your wealth your have to increase your wisdom"
- Muhammad Raheem Bawa Muhaiyyaddeen.
Hikmah (wisdom) terkait dengan kebersyukuran. Semakin orang bersyukur akan semakin bijak dalam berlaku.
Oleh karenanya kekayaan satu juta rupiah di tangan orang yang bersyukur bisa mendatangkan berkah dan kebaikan banyak bagi diri dan sekitar dibanding harta trilyunan di tangan orang yang tidak bijak.
For every hurt you have caused to someone, you will experience one hundred times the pain.

- M.R. Bawa Muhaiyyadden

Friday, October 20, 2017

Semakin seseorang terikat dengan bentuk-bentuk lahiriah maka semakin pudarlah kecantikan jiwanya.
- Adaptasi dari petuah Bawa Muhaiyyaddeen dalam "The Gem and the Greedy Man"