Sunday, October 18, 2015

Ibnu Salim datang kepada Rasulullah saw, maka ia berkata: “Ya Rasulullah, seseungguhnya aku memiliki pertanyaan untukmu mengenai perkara yang belum pernah Allah ajarkan kepada siapapun selain kepada Musa bin Imran, jika engkau mengetahuinya, mengenai perkara tersebut, sesuatu yang hanya dikaruniakan Allah kepada Musa bin Imran a.s.” Maka berkata Rasulullah saw: “Ya Ibnu Salim, jika engkau menghendaki aku akan menerangkannya kepadamu.” Berkata Ibnu Salim: “Terangkanlah kepadaku”. Maka berkata Rasulullah saw: “Sesungguhnya malaikat muqarrabun belumlah mengelilingi `Arsy, dan belum ada pengetahuan mereka tentang `Arsy itu, dan belumlah `Arsy itu dipikul oleh para malaikat yang memikulnya. Dan sesungguhnya Allah baru saja menciptakan petala lelangit dan bumi, maka bertanya para malaikat: ‘Wahai Rabb kami, apakah Engkau menciptakan sesuatu yang lebih besar dari petala lelangit dan bumi?’. Allah menjawab: ‘Ya, samudra al-Bihar.’ Diceritakan, para malaikat kembali bertanya: ’Apakah Engkau menciptakan sesuatu yang lebih besar dari samudra al-Bihar?’ Allah menjawab: ‘Ya, `Arsy.’ Para malaikat kembali bertanya: ‘Apakah Engkau menciptakan sesuatu yang lebih besar dari `Arsy?’ Allah menjawab: ‘Ya, `Aql.’ Para malaikat berkata: ‘Wahai Rabb kami, dan sejauh apakah kadar `Aql diciptakan?’. Allah menjawab: ‘Demi kemuliaan-Ku, sungguh tidak ada yang dapat mengetahui batas-batas ilmu mengenainya.’ Allah kemudian bersabda: ‘Apakah kalian punya pengetahuan mengenai bilangan pasir?’ Para malaikat menjawab: ‘Tidak’. Allah berkata: ’Maka sesungguhnya Aku menciptakan `Aql sebagaimana bilangan pasir. Maka dari sebahagian manusia ada yang Aku beri sebutir (pasir), dua butir, tiga butir, empat butir; dan sebahagian mereka ada yang Aku beri satu firqa; dan sebahagian mereka ada yang Aku beri satu wasaq; dan sebahagian mereka ada yang aku beri dua wasaq; dan sebahagian lainnya Aku beri lebih banyak dari itu tergantung sebanyak apa yang Aku kehendaki dari pembagiannya’.” Maka berkata Ibnu Salim r.a.: “Maka siapakah mereka itu, ya Rasulullah?”. Rasulullah SAW menjawab: “Orang yang beramal demi ketaatan kepada Allah Ta’ala, atas dasar kadar amalamal mereka. Dan kesungguhan mereka. Dan keyakinan mereka. Maka Allah menjadikan dalam hati mereka cahaya. Dan kefahaman mereka yang menyeluruh atas kadar yang datang kepada mereka. Maka dengan kadar itu beramallah mereka dengannya. Maka terangkatlah mereka beberapa dejarat.” Berkata Ibnu Salim r.a.: “Demi Dia yang telah mengutusmu dengan petunjuk dan agama yang haqq, sungguh tidak ada satu huruf pun yang berbeda dari apa yang aku temukan dalam Taurat. Maka sesungguhnya Musa adalah yang pertama menjelaskan perkara ini, dan engkau adalah yang kedua.” Rasulullah berkata: “Engkau benar, wahai Ibnu Salim!”

