Monday, September 5, 2016

Tentang Hikmah

Allah menganugerahkan al hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran. (Al-Baqarah (2): 269)

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
(An-Nahl (16) : 125)

Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu. Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu. (An-Nisaa'(4) : 113)

Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah  serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.
(Al-Baqarah (2): 129)

"Kata hikmah yang didengar oleh orang mu'min, lalu diajarinya dan diamalkannya, adalah lebih baik baginya dari ibadah setahun". (HR : Ibnut Mubarak dari Zaid bin Aslam, hadits mursal.)

"Sebaik-baik pemberian dan hadiah ialah kata-kata berhikmah. Engkau dengar lalu engkau simpan baik-baik. Kemudian engkau bawakan kepada saudaramu muslim. Engkau ajari dia. Perbuatan yang dernikian, menyamai 'ibadah setahun ". (HR :  Ath-Thabrani dari Ibnu Abbas isnad dla'if).

“Hikmah adalah barang hilang orang mukmin. Maka ambilah hikmah walaupun dari mulut orang-orang munafik
(Ali bin Abi Thalib ra) 

“Ambillah hikmah dari mana saja. Jika hikmah berada dalam dada orang munafik, dia resah, hingga keluar dan menempati tempatnya yang tepat dalam dada orang mukmin" (Ali bin Abi Thalib ra) 

Hikmah adalah barang yang hilang bagi orang mukmin. Maka, carilah dia walaupun ada pada orang-orang musyrik, kerana engkau lebih berhak atasnya (Ali bin Abi Thalib ra) 

 “Termasuk hikmah ialah: Engkau tidak bertengkar dengan orang yang di atasmu, tidak meremehkan orang selainmu, tidak menerima sesuatu diluar kemampuanmu, lisanmu tidak menyalahi hatimu, dan ucapanmu tidak menyalahi perbuatanmu. engkau tidak menyatakan sesuatu yang tidak engkau ketahui, tidak meninggalkan suatu perkara tatkala ada dan tidak mencari-carinya tatkala tiada.”
(Ali bin Abi Thalib ra) 

 “Termasuk hikmah seseorang ialah dia mengetahui dirinya sendiri.” (Ali bin Abi Thalib ra) 

"Pokok hikmah ialah takut kepada Allah, berpegang kepada kebenaran dan menaati orang yang benar.”
(Ali bin Abi Thalib ra) 

"Orang yang sudah mengenal hikmah maka ia tidak ingin bersabar untuk terus menambahnya" (Ali bin Abi Thalib ra) 

 “Awal hikmah adalah meninggalkan kelazatan, dan akhirnya adalah membenci segala yang fana.”
 (Ali bin Abi Thalib ra) 

 “Batas hikmah adalah berpaling dari alam fana dan kerinduan kepada alam baka.”
 (Ali bin Abi Thalib ra) 

“Hikmah adalah taman orang-orang terhormat dan ilmu adalah tempat wisata orang-orang beradab.”
(Ali bin Abi Thalib ra) 

 “Hikmah adalah pohon yang tumbuh dalam hati dan berbuah di lisan.” (Ali bin Abi Thalib ra) 

 Sesungguhnya hikmah merupakan cahaya setiap hati (Nabi Isa as)

“Wahai anakku! Pelajarilah hikmah dan berbanggalah dengannya.
 Kerena, hikmah menunjukkan seseorang kepada agama, memuliakan seorang hamba atas orang  merdeka,  meninggikan orang miskin atas orang kaya, dan mengedepankan yang kecil atas yang besar.”
(Wasiat Luqman al-Hakim kepada puteranya)

Rukun hikmah ada tiga: al-ilmu (pengetahuan), al-hilmu (kedewasaan), dan al-anaatu (kehati-hatian).
(ibnu Qoyyim al-Jauziyyah)

Rukun hikmah : Memahami (al-ilmu) sebelum memerintah dan melarang, santun (ar-rifqu) saat melakukannya, dan sabar (as-shobru) sesudah melaksanakannya. (Ibnu Taimiyah)

Thursday, August 25, 2016

Kekayaan Dunia Adalah Untuk Mencari Ilmu

Sesungguhnya harta dan apa yang ada di dunia adalah pelayan badah.
Sedangkan badan adalah kendaraan jiwa.
Adapun yang dilayani adalah ilmu, karena dengan ilmulah diraih kemuliaan jiwa.

- Ihya Ulumuddin, Al Ghazali

Tuesday, August 2, 2016

Berangan-anganlah Kalian! (Para Sahabat Yang Mulia)

Suatu hari Amirul Mukminin Umar bin Khoththob pernah berkumpul bersama para sahabatnya dalam sebuah ruangan seraya berkata: “berangan-anganlah kalian!”, maka salah seorang berujar: “aku berangan-angan seandainya aku memiliki emas sepenuh ruangan ini untuk aku infakkan di jalan Allah dan aku sedekahkan”. Salah seorang lainnya berujar: “kalau aku berangan-angan seandainya aku punya intan dan permata sepenuh ruangan ini untuk aku infakkan di jalan Allah dan aku sedekahkan”. Umar kemudian berujar: “Berangan-anganlah kalian!”. Mereka menjawab: “Kami tidak tahu lagi harus berangan-angan apalagi, wahai amirul mu’minin”. Umar berkata: “aku berangan-angan seandainya ruangan ini penuh dengan orang-orang seperti Abu ‘Ubaidah bin Jarrah, Mu’adz bin Jabal, Salim Maula Abi Hudzaifah, dan Hudzaifah ibnul Yaman”. (HR. Al-Hakim: 5005, sesuai dengan syarat bukhori dan muslim) 

Monday, June 13, 2016

Konsep Ibnu Arabi Tentang Ahlul Bait

Ibnu 'Arabi tidak sepakat untuk mengartikan "Ahl" dalam kata Ahlul Bait terbatas hanya para keluarga atau orang yang berasal dari keturunan Rasulullah SAW. Beliau mengatakan bahwa dalam Bahasa Arab, misalnya istilah "al al-rajul" berarti mereka yang akrab atau dekat dengan orang tersebut.

