Monday, July 23, 2012

Merenungkan Hari Kebangkitan

Ingatlah, bahwa dua langkah telah terbentang di depan: di dunia dan akhirat, dari dirimu dan Tuhanmu. Tinggalkan yang lahir, niscaya kau akan sampai pada yang batin, dari titik awal sampai puncak. Mulailah dari dalam diri dan berpeganglah kepada Allah. Engkau yang mengawali, Allah yang membawamu pada titik akhir. Ambillah kepahitan dan dudukilah pintu amal, sehingga ketika engkau mencari, akan dekat dari yang dimintai pertolongan. Janganlah duduk di atas kasur, di bawah selimut dan pada pintu yang terkunci, kemudian engkau mencari amal dan prestasi. Dekatkan hatimu dengan dzikir, niscaya Allah akan mengingatmu pada hari kebangkitan. Jadikanlah tafakur terhadap kuburan sebagai pelajaran. Berpikirlah bagaimana Allah akan membangkitkan segenap makhluk-Nya dan mengadilinya di hadapan-Nya. Bila engkau senantiasa memikirkan hal ini, niscaya kekerasan hatimu akan lenyap dan bersih dari kotoran-kotorannya. Bila suatu bangunan berdiri di atas tiang, niscaya dia akan kokoh dan tetap pada tempatnya (tak tergoyahkan). Sebaliknya, bila ia berdiri tidak di atas fondasinya, niscaya dia akan mudah goyah. Bila hatimu dibangun di atas landasan hukum lahiriah, niscaya tidak akan seorangpun yang dapat merubahnya. Sebaliknya, bila tidak, maka keadaanmu tidak akan mantap dan tidak akan sampai pada puncaknya. Para shiddiqin akan membenci dan tidak ingin memandangmu. Wahai engkau yang tidak memahami agama, ingatlah bahwa dunia adalah permainan. Tidak, tiada kemuliaan bagimu. Wahai engkau yang menyimpan rahasia. Engkau membiasakan dirimu berkata kepada makhluk yang bukan ahlinya. Hal seperti itu seharusnya diadukan kepada orang salih. Bila tidak, maka kebisuanlah yang harus dipegang dan memberikan isyarat kepada mereka, bukan perkataan yang jarang. Di antara mereka ada orang yang memerintah dengan perkataan, dan perkataannya dilandasi kebencian. Setelah perkataan itu menjadi berita yang menolong, maka perintah tersebut disandarkan pada sucinya hati dan bersihnya batinmu. Karenanya, Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, “Jika penutup terbuka, maka keyakinan tidaklah bertambah.” Beliau juga berkata, “Aku tidak menyembah Tuhan yang tidak kulihat. Aku melihat Tuhanku dengan hati.” Wahai engkau yang tidak mengenal agama, bergaullah dengan para ulama, berkhidmatlah, dan belajarlah dari mereka. Ilmu diambil dari lisannya. Duduklah bersama para ulama dengan sebaik-baik akhlak. Janganlah memalingkan wajah dari mereka dan ambillah faidah dari mereka supaya engkau mendapatkan ilmu dan kebaikan dari mereka, serta faidahnya melingkupimu. Duduklah bersama orang-orang bijak dengan diam, dan bersama ahli zuhud dengan penuh kecintaan. Orang yang arif, setiap saat semakin dekat dengan Allah dibandingkan dengan saat-saat yang telah dilaluinya. Setiap saat memperbarui kekhusyuan dan kerendahan dirinya di hadapan Allah. Khusyuk dengan penuh kesadaran, bukan lalai kepada Allah. Bertambahnya kekhusyukan sesuai dengan kedekatan kepada Allah. Kebisuannya bertambah sesuai dengan musyahadahnya. Barangsiapa yang mengenal Allah, maka lisan nafsu, tabiat, hawa nafsu, kebiasaan dan wujudnya akan membisu. Dan lisan hati, rahasia, keadaan, dan maqamnya akan berbicara menjelaskan kenikmatan yang dia rasakan. Karenanya, mereka akan duduk dengan diam, supaya mendapatkan manfaat darinya. Karena itu teguklah minuman masak yang memancar dari lubuk mereka. Barangsiapa yang banyak bergaul dengan orang-orang yang mengenal Allah, maka dia akan mengenal dirinya dan menghinakan diri di hadapan Allah. Karenanya dikatakan, barangsiapa yang mengenal dirinya, maka dia akan mengenal Tuhannya. Karena diri, merupakan penghalang antara seorang hamba dengan Tuhannya. Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka dia akan bertawadhu kepada Allah. Karena fithrah manusia bila mengenal Tuhannya, akan takut dan menyibukkan diri dengan mensyukuri-Nya, serta mengetahui bahwa Allah tidak akan mengenalkannya, kecuali bermaksud baik, di dunia dan akhirat. Zahirnya disibukkan dengan bersyukur kepada-Nya, sedangkan batinnya disibukkan dengan memuji-Nya. Zahirnya berpisah, sedangkan batinnya selalu bersama. Kebahagiaannya tersembunyi di dalam, dan kesedihannya nampak pada lahirnya. Keadaan orang ‘arid berbalikan dengan orang mukmin. Kesedihan dalam hatinya dan kebahagiaan terpancar di wajahnya. Dan orang alim, berdiam di depan pintu dan tidak tahu apa yang dikehendaki-Nya, serta apakah akan diterima atau ditolak? Apakah pintu akan dibuka untuknya atau terkunci selamanya? Orang yang mengenal dirinya, maka segala keadaannya kebalikan dari orang Mukmin. Orang mukmin pemilik keadaan yang berubah, sedang orang arif pemilik maqam yang kokoh. Orang mukmin takut pada perubahan keadaannya dan kehilangan imannya. Kesedihannya tersimpan dalam hati, sedangkan kebahagiaannya terpancar dari wajahnya. Dia berkata dengan senyum di hadapanmu, walaupun hatinya diliputi kesedihan. Sedangkan orang arif, kesedihan di wajahnya, karena dia menjumpai orang lain dengan wajah murung, dengan menakut-nakuti, memerintah dan melarang sebagai pengganti Rasulullah saw. Masyarakat berbuat dengan apa yang mereka dengar sehingga perbuatannya mendekatkannya pada Allah yang menjadi tujuan amalnya. Mereka mendengar nasihat tanpa perantara dengan pendengaran hatinya ketika tidak ada orang lain dan ketika tidur, di hadapan Allah dan saat terjaga dengan-Nya. Bila hatimu benar, maka selamanya engkau akan lalai terhadap makhluk dan terjaga di hadapan Allah. Engkau akan selalu berada dalam keramaian, walaupun dalam kesendirian, atau di tengah keramaian. Engkau selalu menghendaki Allah dan hukum-hukum-Nya kembali kepadamu dengan rahasia. Rahasia itu memenuhi hati. Hati memenuhi nafsu muthmainnah. Nafsu memenuhi lisan dan lisan memenuhi orang lain. Barangsiapa berbicara kepada manusia, hendaklah dengan cara ini, atau bila tidak, sebaiknya jangan berbicara. Kegilaan seseorang disebabkan meninggalkan kebiasaan dan perbuatan hawa nafsu, terutama syahwat dan kelezatan. Tidak, sesungguhnya mereka menjadi gila seperti gilanya orang-orang yang hilang akalnya. Hasan al-Bashri berkata sebagai berikut: “Bila engkau melihatnya, akan menyebutnya gila. Dan bial mereka melihatmu, mereka akan berkata, ‘Mereka belum beriman kepada Allah, walau sekejap mata.’ Khalwatmu belum sah. Karena khalwat adalah mengosongkan hati dari segala sesuatu, emngosongkan batinmu, sehingga tidak ada dunia, akhirat dan segala sesuatu, selain Allah. Ini merupakan jalan besar para nabi, rasul dan para wali dan orang-orang salih. Amar makruf dan nahi munkar lebih saya cintai daripada seribu ahli ibadah di lereng-lereng gunung. Pandangan jiwanya meremehkan, pendek dan menolak, sehingga tidak menjadi sebab kerusakannya, kecuali jika mengikuti hati dan rahasia. Janganlah keluar dari pandangan keduanya. Sehingga jiwamu menjadi muthmainnah dan pencarianmu terfokus pada satu tujuan. Bila nafsu