—H.R. Ibnu Hajar al-Atsqalani, Al-Busyiri, Al-Haitsami
Dari Anas bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: Tatkala Allah mengumpulkan segenap manusia dari awal hingga akhir dengan suatu panggilan dari tempat yang tinggi dari dalam Arsy, maka Allah berkata: "Di mana ahli ma'rifat billah? Di mana al-muhsinun?". Diceritakan, maka berdirilah sekelompok manusia hingga penuhlah tangan Allah kedua-duanya. Kemudian Allah berkata—dan Dia Maha Mengetahui tentang itu—kepada kelompok pertama: "Siapa kalian?". Mereka menjawab: "Kami ahli ma'rifat yang telah Engkau jadikan kami arif terhadap-Mu dan Engkau lah yang menjadikan kami demikian." Allah berkata: "Kalian benar!". Kemudian Allah bertanya kepada kelompok lainnya: "Siapa kalian?". Mereka menjawab: "Kami adalah al-muhsinun." Allah berkata: "Kalian benar". Sebagaimana firman-Ku kepada nabi-Ku: "Tidak ada sabil untuk al-muhsinun (Q.S. At-Taubah [9]: 92). Maka tidak ada jalan bagi kalian; namun masuklah ke surga dengan rahmat-Ku". Kemudian Rasulullah SAW tersenyum: "Allah telah memberi ganjaran kepada kelompok tersebut pada hari kiamat."

—H.R. Abu Nu’aim Al-Isfahani
Berkata Al-Faqih r.a., berkata kepadaku bapakku, dari Ali bin Abi Thalib r.a. bahwasannya dia berkata: "Sesungguhnya Umar bin Khattab memberlakukan tarawih (berjamaah) dari hadits yang ia dengar dariku." Maka bertanya kaum mukminin: "Dan apakah hadits itu, wahai Amirul-Mukminin?" Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya kepunyaan Allah Ta'ala di sekiling ‘Arsy sebuah lokus yang disebut HADIRATUL-QUDSI yang diciptakan dari cahaya dan di dalamnya para malaikat yang tidak dapat diketahui jumlahnya—kecuali oleh Allah—yang  beribadah kepada Allah 'Azza wa Jalla tanpa henti. Maka ketika malam-malam bulan Ramadhan mereka meminta izin untuk turun ke bumi, maka mereka shalat bersama Bani Adam. Maka adalah mereka turun ke bumi setiap malam ramadhan. Maka barangsiapa yang telah bersama mereka, atau mereka telah bersama seseorang, maka tidak akan disentuh api neraka selamanya." —H.R. Nasruddin bin Muhammad bin Ibrahim
Dari Abu Hurairah r.a., bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: “Hingga seorang hamba mengucapkan laa ilaaha illal-llaah dengan ikhlas, maka baginya akan dibukakan pintu-pintu langit hingga mencapai arsy, sepanjang dia menjauhi dosa-dosa besar”. —H.R. Turmudzi
Mengabarkan kepadaku Abdullah ibnu Umar bin Rabi’ah, bahwasannya Haritsah bin Nu’man berkata: Aku berjalan melewati Rasulullah SAW dan bersamanya Jibril sedang duduk pada sebuah bangku, maka aku mengucapkan salam kepadanya. Maka setelah aku kembali, berkata Rasulullah, “Apakah tadi engkau melihat siapa yang bersamaku?” Aku menjawab, “Ya”. Rasulullah berkata, “Bahwa sesungguhnya dia adalah Jibril, dan tadi dia menjawab salam kepadamu.”

—H.R. Imam Ahmad dan Imam Thabrani
Dari Haritsah bin Malik dari Anshar (Madinah), bahwasannya dia menghampiri Rasulullah SAW, dan Beliau bertanya kepadanya: "Sudah sampai mana kemajuan (agama) engkau, wahai Haritsah?". Haritsah menjawab: "Aku telah mencapai mukmin yang haq". Rasulullah berkata: "Hati-hati dengan apa yang kau ucapkan! Karena sesungguhnya pada setiap perkara ada haqiqatnya, maka apa haqiqat keimananmu". Haritsah menjawab: "Telah aku cukupkan dunia bagi diriku, maka pada malamnya aku terjaga, dan pada siangnya aku berpuasa, dan aku melihat arsy Allah dengan nyata, dan aku melihat para penghuni surga saling mengunjungi, dan aku melihat para penghuni neraka berteriak minta tolong." Rasulullah berkata: "Engkau telah arif, wahai Haritsah. Maka pertahankanlah! (hingga 3 kali)".

