Takdir yang kita arungi adalah dari tangan Tuhan, kita belajar membaca secara teliti.
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala ufuk bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS Fushshilat : 53).”
Jadi baca yang ada di ufuk bumi diri kita masing-masing, baru ke jiwa kita. Orang beriman adalah orang yang mampu membaca tanda-tanda-Nya walaupun dalam kesamaran, walaupun tidak terang benderang.
Mata lahiriah kita ini untuk membaca tanda-tanda yang samar, itulah kemuliaan manusia.
Bumi ini bukan (sekadar) untuk ditinggalkan, ini adalah kitabullah, hamparan (mahdan)-Nya. Tidak juga di dunia ini hanya untuk cari uang dan tidak membaca kehendak Allah yang ada di balik fenomena yang terjadi.
(Dari catatan pengajian hikmah Al Quran, 25 Maret 2018/ 8 Rajab 1439H)
No comments:
Post a Comment