seseorang telah mencapai keadaan ini, maka mintalah pembenaran atas kesembronoan mujahadah. Janganlah menilai apa yang dilakukan oleh Allah kepadamu dan makhluk lain. Bukankah engkau telah mendengar firman-Nya:”Dia tidak akan ditanya tentang apa yang dilakukan-Nya. Merekalah yang akan ditanyai oleh-Nya.” Dimana kepatuhanmu kepada Allah, bila tidak memiliki akhlak yang baik. Bila tidak, engkau akan keluar dari dunia sebagai orang yang terhina. Bila engkau memperbaiki adab dan menetapinya, engkau duduk dan memuliakannya. Orang yang mencintai Allah adalah tamu-Nya. Seorang tamu tidak boleh memilih makanan, minuman, pakaian, dan segala sesuatunya dari pemilik rumah. Akan tetapi, dia harus tenang, sabar, dan rela. Oleh karena itu, tidak salah bila dikatakan, “Berbahagialah dengan apa yang engkau lihat dan temui. Barangsiapa yang mengenal Allah, maka dunia akhirat, dan segala sesuatu selain-Nya akan hilang dari hatinya.” Berkatalah karena Allah. Bila tidak mampu, maka diam lebih baik bagimu. Hendaklah hidupmu berada dalam ketaatan. Bila tidak mampu, maka kematian lebih baik bagimu. Ya Allah hidupkanlah kami dalam mentaati-Mu dan bangkitkanlah kami bersama ahli ketaatan kepada-Mu. Amiin. Hasan al-Bashri bertutur: “Orang mukmin adalah orang yang meninggalkan dirinya, serta menemani syaikh yang mengajarinya budi pekerti dan ilmu. Dia tidak pernah berhenti untuk selalu belajar sejak kecil sampai meninggal dunia, dalam keadaan pertamanya: membaca dan menjaga kitab Allah; dan dalam keadaan selanjutnya. Orang alim mengajrakan Sunnah Rasul dan terus memohon pertolongan kepada Allah dalam menetapinya, beramal dengan ilmunya, sehingga amalnya mendekatkannya kepada Allah. Setiap kali dia beramal dengan ilmunya, Allah akan mewariskan pengetahuan yang belum dia ketahui, menguatkan hatinya dalam menapaki hidup. Sesungguhnya ikhlas dapat mendekatkan diri kepada Allah. Bila engkau beramal tetapi melihat, hatimu tidak semakin dekat dengan Allah, maka ketahuilah bahwa engkau belum beramal dan kau terhalang karena unsur yang menghilangkan nilai amalmu. Apakah unsur tersebut? Riya, munafik, ujub. Wahai engkau yang beramal, hendaklah berbuat dengan ikhlas. Bila tidak mampu, maka janganlah bersusah payah. Peliharalah perasaan selalu diawasi Allah, baik saat sepi maupun saat ramai. Merasa diawasi saat ramai saja adalah perilaku orang Munafik, sedangkan merasa diawasi baik di tengah keramaian maupun ketika sendiri adalah perilaku seorang mukhlis. Ingatlah, bila engkau menyaksikan orang yang membaguskan dirinya, maka pejamkan matamu. Saya memandang jiwa, hawa nafsu, dan tabiatmu. Ingatlah pandangan Allah kepadamu dan bacalah: Sesungguhnya dalam pergantian malam dan siang, dan pada semua ciptaan Allah di langit dan di bumi, terdapat tanda-tanda untuk orang-orang yang bertakwa (QS 10:61) Takutlah kepada Allah, pejamkan matamu dari sesuatu yang diharamkan-Nya. Ingatlah pandangan Zat yang senantiasa mengawasi dan mengetahuimu. Bila engkau tidak dapat memandang Allah dan tidak menyimpang dari-Nya, maka cukuplah ibadahmu kepada-Nya dan kau menjadi seorang hamba yang benar dan termasuk golongan yang difirmankan Allah: Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, tidak ada penolong bagimu untuk menguasai mereka (QS 15: 42) Apabila syukurmu kepada Allah telah benar, Allah akan menanmkan dalam hati dan lisan makhluk lain untuk bersyukur dan mengasihimu. Saat itu, tiada jalan bagi setan dan tentaranya untuk menguasaimu. Meninggalkan