 —H.R. Thabrani Keterangan: Selain diriwayatkan oleh Imam Thabrani, hadits sejenis juga diriwayatkan oleh: Abu Bakar al-Bazar, Bahrul-Zihkar bi Masnad al-Bazar: 2451; Sulayman bin Ahmad Thabrani, Sya’bul Iman: 9884, 9885; Ibnu Jauzi, At-Tabshirah: 46. Dimana dalam riwayat-riwayat lain dikatakan: ْ َال ِ أ ِھ َْب َص ْر َت ف ْب َل ِي ق الإ َیم َ ان ف ِ ُ َ َّو َر َّ الله َْی ِن َ ، عْبٌد ن َزْم َ ، م َّرت ”Engkau telah melihat, maka pertahankanlah (dua kali); engkau adalah hamba yang hatinya telah Allah cahayai dengan nur iman.”
Telah mengabarkan kepadaku 'Ubaidullah bin Sa'id, Telah menceritakan kepada kami 'Affan bin Muslim telah menceritakan kepada kami Shakhr bin Juwairiyah telah menceritakan kepada kami Nafi' bahwasanya Ibnu Umar mengatakan: Dahulu sahabat-sahabat Rasulullah SAW jika mereka melihat ru’yaa (fana), mereka suka sekali mengisahkan penglihatan ru’yah itu kepada Rasulullah SAW sehingga Rasulullah SAW menakwilkannya. Ketika itu umurku masih belia, sedang aku sering tinggal di masjid karena aku belum menikah. Maka aku berkata kepada diriku sendiri; “Kalaulah dalam dirimu ada kebaikan, niscaya engkau melihat sebagaimana yang dialami orang-orang.” Suatu malam ketika aku berbaring, aku memanjatkan doa; “Ya Allah, jika Engkau mengetahui pada diriku terdapat kebaikan, maka perlihatkanlah kepadaku sebuah ru’yaa.” Maka pada saat aku mengalaminya, tiba-tiba ada dua malaikat mendatangiku yang di tangan masing-masing memegang palu besi. Keduanya membawaku ke jahannam, sedang aku diapit keduanya tiada henti memanjatkan doa; 'Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari jahannam'. Kemudian aku diperlihatkan seorang malaikat yang menemuiku dengan palu besi seraya berujar; 'Tidak usah khawatir, sebaik-baik manusia adalah engkau, jika engkau memperbanyak shalat.' Mereka kemudian membawaku hingga menghentikanku di tepi jahannam. Ternyata jahannam tergulung seperti gulungan sumur, ia mempunyai emperan sebagaimana emperan sumur, yang diantara kedua emperannya terdapat malaikat yang di tangannya membawa palu besi. Dan kulihat disana ada beberapa orang bergelantungan di rantai-rantai, kepala mereka terjungkir dibawah mereka, aku tahu disana ada beberapa pemuka Quraisy. Kemudian mereka membawaku pergi dari sisi kanan. Maka aku ceritakan penglihatan itu kepada Hafshah (istri Rasulullah, yang merupakan saudari Ibnu Umar), kemudian Hafshah menceritakannya kepada Rasulullah SAW, maka Rasulullah SAW bersabda: "Abdullah adalah seorang hamba yang shalih, asalkan shalat malam." Maka semenjak itu Abdullah Ibnu Umar memperbanyak shalat.

—H.R. Bukhari