Syaikhul Akbar juga mengutip ayat Al Qur'an surat 40:46 "..masukkanlah Fir'aun (āl Firʿawn) dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras."Di ayat itu jelas bahwa "āl" di sini tidak merujuk kepada keluarga dari Fir'aun akan tetapi para penasihat dekatnya yang bersekutu dalam kejahatan.

Oleh karena itu penggunaan kata "āl" dalam kaitannya dengan Rasulullah SAW tepat dipahami sebagai mereka yang dekat dengan Rasulullah SAW dalam konteks iman.

Dengan demikian kita bisa memahami ayat Al Qur'an yang menyuruh kita untuk bershalawat; "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk āl Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."(QS [33]:56). Ketika ditanya oleh para sahabat bagaimana mereka dapat melakukan hal itu, Rasulullah SAW bersabda "Katakanlah Allahumma shalli āl Muhammad" - Allah memberkahi mereka yang dekat kepada Muhammad dan - "wa shalli āl Ibrāhīm" dan Allah memberkahi mereka yang dekat dengan millah Ibrahim.

(Adaptasi dan terjemahan dari tulisan Claude Addas berjudul The Muhammadian House: Ibn ʿArabī’s concept of ahl al-bayt di dalam Journal of the Muhyiddin Ibn 'Arabi Society, Vol. 50, 2011)

Tuesday, May 31, 2016

Dalam bukunya yang berjudul Kitab Penglihatan-Penglihatan dalam Mimpi (al-Mubashshiraat), Ibnu 'Arabi mencatat adanya tujuh belas mimpi yang berbeda dari mimpi-mimpi yang lain, hal ini dikarenakan mimpi tersebut berguna untuk orang banyak dan karena berkaitan dengan Rasulullah SAW dan para sahabat. Salah satu mimpi tersebut menggambarkan suatu peristiwa dramatis yang terjadi di suatu masa di alam setelah dunia ini:
Aku melihat dalam mimpiku bahwa Hari Pengadilan telah tiba dan semua manusia dilanda oleh kecemasan yang teramat sangat. Kemudian aku mendengar Al Qur'an dibacakan di 'Illiyiin kemudian aku bertanya: "Siapa gerangan orang-orang yang membaca Al Qur'an pada saat seperti ini dan tidaklah rasa takut melingkupi mereka. Kemudian sebuah suara menjawab, "Mereka adalah para pemangku Al Qur'an." Lalu aku berseru, "Jika demikian aku termasuk salah satu di antaranya!"
Kemudian sebuah tangga terbentang di hadapanku dan aku menaikinya hingga memasuki sebuah ruangan di 'Illiyiin, dimana aku menyaksikan orang-orang tua dan muda bersama sedang melantunkan Al Qur'an di hadapan Nabiyullah Ibrahim, sang khalil, radhiyallahu anhu. Kemudian aku pun duduk di hadapannya dan mulai membaca Al Qur'an dengan dipenuhi rasa aman dan ketenangan, tanpa merasakan takut, cemas atau was-was dengan datangnya hisab.
Sungguh aku tidak mengerti ketakutan macam apa yang menghinggapi kebanyakan orang berkaitan dengan Hari Penghisaban. Sang Rasulullah SAW berkata, "Orang-orang yang akrab dengan Al Qur'an adalah mereka yang akrab dengan-Nya dan merupakan hamba-hamba-Nya yang istimewa." Dan Allah berkata "mereka akan berada di tempat-tempat yang tinggi serta dinaungi oleh ketenangan dan keamanan."
(Terjemahan dari "The Brotherhood of Milk Perspective of Knowledge in the Adamic Clay." Ditulis oleh Stephen Hirtenstein. The Muhyiddin Ibn 'Arabi Society)
--
Pemberian nasihat memiliki syarat dan tata cara tersendiri. Dan di dalamnya dibutuhkan kelembutan. Apabila tidak, maka dia akan berubah menjadi bencana. Kerusakannya lebih banyak daripada kebaikannya.
- Imam Al Ghazali dalam Bidayah al Hidayah

Wednesday, April 27, 2016

Hamba Allah yang berhasil mengendalikan seluruh keinginan pribadi dan kecenderungan alamiahnya akan menerima ganjaran yang agung. Allah akan menganugerahkan kepadanya sebuah penuntunan yang terus menerus, yang akan menjaganya dari tarikan hawa nafsu dan syahwat yang bersifat sementara. Di sisi lain, Allah akan membimbing jiwanya, untuk melindungi sang hamba dari kesesatan.



(Syaikh Muhyiddin Ibnu Arabi dalam Futuhat Makkiyah)