doa merupakan ‘azimah, dan sibuk dengannya merupakan keringanan. Doa adalah jiwa bagi orang yang tenggelam kepada Allah dan timbangan bagi orang-orang yang tertahan, sampai terlepas dari tahanan dan masuk ke kerajaan. Oleh karena itu, jadilah orang yang berakal. Engkau bergantung pada apa yang kau perbagus. Engkau meninggalkan doa dan tidak membaguskan apa yang kau serukan. Segala sesuatu membutuhkan niat, akal dan teladan, bagi yang tidak tahu, Engkau bergantung pada apa yang kau pikirkan tentang apa yang ada di sisi Allah dan hamba-hamba-Nya yang salih. Karenanya, mengapa kau berprasangka buruk kepada mereka. Jangan terlintas dalam hatimu prasangka buruk kepada pemimpin agamamu dan tentang bagaimana keadaanmu bersama mereka. Janganlah berpaling dari apa yang telah ditetapkan, selagi tidak berlawanan dengan syariat. Mereka berada di hadapan Allah dari sisi zahir dan batin. Hatinya senantiasa tidak merasa tenang dari rasa takut hingga dirinya menjadi tenang dan mempunyai jaminan keselamatan. Bersatulah di bumi wahai hamba-hamba Allah dan para ahli zuhud. Belajarlah dari segala sesuatu berupa berita yang tidak kau ketahui. Selamilah kitab saya yang mengajarkan sesuatu yang tidak pernah kalian temui sebelumnya. Di dalam hati ada kitab. Di dalam rahasia, jiwa dan anggota tubuh ada kitab, yakni tingkatan serta langkah-langkah yang dihitung. Langkah pertama apa yang cocok buatmu adalah bagaimana supaya sampai ke tingkat kedua? Bila Islammu benar, maka bagaimana supaya sampai pada iman? Bila imanmu sudah benar, maka bagaimana supaya sampai pada keyakinan? Bila keyakinan sudah benar, bagaimana supaya kau meraih makrifat dan kewalian? Jadilah orang yang berakal. Engkau tidaklah berada di atas sesuatu. Setiap dirimu mencari kepemimpinan di tengah makhluk tanpa alat yang sesuai. Padahal, menjadi pemimpin bagi makhluk harus diawali dengan zuhud di dunia dari hawa nafsu, tabiat dan kehendak. Kepemimpinan datang dari langit, bukan dari bumi. Kewalian datang dari Allah SWT, bukan dari makhluk. Selamanya, jadilah orang yang mengikuti, bukan diikuti; yang menemani, bukan ditemani. Ridha dengan kehinaan dan kedunguan. Dan di sisi Allah, engkau akan menjadi kebalikannya, maka hal tersebut akan datang pada waktunya. Tunduklah dan serahkandirimu kepada Allah, serta tinggalkan upaya, kekuatan, keberpalingan, dan persekutuanmu dengan makhluk dan dirimu. Beribadahlah senantiasa, yakni menjalankan perintah dan menjauhi larangan, serta bersabar terhadap segala kesulitan. Fondasi itu semua adalah tauhid dan sikap istiqamah. Menetapi amal salih merupakan fondasi dari apa yang kalian putuskan; di atas fondasi apa kau membangun? Niat yang benar tergantung pada perkataanmu? Diammu akan menjadi kesempurnaan bagimu. Bagaimana kau berkata kepada makhluk sebagai pengganti para rasul, karena mereka adalah orang-orang yang senantiasa berbicara dengan makhluk? Apabila mereka telah pergi (meninggal), maka Allah akan membangkitkan para ulama yang beramal dengan ilmunya dan menjadikan para ulama itu sebagai para pewarisnya. Barangsiapa yang ingin menduduki maqam Rasul, maka dia akan menjadi makhluk tersuci pada zamannya dan paling mengetahui tentang hukum dan ilmu Allah SWT. Mereka senantiasa menganggap bahwa urusan ini mudah dan ringan. Wahai kau yang tidak mengenal Allah, para rasul-Nya, dan para kekasih-Nya yang salih. Wahai kau yang bersikap bodoh terhadap diri, tabiat, dunia, dan akhirat mereka. Diamlah sehingga kalian dapat