Wednesday, July 3, 2013

Larangan Berdusta



Jadilah orang yang berakal dan jangan sekali-kali berdusta. Engkau berkata, “Saya takut kepada Allah.” Padahal engkau takut kepada selain Allah.

Janganlah engkau takut kepada jin, manusia, atau malaikat. Janganlah takut kepada makhluk sejenis hewan, baik yang dapat berbicara ataupun yang tidak. Janganlah engkau takut terhadap siksaan dunia ataupun siksaan akhirat. Akan tetapi, takutlah pada Zat Yang menyiksa makhluk-Nya dengan siksaan.

Orang yang berakal tidak takut pada kecaman orang yang mengecam. Dia hanya takut kepada Allah. Dia tuli terhadap semua kecaman selain kecaman Allah. Semua makhluk dalam pandangannya adalah lemah, sakit dan fakir. Contoh orang yang berakal adalah para ulama yang dapat mengambil manfaat dari ilmu yang mereka miliki. Para ulama yang benar-benar memahami syariat dan hakikat agama Islam merupakan “dokter-dokter” agama yang bertugas memperbaiki kerusakan agama.

Oleh karena itu, kepada orang yang merasa agamanya telah rusak, hendaklah datang kepada mereka agar mereka dapat memperbaiki kerusakan agamanya. Sementara itu, Zat Yang telah menurunkan penyakit, Dia juga yang menurunkan obatnya. Dia lebih mengetahui berbagai kemaslahatan ketimbang makhluk-Nya. Oleh karena itu, hendaklah engkau tidak menuduh atau menyalahkan Allah dalam perbuatan-Nya atas makhluk-Nya. Engkau lebih pantas untuk disalahkan dan dicaci ketimbang yang lainnya. Hendaklah engkau berkata kepada diri sendiri, “Pemberian itu bagi orang yang taat, tongkat itu bagi orang yang durhaka. Apabila Allah telah menghendaki kebaikan pada seorang hamba lalu dirampas-Nya maka bersabarlah Dia akan mengangkat, memperbaiki, memberi dan mencukupimu.

Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu agar dekat dengan-Mu tanpa ada bencana. Berlemah-lembutlah kepada kami dalam qadha dan takdir-Mu. Jagalah kami dari kejahatan orang-orang jahat dan tipu daya orang-orang yang menyimpang. Jagalah kami sesuai kehendak-Mu. Kami memohon kepada-Mu ampunan dan kebaikan dalam agama, dunia dan akhirat. Dan kami memohon taufik kepada-Mu agar dapat beramal salih dan ikhlas dalam beramal. Amin.

Seorang lelaki menghampiri Syaikh Abu Yazid al-Busthami. Orang itu selalu melihat ke kanan dan ke kiri. Syaikh Abu Yazid bertanya kepadanya, “Ada apa denganmu?”
Orang itu menjawab, “Saya menginginkan tempat yang bersih untuk shalat.”
Syaikh Abu Yazid berkata kepadanya, “Sucikanlah hatimu dari sikap riya dan shalatlah di mana kamu suka.”

Tidak ada yang mengetahui sikap riya kecuali orang-orang yang ikhlas. Mereka pernah berbuat riya dan memberishkan dirinya dari sikap tersebut. Riya adalah suatu tahapan dalam perjalanan suatu kaum yang sering dilalui. Riya, berbangga diri, dan nifak adalah sebagian dari anak panah setan yang dilemparkan ke dalam hati. Oleh karena itu, hendaklah engkau datang kepada para guru dan pelajarilah perjalanan hirup mereka dalam menempuh jalan menuju Allah. Hendaklah engkau bertanya kepada mereka tentang bahaya hawa nafsu dan tabiat buruk. Sesungguhnya mereka telah menguasai bahayanya; mereka telah mengenal bahaya dan kejahatannya sehingga mereka mengalahkan riya. Janganlah tertipu oleh tipuan setan terhadap dirimu. Jangan kalah oleh hawa nafsu, karena nafsu membidikmu dengan anak panahnya. Setan tidak akan mampu menguasaimu kecuali melalui nafsu. Setan dari golongan jin tidak akan mampu menguasaimu kecuali setan dari golongan manusia. Itulah nafsu dan jiwa yang buruk. Berdoalah kepada Allah dan mintalah pertolongan kepada-Nya terhadap (makar) musuh-musuhmu sehingga Allah akan menolong. Kemudian, jika engkau telah menemukan Allah, engkau pun melihat apa yang ada pada-Nya, dan jika engkau telah memperolehnya, maka kembalilah kepada keluarga dan makhluk-Nya dan ajaklah mereka kepada-Nya. Katakanlah kepada mereka, “Bawalah keluarga kalian kepadaku,” sebagaimana Nabi Yusuf a.s. setelah memperoleh kerajaan berkata kepada keluarganya, Bawalah semua keluargamu kepadaku (QS 12: 93)

Orang-orang yang terhalang (al-mahjubun) adalah mereka yang dihalangi Allah Azza wa Jalla dan yang luput dari kedekatan dengan Allah di dunia dan akhirat. Allah Azza wa Jalla berfirman dalam Alquran: Wahai anak Adam, jika Aku lupakan kalian, akan luputlah segala sesuatu dari diri kalian.

Bagaimana Allah tidak melupakanmu, sedangkan engkau berpaling dari-Nya dan dari hamba-hamba-Nya yang senantiasa berbuat baik dengan menyakiti mereka melalui ucapan dan perbuatan, serta berpaling dari mereka, baik secara lahir maupun batin.

Nabi saw. bersabda, “Menyakiti seorang Mukmin adalah lebih berat di hadapan Allah daripada merobohkan Ka’bah dan Baitul Makmur lima belas kali lipat.”

Oleh karena itu, hendaklah engkau menyadari, bahwa akan celaka orang-orang yang selalu menyakiti orang-orang fakir, sedangkan mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah, senantiasa bersikap baik terhadap diri-Nya, serta bermakrifat dan bertawakal kepada-Nya.


Celaka, jika engkau ditarik dari keluarga yang mati, dikeluarkan dari rumah, dan harta yang kau banggakan dirampas. Tidaklah berguna harta itu dan tidak akan dikembalikan lagi. 

(Abdul Qadir Jaelani, Percikan Cahaya Ilahi)

No comments:

Post a Comment