Ada orang yang melihat masa lalu dan takdirnya sebagai sebuah keburukan dari Allah sehingga ia senantiasa mengeluhkannya, namun ketika seseorang sudah menyala akal dalamnya (fu’ad), maka ia mulai melihat kebaikan dalam semua takdirnya dan mulai membaca sebuah pengaturan Ilahiyah di dalamnya. Bahwa bencana, kehilangan, kematian, perceraian, perpisahan, kesakitan, semuanya adalah Allah yang mengatur bukan yang lainnya, setan pun tidak bisa berkontribusi dalam takdir. Maka ketika kita memohon ‘ihdinashiraathal mustaqiim’ yang kita minta bukan mengubah takdir-Nya akan tetapi memohon diberi akal batin sehingga bisa membaca format takdir yang sedang Allah tulis dan kita bisa menapakinya sebagai anugerah Allah Ta’ala.
(Adaptasi dan kutipan dari pengajian hikmah Al Quran yang disampaikan Kang Zam, Oktober 2017)
No comments:
Post a Comment