berbicara, hidup, bangkit dan datang. Barangsiapa yang ilmunya dapat menundukkan hawa nafsunya, maka itulah ilmu yang bermanfaat. Bagaimana tidak bermanfaat, sementara dirinya telah mengunci rapat-rapat pintu para makhluk dan membuka pintu Allah yang merupakan pintu terbesar? Apabila penguncian dan pembukaan ini benar bagi seseorang, maka akan hilanglah dia dari keramaian dan muncul dari-Nya rahmat dan akan datanglah khalwat, menuju hatinya dan bertebaran di dalamnya. Akan datang pula kunci-kunci, kulit-kulit bertebaran dan isinya tetap. Jalan hawa nafsu tertutup, dikalahkan dan dipaksa, sehingga jalan menuju Allah terbuka, dan nampaklah jalan besar, jalan yang dikehendakinya, yakni jalan orang-orang terdahulu; para nabi, rasul, dan wali Allah; jalan bersih tanpa kotoran; jalan tauhid tanpa kemusyrikan; jalan penyerahan tanpa pertentangan; jalan kebenaran tanpa dusta; jalan menuju Allah tanpa makhluk; jalan akibat tanpa sebab; serta jalan yang telah dilalui para pemimpin agama, para sultan dan para raja makrifat. Mereka adalah kekasih-kekasih Allah, orang-orang yang dimuliakan, yang menolong agamanya, serta yang kembali dan mencintai agamanya. Ingatlah, bagaimana engkau menyerukan jalan kepada masyarakat, sedangkau kau sendiri menyekutukan dengan dirimu dan orang lain? Tidak ada keimanan bagimu di atas permukaan bumi, jika kau menakuti orang-orang. Tiada kezuhudan, bila di dunia kamu mengharapkannya. Engkau tidak bertauhid bila belum melihat yang lain berada di jalanmu menuju Allah. Orang arif terasing di dunia dan akhirat, zuhud di dalam keduanya dan zuhud terhadap sesuatu selain Allah. Tidak ada kecintaan kepada yang lainnya. Wahai kaum mukmin, dengarkanlah suara saya dan hilangkanlah kesusahan dari dirimu. Bagaimana mungkin kau merasa susah dan mengiba-iba, padahal saya sangat menyayangi kalian, ikut menanggung kesulitan-kesulitan kalian, menambal kelemahan amal-amal kalian, serta menolong kalian semua menuju Allah supaya menerima akal kalian dan menghapus kesalahan kalian? Barangsiapa yang mengenal saya, dia tidak akan berpisah dengan saya sampai maut datang, lalu dia menganggap saya sebagai keinginan, kelezatan, makanan, minuman, dan pakaiannya. Dia akan merasa cukup dengan saya, tanpa yang lainnya. Bagaimana kau tidak mengharapkan saya, padahal saya mengharapkanmu? Saya mengharapkan kemanfaatan dan keselamatanmu dari kekuasaan dunia yang dapat membinasakan dan melalaikan. Kapan engkau menyiapkan penggantinya? Dalam waktu dekat dia dapat membidik dan membunuhmu. Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang mencintai-Nya tertipu oleh dunia, walaupun sekejap. Tidak aman dunia berada dengannya dan tidak meninggalkannya dalam kondisi seperti itu, juga bersama yang lainnya. Allah akan bersama mereka dan mereka akan senantiasa bersama-Nya. Selamanya hati mereka selalu berzikir, hadir di hadapan-Nya, berpaling dari selain-Nya, dan hanya kepada-Nya dia menghadap. Allah bersama mereka dan memelihara serta bersikap ramah kepada mereka. Ya Allah jadikanlah kami termasuk ke dalam golongan mereka dan peliharalah kami sebagaimana Engkau memelihara mereka. Karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat serta jagalah kami dari siksa api neraka. Wahai orang munafik, ingatlah bahwa Allah demikian nyata bagi hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Dia telah memanggil mereka dan mengumpulkan hati para makhluk-Nya bagi hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Dialah yang menundukkan mereka. Dan, dengan sifat munafik, kau ingin mengumpulkan hati para makhluk agar tertuju padamu. Hal itu tidak akan berhasil. Tinggalkanlah syahwatmu dan letakkan di bawah kakimu. Berpalinglah darinya dengan sepenuh hatimu. Jika di dalam dirimu ada sesuatu darinya di dalam ilmu Allah yang terdahulu, maka pada waktunya akan datang kepadamu. Karenanya, tidak dibenarkan bersikap zuhud di dalamnya. Ilmu Allah tidak akan berubah dan tidak berganti. Pada waktunya akan datang bagian yang nikmat, mencukupi dan baik untukmu. Oleh karena itu, sambutlah dengan tangan kemuliaan, bukan tangan kehinaan. Engkau juga telah meraih pahala zuhud di dalamnya. Allah akan memandangmu dengan pandangan kemuliaan karena kau sungguh-sungguh mengusahakannya. Ketika bagianmu telah lepas, maka kau berhubungan dengannya dan mempersiapkan penggantimu. Zuhud di dalamnya tidak sah. Akan tetapi, hendaklah berpaling sebelum datangnya. Belajarlah tentang sikap zuhud dan bagaimana meraih sesuatu. Janganlah duduk di pojokmu dengan penuh kebodohan. Pahamkanlah dirimu baru kemudian beruzlah. Pahamillah hukum-hukum Allah dan beramallah dengannya, kemudaian beruzlah-lah dari segalanya, selain dengan seorang ulama yang mengenal Allah. Sebab, pergaulanmu dengannya, dan mendengarkan ucapannya lebih utama daripada beruzlah. Apabila kau melihat salah seorang dari mereka, maka ikuti dan belajarlah mengenai pemahaman tentang ilmu yang berkenaan dengan Allah dan makrifat kepada-Nya. Pahamilah perkataanya dengan pendengaranmu, sebab ilmu diambil dari lisan orang seperti itu, yakni para ulama yang mengetahui hukum-hukum Allah. Apabila engkau telah benar dalam hal tersebut, maka menyendirilah tanpa nafsu, setan, hawa nafsu, tabiat, kebiasaan dan pandangan orang lain. Jika uzlahmu benar maka para malaikat, ruh orang-orang salih dan cita-cita mereka akan berada di sekelilingmu. Sesungguhnya menyendiri dari makhluk adalah dengan aturan ini. Bila tidak, maka kesendirianmu adalah kemunafikan dan menyia-nyiakan waktu tanpa hasil, kau akan berada dalam api di dunia dan akhirat. Di dunia akan mendapatkan panasnya bahaya, sedangkan di akhirat akan disiapkan neraka bagi orang-orang yang munafik dan kafir. Ya Allah anugerahkanlah ampunan, penutup, pembebasan, dan tobat kepada kami. Janganlah engkau menyingkap penutup kami dan jangan pula Engkau menyiksa kami karena dosa-dosa yang kami lakukan. Ya Allah Wahai Zat Yang Maha Mulia. Engkau telah berfirman, “Dialah yang menerima tobat hamba-hamba-Nya dan memaafkan keburukan-keburukan mereka.” (QS 26: 25) Oleh karena itu, ampunilah diri kami dan maafkanlah kami. Amiin. Celakalah, bila kau meninggalkan ilmu, bergembira dan marah seperti gembira dan marahnya orang-orang bodoh. Kebahagiaanmu akan dunia dan penerimaan makhluk terhadap dirimu dapat membuat lupa akan hikmah dan hal itu dapat mengenaskan hatimu. Orang Mukmin tidak akan bergembira, kecuali dengan Allah. Bila demikian, maka berbahagialah. Apabila dunia dan kelezatannya ada di dalam ketaatan kepada Allah, hal itu akan bermanfaat bagi para pengkhidmat Allah dan akan mengubah mereka karena ketaatan mereka kepada Allah. Peliharalah rasa takut kepada Allah senantiasa, di malam hari dan siang hari hingga dikatakan ke dalam hati dan batinmu: Janganlah kalian berdua takut, sesungguhnyaAku bersama kalian; Aku mendengar dan melihat (QS 20: 46) Sebagaimana hal tersebut pernah dikatakan kepada Nabi Musa dan Harun. Akan tetapi, kau tidaklah seperti mereka, karena kau hanya mengumpulkan dan memelihara ilmu tanpa pengamalan, sehingga tidak salah bila kau tidak mewarisinya. Sebab, pewarisan hanya benar bila dengan ilmu, amal dan ikhlas. Saya tahu kedudukanmu. Janganlah memperpanjang keinginan pada sesuatu yang tidak akan diberikan kepadamu. Sesuaikanlah dirimu dengan apa yang ditetapkan oleh Allah. Tidak ada salahnya, karena Allah akan menolongmu, bersikap lembut kepadamu, akan meringankan beban-beban dirimu, serta akan mengasihimu di dunia dan akhirat. Orang mukmin, bila kuat imannya, maka disebut orang yang yakin. Jika kuat keyakinannya, maka disebut arif. Bila ma’rifatnya kuat, maka disebut alim. Bila ilmunya kuat, maka disebut pecinta. Bila cintanya kuat, maka dia disebut orang yang dicintai. Bila semuanya sudah benar, maka dia disebut sebagai orang kaya, orang yang didekatkan, dan orang yang ramah dengan mendekati Allah. Allah akan menampakkan kepadanya rahasia hukum-hukum ilmu, masa lalu dan masa yang akan datang, serta perintah dan takdir-Nya. Hal itu bergantung pada tujuan dan apa yang dia berikan, berupa kekuatan hati dan keluasannya. Kemudian dia senantiasa teguh bersama Rabb-nya dan mengeluarkan makhluk dari dalam hatinya. Apabila ilmu Allah yang terdahulu datang kepadanya bersama makanan, minuman, pakaian dan wanita yang dinikahi, dia tidak akan mendapatkan orang yang dapat meraihnya karena tidak ada yang memberikan jalan kepadanya. Dia akan menemukan Allah untuk meraihnya, supaya amalnya tidak batal dan Allah menciptakan makhluk lain, serta menumbuhkannya supaya tidak batal apa yang telah dirancang dengan ilmu-Nya, kemudian orang tersebut akan menelan bagiannya sebagaimana seorang anak kecil menelan makanannya. Seperti seorang ibu yang menyodorkan sari anggur yang dimasak ke dalam mulut anaknya yang menetek. Bagiannya hilang di mulutnya dan dia terbisa untuk memakannya. Sebagaimana kebiasaan orang sakit yang meraih minuman. Bahkan, yang terdahulu, ini mendidik orang mukmin, yang arif dan membidangi dengan mengambil kebaikan untuknya dan menolak kerusakannya. Tangan rahmat menghadapinya dari arah kanan dan kirinya. Bahkan kelembutan akan meliputinya. Wahai engkau yang kecewa, yang tidak mengenal Allah dan tidak berhubungan dengan rahmat-Nya. Wahai orang yang tidak beruntung dan memutuskan hubungan dengan Allah dalam hatinya serta tidak berhubungan dengan-Nya secara rahasia dan berpegang kepada kelembutan dan karunia-Nya. Kepada kalian kaum mukmin, ingatlah bahwa Allah menguasai pendidikan hati para shiddiqin, dari kecil sampai besar. Ketika Allah menimpakan ujian kepadanya dan melihat kesabarannya, maka hati orang tersebut semakin dekat kepada-Nya. Bahaya-bahaya tidak dapat memaksa dan membebaninya. Bagaimana membebaninya padahal dia berjalan dan hatinya bersayap seperti burung yang terbang? Jadilah pelayan masyarakat. Ridhalah kepada mereka, berkhidmatlah kepada mereka. Apabila teru melakukan ini, maka kau akan menjadi pemimpin. Barangsiapa yang bertawadhu kepada Allah dan hamba-hamba-Nya yang salih, Allah akan mengangkat derajatnya di dunia dan akhirat. Jika kau menanggung suatu masyarakat dan berkhidmat kepada mereka, maka Allah akan mengangkat kedudukanmu bagi mereka dan menjadikanmu pemimpinnya. Lantas bagaimana bila kau berkhidmat kepada hamba-hamba pilihan-Nya? Ya Allah, alirkanlah kebaikan dari tangan dan lisan kami, serta jadikanlah kami sebagai ahli kelembutan dan pertolongan-Mu [] (Syaikh Abdul Qadir Jailani)

No comments:

Post a Comment